chapter bonus

1.2K 131 9
                                    

Vote nya Jangan lupa
.
.
.

Perlahan matahari mulai turun kepermukaan,di ganti oleh bulan berbentuk sabit yang indah.

Tepat di dapur sebuah rumah minimalis sederhana, tangan-tangan lentik seorang pria terlihat sedang bermain dengan pisau dan sayuran di atas talenan.
Tubuhnya semakin kurus sejak dua tahun yang lalu,kadang kala juga pikiran nya berkelana memikirkan masa lalu yang tidak ia miliki di masa sekarang.

"Apa yang kau pikirkan dear?"

Sampai sebuah tangan kekar melingkar di pinggangnya membuat sang empu terkejut.

Pria yang di panggil dear itu berusaha menyingkirkan dua tangan di pinggang nya,namun pria lain di belakangnya malah semakin mengeratkan pelukannya.

"Hangus"

Ucapnya lagi tepat di telinga membuat nafas hangat itu menggelitik sembari tangannya mematikan kompor.
Sayuran yang tadi nya dimasak untuk makan malam sudah hangus, gosong.

"Lepaskan tanganmu, Namjoon"

Pria yang di panggil Namjoon itu terkekeh merdu, sesekali bibir tebalnya mengecup telinga pria dalam dekapan nya.

Salah satu tangan Namjoon menggenggam tangan pria yang berada dalam dekapannya,di jari tengah mereka terdapat sebuah cincin sakral yang menandakan bahwa mereka telah menikah.

"Sudah dua tahun Seokjin dan kau masih tidak ingin di sentuh oleh ku? Aku suamimu"

Seokjin menelan ludah nya karena tenggorokan terasa kering.
Dua tahun lalu, Namjoon dengan segala rencana nya berhasil menyelamatkan nyawa mereka dari yang namanya maut,memang Namjoon sengaja membawa para polisi itu ke jurang yang sebelumnya sudah ia persiapkan dengan matang, tepat di bawah jurang sudah ada pengaman seperti busa kasur sehingga jika mereka terjatuh dari atas akan selamat walaupun beberapa tulang mereka patah, juga baju Anti peluru yang Namjoon pasang pada tubuhnya membuat peluru polisi gagal bersarang pada dadanya.

Dua mayat yang sebelumnya Namjoon bunuh sengaja di persiapkan sehingga membuat seolah-olah mereka sudah tiada dalam kecelakaan itu.

Namjoon dengan kekuasaan di luar Korea mampu membawa mereka ke rumah Namjoon yang berada di los angeles, mengganti identitas mereka sebagai warga negara Korea menjadi warga negara Amerika.

Dan di sanalah kisah mereka di mulai dari awal lagi, perjanjian yang Namjoon buat untuk melepaskan Jungkook dan Jimin sebagai gantinya Seokjin harus menjadi miliknya, Seokjin yang masih bersalah atas kematian ibu Namjoon itu menyetujui, menurutnya ini adalah sebuah bayaran atas dosa yang sudah ia lakukan.

Seokjin perlahan membalikkan badannya, menatap orang yang sampai saat ini masih memegang hati nya, sekarang sudah menjadi suaminya, tetapi rasa benci juga terselip di dalam hati Seokjin untuk Namjoon.

"Aku rindu adik-adik ku"

Ucap Seokjin dengan jujur, Namjoon membuang nafas panjang, ucapan yang sama seperti hari-hari sebelumnya.
Tangan besarnya perlahan menyentuh pipi Seokjin yang semakin tirus.

"Ingat janji mu, menurut mereka kita sudah mati Seokjin,kau hanya punya aku sekarang"

Seokjin mengangkat kepalanya,sejauh ini ia tinggal dengan Namjoon memang pria itu banyak berubah, tidak lagi membunuh orang karena apa yang ia inginkan sudah terkabul, Seokjin mengelus rahang Namjoon yang terdapat bekas jahitan di sana.

"Maaf,kita pesan makanan online saja ya"

Namjoon tahu Seokjin merasa sangat rindu dengan keluarga nya yang dulu, melihat kedua bola mata itu berair membuat Namjoon merasa bersalah, perlahan Namjoon memeluk tubuh Seokjin dengan erat.

Hakim Min [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang