chapter 9

895 131 7
                                    

Vote nya Jangan lupa
.
.
.

Ruangan yang di dominasi oleh warna putih dengan aroma khas bau obat-obatan terlihat tenang,tak ada suara kecuali suara patient monitor yang terus berbunyi.

Perlahan mata jernih itu terbuka,merasa asing dengan ruangan yang ia tempati, pakaian nya pun sudah berganti dengan pakaian piyama rumah sakit,di tangan nya juga terdapat selang infus.

Semakin matanya di paksa untuk terbuka semakin ia merasakan sesak, bukan sesak karena gumpalan asap hitam tetapi sesak karena ada seseorang yang mengunci pergerakan tubuhnya yang lemah,orang di atasnya kini sedang mencekik nya tanpa ampun.

"Halo Jimin,how are you?"

Seketika mata Jimin terbelalak, kedua tangannya yang lemah terus meronta menyingkirkan tangan besar yang kini sedang mencekik nya, walaupun Jimin terus berusaha untuk melihat wajah pria di atas nya ia tidak akan berhasil,pria di atas nya mengenakan pakaian serba hitam dan wajahnya ditutupi topi sehingga Jimin hanya bisa melihat bibir itu terus menyeringai.

"Introducing, my name is Mr J"

'Deg'

Nafas Jimin memburu hebat setelah ia bangun dari mimpinya,mimpi yang sangat mengerikan,entah kenapa mimpi itu seperti nyata, bahkan keringat dingin mulai membasahi tubuh nya.
Bagaimana bisa ia didatangi oleh Mr.J di dalam mimpinya, sungguh itu mengerikan.

Jimin tidak ingat bagaimana bisa ia sampai terbaring di rumah sakit,yang bisa ia ingat hanya ia pergi ke panti bersama Seokjin dan Jungkook lalu kobaran api dan..?

"Hyung?"

Jimin terlonjak kaget saat sebuah tangan mengelus bahu nya,ia menoleh kearah Jungkook yang kini memakai pakaian serba hitam dan topi hitam, mengingatkan nya dengan mimpinya barusan.

"Hyung mimpi buruk?"

Jimin tidak menjawab,ia terus memperhatikan penampilan Jungkook yang sedikit mencolok karena warna serba hitam.

"Kenapa dengan pakaian mu hari ini?"
Suara Jimin terdengar serak dan lirih karena baru bangun dari koma.

Jungkook duduk di bangku tepat di samping ranjang Jimin,ia mengelus tangan Jimin yang tidak di pasang infus,
Kepalanya tertunduk terlihat sedih.

"Baru saja pergi ke pemakaman,eomma meninggal"

Jimin merasakan dadanya sesak seperti tertimpa bobot Berton-ton, setetes air mata mengalir dari ujung matanya, perlahan Jimin mengangkat tangan nya dan mengusap kepala Jungkook,ia tahu Jungkook juga merasakan sedih seperti dirinya.

"Maaf Hyung tidak bisa menolong eomma"

Mendengar itu Jungkook dengan segera menggelengkan kepalanya, syukur-syukur Jimin bisa selamat keluar dari kobaran api.

"Hyung istirahat lah, jangan memikirkan hal lain karena itu bukan salah Hyung"

Terdengar pintu tertutup rapat setelah Jungkook pergi,Jimin kembali sendiri di kamar ini,ingin memejamkan matanya tetapi tidak bisa, sampai suara pintu kembali terbuka mengalihkan atensi Jimin, seorang dokter masuk dengan masker yang menutupi mulutnya.

Jimin yang masih lemah itu hanya terbaring menyaksikan dokter yang sejak kedatangan nya tidak buka suara, sang dokter mengeluarkan sebuah suntik yang awalnya Jimin pikir akan mengeluarkan infus karena infusnya sudah mulai habis.

Suasana menjadi tegang karena tidak ada satupun dari mereka yang buka suara, apalagi sang dokter tidak membawa seorang suster satu pun membuat Jimin sedikit menaruh curiga.

Hakim Min [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang