14. Sang Diplomat

331 28 17
                                    


_________________________________________

"Lo belum tahu kejadian setelah lo pingsan di kantin."

"Emang ada apa?"

"Setelah lo dibawa ke rumah sakit sama Nauval, gue sempet bilang sama Farez kalo apa yang dia lakukan ke lo itu udah kelewat batas."

"Tapi dia nggak nyadar kan?"

"Dia sadar kok. Waktu itu dia menyesal dengan perbuatannya. Gue suruh dia minta maaf sesegera mungkin. Setelah gue dapet informasi tentang rumah sakit tempat lo dirawat, gue suruh dia jenguk lo. Farez setuju, dia bertekad untuk minta maaf ke lo. Tapi setelah kita sampai nyali Farez langsung ciut ketika mendengar kalo ayah kamu akan bertindak mencari pelaku yang membully lo. Akhirnya dengan segala pertimbangan Farez nyuruh gue untuk tetap masuk dan jenguk lo."

"Payah gitu aja nggak berani."

"Cerita gue belum selesai, Dhika."

"Ya udah lanjut."

"Memang Farez terlalu takut untuk ketemu lo lagi setelah kejadian itu. Setelah ada kabar kalo lo keluar dari rumah sakit, Farez nungguin lo setiap hari di sekolah. Kalo berangkat dia ngecek ke kelas lo dulu. Pas istirahat juga dicek lagi. Sampai jam pulang sekolah dia juga ke kelas lo. Dia cuma berharap bisa ketemu lagi sama lo untuk minta maaf. Karena setiap hari lo nggak masuk kelas, Farez nanya ke wali kelas lo. Informasi pertama lo memutuskan untuk home schooling. Tapi setelah beberapa minggu kita dapet informasi lagi kalo lo pindah sekolah. Setelah itu Farez merasa bersalah banget. Setiap hari di kelas dia nggak fokus. Sampai waktu ujian nasional nilai dia merosot tajam. Dan dia juga gagal masuk SMA favorit. Setelah Farez tahu kalo lo pindah ke Cakrabuana, akhirnya dia juga memutuskan untuk sekolah disini juga. Ini bukannya gue mengarang cerita biar lo bisa nerima Farez lagi, tapi gue ngomong apa adanya ke lo."

"...."

Gue tambah bingung anjir harus berbuat apa. Kalo dari cerita Mas Athar, gue rasa dia beneran nyesel sama perbuatannya. Tapi sebenernya gue nggak mau kalo harus denger ini dari orang lain. Kalo bisa gue denger langsung dari mulut Mas Farez.

"Gini ya, Mas. Kalo misalnya memang Mas Farez menyesali perbuatannya, gue pengen bukti dari dia. Dan kalo Mas Athar ke sini atas perintah Mas Farez, tolong bilang sama Mas Farez suruh dia jelasin semuanya sendiri ke gue. Dan membuktikan kalo dia beneran udah menyesal."

Mas Athar kembali terdiam, dan tiba-tiba pamit pulang. Gue rasa memang bener dia disuruh Mas Farez biar bisa negosiasi dengan gue. Kalo gue jadi Mas Athar sih gue nggak akan mau. Tapi kasihan juga Mas Athar dari dulu disuruh-suruh terus sama Mas Farez.

•••

Cakrabuana sangat berbeda hari ini. Pembelajaran ditiadakan dan diisi dengan acara ulang tahun sekolah. Ada beberapa pertunjukan, katanya sih ada band terkenal dan beberapa artis yang akan hadir. Biasanya kalo HUT sekolah memang ditunggu oleh semua siswa. Buat gue sih selama nggak ada pelajaran mah asik-asik aja.

Semua siswa berkumpul di aula, karena tempat pelaksanaannya emang disini. Bahkan ada yang dari pagi buta udah disini. Kalian pasti tahu siapa. Bener banget anak-anak OSIS. Mereka udah kek babu sekolah gitu. Suruh itu suruh ini, kelihatannya aja keren tapi aslinya babu. Canda babu :v

Gue juga sempet liat ada beberapa anak klub musik. So pasti ada Mas Farez disana. Kata anak-anak Cakrabuana, Mas Farez itu kalo udah pegang gitar gantengnya bertambah. Lah emang ganteng dari dulu kali, bahkan sebelum negara api menyerang dia udah ganteng duluan. Dan katanya juga, Mas Farez dan bandnya udah beberapa kali tour ke luar kota, terus ada juga yang nawarin buat rekaman. Tapi dengan alasan nggak bisa meninggalkan pelajaran, Mas Farez menolak tawaran itu.

Aku Mau Dia [BL] || End ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang