Chapter 14 : Yeon-Hwa

103 15 4
                                    

승자는 결코 시도하길 멈추지 않는다.

"Pemenang tidak pernah berhenti berusaha."


Seluruh tubuhku sakit sampai rasanya aku tidak akan bisa turun dari ranjangku pagi ini. Itu, kemudian ditambah kepalaku yang luar biasa pusing. Aku tidak benar-benar ingat berapa botol anggur yang kuhabiskan semalam. Aku bahkan tidak ingat bagaimana aku bisa berada di kamarku.

Aku ingat menyelesaikan tarianku diiringi tepuk tangan meriah semua orang termasuk Pangeran Haru. Aku ingat Putra Mahkota Orient itu menghampiriku secara khusus dan mengatakan bahwa aku diterima sebagai penari utama di Istana Matahari. Aku ingat Elias datang entah dari mana saat aku sedang mencarinya. Aku ingat berteleportasi ke Dong-gung dan tidak ada siapa pun di sana—Shuu dan Kaze benar-benar tidur lebih awal malam itu. Aku ingat kami mencuri beberapa botol anggur dari ruang penyimpanan di bawah tanah—yang sebenarnya tampak sangat megah dan luas dengan interior seperti salah satu ruangan yang ada di Istana Utama Nordhalbinsel. Aku ingat sempat mengagumi ruangan luas itu cukup lama. Aku bahkan ingat mendengar suara desahan Diana dan Riz dari kamar yang ada di ruang bawah tanah. Lalu aku dan Elias pergi ke balkon lantai tiga untuk minum anggur sambil memandangi bintang sebagai perayaan keberhasilanku masuk ke Istana Matahari.

Aku tidak ingat apa pun yang terjadi setelah itu.

Aku bahkan tidak ingat berganti pakaian!

"Yeon-Hwa!" Kaze berteriak memanggilku dari luar kamar. Suara nyaringnya rasanya bisa menghancurkan kepalaku. Dia menerobos masuk dan menarik tanganku. "Ayo cepat keluar." Katanya.

"Tidak bisakah aku tidur saja seharian ini? Badanku sakit semua. Kepalaku pusing. Aku mau muntah." Aku masih berbaring, menolak untuk beranjak dari tempat tidurku.

Kaze sepertinya memanggil Shuu lewat telepati mereka karena detik berikutnya Shuu masuk ke kamarku membawa air di baskom. Dia menggunakan air itu dan menggunakan kekuatan Naga Air untuk menyembuhkanku. Dalam waktu singkat, seluruh nyeri yang kurasakan hilang. Meski kepalaku masih agak pusing. Aku mungkin memang harus keluar dan menghirup udara segar.Jadi aku mengikuti Kaze dan Shuu untuk keluar ke halaman Dong-gung.

Aku mengerti kenapa Kaze tampak begitu semangat ingin mengajakku keluar. Sepertinya Taman Surga pindah ke Dong-gung atas restu dari Sang Langit semalam. Ini seperti keajaiban. Mungkin memang mukjizat.

Taman Surga adalah taman milik kekaisaran yang merupakan hadiah dari seorang Kaisar untuk permaisurinya di masa lalu. Taman tersebut begitu indah sehingga pernah dinobatkan sebagai taman paling indah di seluruh dunia. Kurasa Taman Surga kini punya pesaing. Taman Dong-gung tampak bisa menggeser keindahannya mulai hari ini.

Beberapa pohon bunga sakura tumbuh di sepanjang pinggir jalan setapak dari gerbang menuju ruang depan Dong-gung. Masing-masing pohon dipenuhi bunga sakura yang bermekaran. Bangunan ini sendiri dirambati oleh mawar-mawar rambat yang juga bermekaran. Tanah ditutupi rumput-rumput hijau. Bunga-bunga lotus yang mengisi kolam ikan bermekaran. Kupu-kupu beterbangan. Udara menjadi lebih hangat dan dipenuhi aroma bunga. Kepalaku tidak pusing lagi karena menghirup udara ini seolah udaranya mengandung obat pengar. Mataku dimanjakan dengan pemandangan dari beraneka warna bunga-bunga yang entah bagaimana bermekaran di halaman Dong-gung. Padahal semalam semuanya masih tampak normal. Atau mungkin semalam aku terlalu mabuk untuk memperhatikan perubahan pada halaman depan ini. Bagaimana bisa Riz dan Diana merombak taman mereka dalam semalam?

"Riz, kau harus menaikkan harga anggur!" Ucapku langsung begitu melihat si pemilik Dong-gung masuk dari luar gerbang. Sepertinya dia baru saja membeli bubur untuk sarapan kami. "Siapa pun yang minum di sini pasti akan menikmati pemandangan indah yang langka ini. Kau harus menaikkan harga anggur. Aku berani jamin tidak akan ada yang protes."

Lotus of East PalaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang