Berkeluarga (S.2)

328 43 13
                                    

Awas typo ya. Puasa lho ya, Rara update sekarang bacanya bisa nanti.

Btw yang mau kenalan sama Rara lebih lanjut lagi, kalian bisa save nomor Watsapp Rara, ceritanya kita silahturahmi gitulah. Cek profil Rara ya? Yang mau aja sih.

Hari ini memasuki minggu pagi, dirumah besar dengan gaya modern seorang wanita cantik berkulit seputih salju sedang berkutat dengan alat dan bahan dapur nya. 

"Nyonya?" Panggil seorang pelayan dalam rumah tersebut kepada wanita cantik itu.

"Ada apa bi?"

"Ada yang bisa saya bantu?" Wanita cantik itu menggeleng kan kepalanya.

"Terimaksih, tapi tidak perlu bi. Bibi kerjakan yang lain saja ya.... Aku bisa mengerjakan ini semua bi, seperti biasa" Pelayan dengan usia kepala empat tersebut mengangguk. Untuk urusan masak memasak wanita cantik itu sebisa mungkin tidak  melibatkan pelayan, bukan tidak percaya hanya saja selagi ia bisa mengerjakan urusan rumah tangga sendiri mengapa harus orang lain? Pelayan dirumah besar itu hanya diisi oleh 3 pelayan, 2 sopir, dan 10 keamanan. Sebenarnya nyonya dari rumah itu mengatakan tidak perlu memakai pelayan, dan untuk keamanan sekiranya 2 orang saja sudah cukup, tapi si tuan rumah ingin yang terbaik untuk kenyamanan dan keselamatan istri dan anaknya.

Sebulan yang lalu sebenarnya si tuan rumah menyediakan 25 pelayan, 5 sopir dan 45 keamanan, saat itu awal pernikahan mereka. Dan si nyonya rumah tidak setuju, bukan masalah biaya untuk membayar para pekerja, tetapi untuk apa sebanyak itu? Untuk pelayan? si nyonya rumah merasa mampu untuk membereskan rumah mereka dan ia tidak mau ada banyak pelayan, ia tidak mau jadi istri yang manja, itulah yang dikatakan si nyonya rumah. Sopir? Nyonya rumah juga bisa membawa mobil 2 sopir untuk rumah saja cukup. Dan terakhir keamanan? untuk apa sebanyak itu 5 orang saja sebenarnya sudah cukup tapi tuan rumah kokoh dalam pendirian nya. Akhirnya dengan segala cara si nyonya rumah berhasil mempersedikit pelayan, sopir dan juga keamanan, walaupun terjadi sedikit pertengkaran. Memikirkan itu membuat wanita cantik itu tersenyum sendiri.

Wanita cantik itu menata hasil masakan nya dibantu oleh pelayan diatas meja makan dengan rapi.

"Terimaksih bibi dan eonni" Ucap wanita itu.

"Sudah tugas kami nyonya" Ujar kedua pelayan tersebut.

"Kalau begitu aku keatas dulu ya, bibi, eonni" Kedua pelayan tersebut mengangguk dan tersenyum. Sungguh nyonya mereka sangat ramah dan baik, tak heran kedua pelayan tersebut sangat menghormati walaupun nyonya mereka masih sangat muda.

Wanita cantik tersebut membuka pintu kamar milik putranya. Kamar tersebut di penuhi dengan berbagai karakter kartun dari dinding, pajangan, kasur dan lainnya.

Wanita itu tidak menemukan sosok putranya diruangan tersebut, tetapi terdengar suara gemericik air yang bersumber dari dalam kamar mandi, sudah dipastikan anak lelaki nya sedang mandi. Wanita itu menyiapkan pakaian yang akan dikenakan oleh putranya.

Pintu kamar mandi terbuka menampilkan sosok anak laki-laki berusia tujuh tahunan, dengan kimono mandinya yang melekat ditubuh mungilnya. "Mommy? Pagi" Sapa anak itu menghampiri ibunya yang sedang menata tempat tidurnya.

"Pagi pahlawan mommy, kamu harum sekali" Balas wanita itu mengendus tubuh anak lelaki nya yang bernama Yeonjun.

"Tentu saja, Yeonjun kan selalu harum" Wanita cantik itu tersenyum manis.

"Kalau begitu cepat pakai pakaian mu, setelah itu turun ke bawah ya? Mommy membangunkan Daddy dulu, atau mau mommy bantu memakai nya?" Ujar wanita itu.

"Yeonjun sudah bisa memakai pakaian sendiri mommy, Yeonjun kan sudah besar"

"Anak pintar, mommy bangga pada Yeonjun, kalau begitu mommy keluar. Ingat, langsung turun ke bawah untuk sarapan"

Ex Amore Est Habitus Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang