chapter 3

1.4K 171 5
                                    

Vote nya jangan lupa
.
.
.

Di dalam ruangan yang sedikit pengap dan lampu gantung yang remang cahaya, seorang pria berwajah tampan itu duduk dengan gelisah, sangking melebihi tampannya sampai terlihat cantik, walaupun gurat wajahnya menggambarkan betapa khawatir nya ia saat ini tetap tertutup dengan keanggunan wajahnya, kepala polisi sampai terpanah melihat wajah nya.

"Kumohon bantu aku"

Bahkan suara lemah penuh permohonan itu tak dihiraukan oleh pria berseragam yang duduk berhadapan dengan nya.

"Hem akan ku usahakan"

Tatapan penuh puja itu tak hilang sejak awal kedatangan pria dengan pakaian sedikit lusuh itu.

"Ini sudah lebih dari 24 jam sejak ia pergi dari rumah dan tak pulang,dia tak punya teman untuk menjadi tempat tujuan menginap"

Jemari lentik itu terus bertautan dengan gelisah,pria berseragam dihadapan nya mengangguk setelah mendengar pernyataan yang kesekian.

"Sudah coba dihubungi?"

Pria berparas rupawan itu mengangguk kuat,tentu ia sudah lebih puluhan kali mencoba menghubungi remaja yang sudah ia anggap adik nya itu,tetapi sang adik tak mengangkat panggilan dari nya.

"Bawahan ku sudah mulai bergerak mencari adik mu,kau harus menenangkan diri, bagaimana kalau kita keluar minum teh Seokjin-ssi?"

Pria rupawan itu a.k.a Seokjin menatap pria berseragam dengan nametag Kim Namjoon diseragamnya ragu, sifatnya yang tidak enak menolak itu membuat nya serba salah,jujur jika Seokjin sedikit tidak nyaman dengan tatapan Namjoon kepadanya sejak awal ia datang, tatapan itu seakan menelanjangi nya.

"Maaf,saya harus pergi menjemput adik saya yang lain"

Buru-buru Seokjin bangkit dari duduknya namun Namjoon dengan cepat menahan lengan Seokjin tapi dengan cepat pula Namjoon melepaskan pegangannya karena Seokjin menatap nya dengan tajam, Namjoon cukup sadar diri dengan kelancangan nya.

"Berikan nomor ponsel mu"

Kening Seokjin mengerut dalam, bukan ingin sok jual mahal tetapi untuk apa nomor ponsel warga biasa seperti nya di kontak kepala polisi?

"Aku butuh untuk mengabari mu tentang Park Jimin"

Seokjin sempat berfikir sejenak karena alasan Namjoon yang cukup masuk akal, setelah banyak pertimbangan akhirnya Seokjin memberikan nomor ponsel nya.

Seokjin kembali melirik arloji ditangan nya,niat untuk menjemput Jungkook bukan alasan belaka agar menolak tawaran kepala polisi, Seokjin memang harus pergi ke sekolah Jungkook untuk membayar uang sekolah Jungkook.

"Terimakasih"

"Kalau begitu permisi"

Bahkan senyum tampan Namjoon diabaikan begitu saja, padahal Namjoon sengaja memberikan senyum agar dimple miliknya terlihat dan berharap Seokjin terpanah seperti banyak orang, tetapi sayangnya tidak.

"Pria yang cukup menarik"

Di sisi lain...

Jungkook berdiri di depan gerbang sekolah, wajah nya terlihat kusut karena lagi-lagi teman nya banyak yang usil, sebenarnya bukan teman karena mereka tak ingin berteman dengan Jungkook, beberapa siswa tadi kembali menjatuhkan kuah kimchi pada baju seragam nya yang mulai menguning, warna putih pada bajunya sudah mulai pudar, maklum saja karena baju ini bekas Seokjin dan Jimin semasa sekolah.

Tangan-tangan Jungkook mencoba mengelap noda pada bajunya menggunakan tisu tetapi tak kunjung hilang,jika Seokjin tahu maka Seokjin akan marah karena ia dirundung teman-teman sekelasnya.

Hakim Min [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang