Le temps est un grand maître, dit-on. Le malheur est qui'il tue ses élèves.
"Waktu adalah guru yang hebat, kata mereka. Sayangnya dia membunuh murid-muridnya."
"Temukan Xavier. Jika sulit menemukannya, cari Putri Anastasia, beliau tahu dimana Xavier berada. Jika kau berangkat sekarang, kau mungkin bisa menemukan Putri Anastasia di menara Schere. Kau harus membawa Xavier ke Istana Utama secepatnya."
Begitulah pesan dari Elle sebelum dia dimasukkan ke dalam penjara bawah tanah atas tuduhan pembunuhan terhadap Raja Vlad. Jadi pagi itu, meski matahari belum sepenuhnya terbit di atas langit kelabu negeri kami, aku beserta ratusan pasukan serigalaku baik yang sudah dewasa dan terlatih maupun yang masih kecil, muda dan susah diatur berlari ke Schiereiland.
Aku tidak berani menghitung korban jiwa. Lebih tepatnya, aku tidak bisa. Ada terlalu banyak korban jiwa baik di medan pertempuran di hutan duri mawar yang mistis nan aneh, maupun di sepanjang jalan menuju reruntuhan menara Schere. Yang paling membuatku sedih adalah kematian beberapa serigala dalam pertempuran itu. Mereka yang tewas adalah para serigala muda yang belum sepenuhnya terlatih. Aku mengenal mereka semua. Aku hafal nama dan wajah mereka semua serta alasan mereka bergabung ke Pasukan Serigala Winterthur karena aku yang merekrut mereka dan menerima sumpah mereka. Adrik yang berusia empat belas tahun baru bergabung setahun yang lalu karena ingin membawa kehormatan untuk keluarganya yang tinggal di desa. Dominik yang berusia dua belas tahun ingin mengikuti jejak mendiang ayahnya yang juga sudah lebih dulu menjadi anggota Pasukan Serigala. Ivan yang berusia tujuh belas tahun bergabung dengan Pasukan Serigala agar memiliki uang yang cukup untuk melamar gadis yang dia cintai. Maksim, Sergei, Viktor, Aleksei, Edmon, aku mengingat mereka semua sebagai adik-adikku yang harusnya dapat kulindungi. Mereka semua adalah tanggung jawabku.
Tidak hanya para serigala, aku juga harus menanggung kematian orang-orang yang tidak kukenal. Seorang pedagang yang baru akan berangkat ke pasar menjadi sarapan Demyan saat si pedagang lewat di depan si serigala cilik. Seorang wanita penghibur dengan aroma parfum menyengat yang sepertinya baru akan pulang menjadi santapan dua serigala lapar. Seorang anak, seorang kakek tua, seorang ibu, tua maupun muda, perempuan maupun laki-laki, siapa pun warga Schiereiland yang kebetulan berada di jalanan saat kami lewat tidak pernah sempat melihat matahari terbit pagi itu. Mereka semua mati. Itulah yang terjadi saat aku akhirnya membawa para serigala muda yang sulit dikendalikan untuk turun dari gunung Elbrus.
Kami pada akhirnya berhasil menemukan Xavier. Xavier pada akhirnya berhasil menjadi Raja. Dan Raja kami itu pada akhirnya berhasil menyelamatkan Elle dan orang tuaku dari hukuman mati. Mengulur waktu, lebih tepatnya. Kami belum sepenuhnya selamat dari pemenggalan. Tapi paling tidak, nasib kami jauh lebih baik dari puluhan, mungkin ratusan orang yang tewas pagi itu.
Setiap kali aku merasa bersalah atas semua kematian 'tidak disengaja' itu, setiap kali aku memikirkan betapa aku tidak bisa melatih para serigala atau memimpin mereka, ayah pasti akan berkata,
"Bukan salahmu. Tapi kau tetap akan terus merasa bersalah. Kau harus terus menanggung beban rasa bersalah itu. Dengan begitu kau tidak kehilangan rasa kemanusiaanmu."
Seolah kata-katanya akan bisa mengembalikan nyawa-nyawa yang telah hilang, aku mengangguk dan berhenti memikirkan semuanya. Itu memang salahku. Aku memang bertanggungjawab atas semua kematian itu. Aku tidak akan mengelak. Tapi aku tidak boleh selamanya terlarut dalam rasa bersalah itu dan tidak melakukan apa pun. Ada banyak tugas menanti. Dan yang hidup, harus tetap menjalani kehidupan. Aku mengingat moto hidup keluarga kami, Dingin seperti es, tajam seperti taring serigala, tak terpatahkan seperti pedang. Kami tidak diizinkan untuk berlama-lama terlarut dalam duka dan kesedihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lotus of East Palace
FantasyLanjutan dari 'The Rose of The South' Lee Yeon-Hwa menghabiskan seluruh hidupnya untuk berlatih agar dapat menjadi ksatria wanita. Impiannya terwujud. Di usianya yang ke dua puluh tahun kini dia sudah menjadi salah satu ksatria wanita Pasukan Montre...