chapter 21

787 118 5
                                    

Vote nya Jangan lupa
.
.
.

Sore itu Jimin dan Yoongi pergi kerumah sakit untuk menjenguk Seokjin, mereka di beritahu lewat telepon bahwa Seokjin kemarin sudah sadar,dengan semangat Jimin berlari di lorong rumah sakit agar cepat-cepat sampai kekamar rawat Seokjin.

"Jimin jangan lari-lari"

Rasanya Yoongi sudah seperti seorang ayah yang menjaga anak nakal nya.
Yoongi hanya khawatir dua hal jika Jimin masih berlari di lorong rumah sakit,pertama Jimin menabrak banyak perawat bahkan beberapa pasien yang lewat juga, kedua pantat Jimin. Yoongi tidak ingin membahas ini lagi tetapi oh ayolah Jimin masih terbaring di atas ranjangnya tadi pagi,belum sembuh sepenuhnya apalagi bagian bawahnya,Jimin seharian terus merengek karena sakit tetapi sekarang ia seperti tidak merasakan sakit apapun.

Dengan nafas tersengal-sengal,Jimin berhenti tepat di depan kamar rawat Seokjin, dengan membawa satu plastik buah kesukaan Seokjin, bibirnya terus tersenyum lebar ingin cepat-cepat menemui Hyung nya.

"Sudah lari-lari nya?"

Berbeda dengan Jimin yang terengah-engah,Yoongi terlihat santai karena ia tidak berlari.

"Pantat mu kan masih sakit,kenapa lari-lari? Hyung tidak ingin dengar nanti malam Jimin merengek lagi seperti tadi pagi"

Jimin mengerucutkan bibirnya kesal,kenapa Yoongi suka sekali membahas tentang dirinya yang sakit,tidak kah ia lihat kedua pipi Jimin sudah merona.

"Hyung berhentilah membahas tentang pantat! Aku sudah baik-baik saja,demam ku sudah turun dan pantat ku tidak sakit lagi"

Mata sipit Jimin memincing kearah Yoongi yang sedang terkekeh lucu,Jimin benar-benar terlihat imut.

"Benarkah? Sudah sembuh? Coba sini Hyung periksa"

Yoongi mendekatkan wajahnya kearah wajah Jimin, senyum seringai tampak terlihat di belah bibir nya membuat Jimin merinding,dengan lancang Yoongi meremas pantat Jimin membuat empunya terkejut,Jimin memekik kaget sembari memukul Yoongi dengan kuat.

"Hyung jangan macam-macam! Ingin mati?"

Yoongi kembali terkekeh sembari mengusap kepalanya yang terasa sakit, pukulan Jimin memang tidak main-main.

Setelah perdebatan kecil itu,Jimin membuka pintu kamar, bibirnya yang semula tersenyum lebar bahkan sampai menampakkan gigi-gigi rapi nya seketika luntur dalam sekejap, Seokjin di sana masih terbaring menutup mata. Jimin merasa sedikit kecewa.

"Jimin kau datang"

Jimin menatap Namjoon yang baru saja keluar dari kamar mandi, matanya kini menatap kearah Seokjin yang sudah tertidur kembali, sebelum Jimin kemari, Namjoon sudah lebih dulu menyuruh dokter suruhan nya untuk membius Seokjin agar kembali tidur,ia tidak ingin Seokjin berbicara dengan Jimin.

"Katanya sudah sadar"

Jimin menundukkan kepalanya lesu, sampai ia merasakan usapan lembut di puncuk kepalanya.

"Iya,tadi Seokjin memang sudah sadar tetapi ia kembali terlelap, katanya ngantuk" jawab Namjoon sembari membawa Jimin dan Yoongi untuk mendekati Seokjin.

Jimin meletakkan buah-buahan nya di atas meja dekat dengan ranjang Seokjin,ia kemudian duduk di samping Seokjin dan mengelus tangan Seokjin.

"Padahal Jimin berusaha datang lebih cepat agar bisa melihat Hyung,Jimin rindu suara Hyung"

Yoongi membuang nafas nya perlahan,Jimin memang sudah sibuk dari rumah untuk cepat-cepat datang menemui Seokjin tetapi saat sampai Seokjin malah kembali tertidur.

Hakim Min [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang