Vote nya Jangan lupa
.
.
.Tubuh Seokjin tersentak kaget mendengar suara pintu kamar mandi terbuka,ia tak sanggup untuk berbalik melihat sang kekasih.
"Dear? Oh? Kau sudah melihatnya?"
Namjoon dengan santai memakai pakaian Seokjin yang di letakan di atas kasur, Seokjin tak kunjung berbalik sampai ia sudah selesai mengenakan pakaian nya, Namjoon tahu Seokjin ketakutan, terlihat dari bahu lebar pria itu yang bergetar samar.
Nafas Seokjin tercekat saat Namjoon menyentuh kedua bahunya, sesekali kedua tangannya mengelus bahu lebar Seokjin yang bergetar.
"Kupikir kau ingin melihat video yang lain"
Tangan Namjoon terulur menekan video lainnya yang berdurasi sepuluh menit, Seokjin tak bisa bergerak karena kedua tangan Namjoon mengukungnya diantara meja.
"Yah! Ini bagian terbaik nya"
Tangan Seokjin mengepal kuat, rasanya mual melihat video di depan nya yang masih berputar, tangan Namjoon kini menggenggam tangan Seokjin yang terkepal erat diatas meja.
"Kau lihat dear? Aku suka bagian ini, dimana lidah Sehun ku potong menggunakan pisau kater"
Seokjin memejamkan matanya kuat, nafasnya kian memburu, tenaga nya seakan hilang menguap begitu saja.
Namjoon yang masih berdiri di belakangnya menyeringai,ia memang sengaja membawa flashdisk dari kamera nona Bora,dua video dimana saat nona Bora merekam dirinya diam-diam sedang membunuh seseorang dan video dimana ia sendiri yang merekam dirinya sedang membunuh Sehun.
Tak menyangka Seokjin cepat sekali menemukan flashdisk nya."Dear"
Nafas Namjoon menggelitik di telinga Seokjin membuat empunya dengan tenaga yang tersisa mendorong Namjoon menjauh,nafas Seokjin terasa sesak, hatinya sakit karena tak menyangka jika orang yang ia cintai akan sekejam ini.
Kedua mata bulat Seokjin perlahan mengeluarkan cairan bening, keringat dingin pun mulai bermunculan di kening,tentu Seokjin sangat takut berada satu ruangan dengan seorang pembunuh yang sudah menjadi buronan selama empat tahun."Kenapa?"
Bahkan suara itu terdengar sangat lirih,hati Namjoon sempat tergerak karena tak tega.
"Kenapa? Kau tanya kenapa aku melakukan ini?Ck!"
Namjoon terkekeh merasa lucu,senyum seringai pada bibirnya tak luntur sedikit pun.
"Harusnya aku yang tanya kepada mu Seokjin, kenapa kau mengambil jantung ibuku untuk diberikan kepada Jimin?"
Mata Seokjin membulat, nada suara Namjoon berubah dingin membuat Seokjin semakin menciut,apakah pria dihadapannya ini anak wanita yang sudah mendonorkan jantungnya kepada Jimin?
"Kau..?"
Seokjin terlihat waspada saat Namjoon berjalan mendekati nya, Seokjin buru-buru mundur untuk menghindar dari Namjoon.
"Padahal ibuku masih ingin melihat ku menjadi seorang polisi, padahal ibuku masih ingin melihat ku bahagia, padahal ibuku masih ingin melihat indahnya dunia tapi karena kau ibuku tiada lebih cepat!"
Seokjin menggelengkan kepalanya lemah, Seokjin tidak pernah merenggut apa yang Namjoon katakan.
Saat itu,Jimin dalam masa kritis,jantung Jimin bocor total dan harus segera di angkat, Seokjin terus berdoa semoga ada yang bersedia mendonorkan jantungnya untuk Jimin, sampai dokter yang menangani Jimin memberikan solusi,ada seorang wanita paruh baya yang tak lama lagi akan pergi dari dunia,dokter itu berkata jika wanita itu ingin mendonorkan jantung untuk orang yang membutuhkan agar hidup nya tak sia-sia di dunia, Seokjin tentu saja menerimanya, segera ia menandatangani surat pendonoran jantung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hakim Min [END]
Mystery / ThrillerKasus pembunuhan yang tidak pernah terpecahkan selama tiga tahun kembali terjadi. Pembunuh yang dikenal sebagai Mr.J membawa sebuah pertemuan antara seorang remaja nakal yang suka mencuri dan seorang hakim muda bermarga Min, hakim min memiliki alter...