chapter 18

1.2K 134 14
                                    

Vote nya Jangan lupa

.
.
.

Bibir tipis yang awalnya berwarna merah muda itu kini berwarna pucat, getaran halus pada bibir itu terlihat nyata, reaksi alami bagi seseorang yang sedang ketakutan.

Seorang reporter yang sudah tidak terlihat keberadaan nya sejak tiga hari lalu tanpa jejak saat ini sedang terbaring lemah dengan mata tertutup kain hitam,kasus hilangnya dirinya di yakini adalah ulah Mr.J bahkan polisi sudah mencari keberadaan nya tetapi tidak ada yang menemukan nya, bagaimana bisa ketemu jika yang menyembunyikan nya adalah kepala polisi itu sendiri.
Bawahan nya tampak bodoh mengerahkan seluruh tenaga untuk mencari satu orang reporter yang diyakini menyimpan beberapa bukti tentang Mr.J padahal reporter itu sudah lebih dulu tertangkap seperti tikus.

"Tuhan tolong bantu aku"

Kata itu terus saja terucap dari belah bibir nya sejak awal kedatangan nya di tempat gelap dan pengap ini.

"125. Kau sudah berdoa kepada Tuhan untuk yang ke 125 kali tapi Tuhan mu tidak membantu mu sama sekali"

Hoseok tersentak kaget mendengar suara yang ia yakini berjarak sangat dekat,ia tak mendengar pria yang menculiknya itu masuk ke dalam ruangan nya.

"Sebagai seorang ateis aku tidak percaya akan tuhan, jadi aku sarankan kepada mu untuk berhenti berdoa karena itu akan sia-sia"

Tubuh Hoseok semakin bergetar mendengar ucapan itu,merasa ngeri harus satu ruangan dengan orang yang ia anggap gila.

"Setidaknya aku akan tunggu sampai besok membiarkan mu hidup,aku ingin lihat apakah tuhan mu akan membawa seorang malaikat untuk membantumu?"

Kekehan yang terdengar mengerikan membuat Hoseok semakin ketakutan, apalagi saat pria yang ia tidak tahu siapa itu memberinya jangka waktu untuk hidup, dirinya masih ingin tetap hidup seperti sebelumnya.

Sampai keheningan kembali melanda saat pria itu keluar dari ruangan karena ada seseorang yang mengetuk pintu,Hoseok ingin berteriak minta tolong berfikir mungkin itu adalah kurir atau tetangga sebelah, Hoseok tak yakin mereka tinggal bersebelahan dengan seorang tetangga,baru saja Hoseok hendak berteriak minta tolong,pria yang menculiknya itu tertawa mengerikan, Hoseok bungkam tak jadi berteriak.

"Ingin berteriak? Minta tolong? Silahkan, karena yang datang adalah teman ku,disini tidak ada orang lain kecuali kita Jhope,oh aku lupa memberitahu mu bahwa ruangan ini kedap suara"

Seringai itu tampak terlihat jelas di belah bibir Namjoon,ia merasa senang melihat wajah ketakutan korban nya.

Namjoon meninggalkan Hoseok sendiri dalam ketakutan nya,ia bergegas pergi untuk membuka pintu,sebelum itu tak lupa ia mengunci kamar yang di dalamnya ada Hoseok.

"Sudah membawa nya Kris?"

Kris mengangguk sekilas kemudian ia memberikan bungkusan kepada Namjoon, terlihat wajahnya kusut sejak kemarin, bagaimana tidak lesu jika kekasihnya masih belum di temukan.

"Ingin membunuh siapa lagi dengan sianida ini?"

Namjoon mengangkat ujung bibirnya,tentu ingin membunuh kekasih mu yang sudah membuat mu kacau belakang ini, begitu kata Namjoon dalam hati.

"Rahasia,ini memang gaya ku membunuh kan,kau tau aku sejak dulu"

Kris adalah orang yang sudah membantu Namjoon sejak dulu,Kris adalah orang yang mengoperasi Jantung Jimin,jantung hasil donor ibu nya.
Karena saat itu Namjoon sangat marah ia sampai membunuh ibu Kris dan mengancam akan membunuh orang terdekatnya juga jika Kris tidak ingin membantu nya mencari keberadaan Jimin,Kris adalah dokter yang setiap harinya memberikan Namjoon sianida untuk membunuh.
Tidak tahu saja jika Namjoon saat ini menahan kekasih nya, Namjoon tahu sejak awal Hoseok diam-diam mencari tahu keberadaannya dan mencoba memecahkan kasus nya,Hoseok ingin balas dendam kepada nya karena Namjoon sudah membunuh adiknya, seorang anak kecil yang dibunuh tepat di depan mata Bora.

Hakim Min [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang