_________________________________________"Kamu ada hubungan apa dengan Charles Benz Alexander?" Tunggu nama itu kan client ayah yang pernah ke rumah.
"Itu papa saya, om."
Papa?! Jadi itu ayahnya Mas Farez.
"Om Charles yang dulu pernah ke rumah, Yah?"
"Iya, Dhika. Dulu ayah pernah ngenalin kamu kan."
"Om kenal sama papa?"
"Sangat kenal, Farez. Papa kamu temen masa kecil om. Dan sekarang juga partner bisnis terbaik."
Gue baru tahu om Charles itu temen ayah. Yang gue tahu cuma dia partner bisnis ayah.
Perbincangan kita berhenti karena pelayan hotel menyajikan beberapa makanan. Sebenernya untuk masalah ayah yang kenal papanya Mas Farez, ada positifnya tapi ya juga ada negatifnya sih. Positifnya mungkin nggak susah untuk mengenal papanya Mas Farez. Tapi kalo negatifnya ya nggak mungkin dia sama seperti ayah yang bisa menerima Mas Farez kaya ayah menerima gue.
"Oh iya papa kamu udah tahu hubungan kamu sama Dhika?"
"Belum, Om."
"Om harap kamu segera memberitahu papa kamu. Jangan sampai dia tahu dari orang lain."
"Baik, Om. Emmm maaf kalo om sendiri bagaimana dengan hubungan saya dengan Dhika?" Mas Farez menggenggam tangan gue tapi dibawah meja jadi ayah nggak tahu.
"Nanti om jelasin ke kamu. Sekarang kita makan dulu aja ya."
Jelas peraturan ayah mutlak. Ketika sedang makan sama sekali nggak boleh berbicara sedikitpun. Kalo sama ayah dituntut untuk fokus ke makanan.
"Jadi, gini." Ayah kembali buka suara setelah makan malam selesai.
"Kamu tahu sendiri kan, Farez. Dhika ini anak saya satu-satunya. Semua akan saya lakukan demi kebahagiaan dia. Termasuk soal pasangan. Om nggak terlalu memaksakan Dhika soal pasangan. Selama dia nyaman dan dia bahagia, saya akan dengan senang hati merestuinya." Tangan ayah menggenggam tangan gue. Mas Farez sih masih melongo kek nggak percaya.
"Jadi, om..."
"Iya, Farez. Om merestui kalian. Selama kamu bisa membahagiakan Dhika. Dan ingat ini baik-baik. Jangan sampai anak kesayangan om berlinang air mata gara-gara kamu. Udah terlalu banyak air mata yang dia keluarkan. Om juga nggak akan segan-segan membuat perhitungan jika kamu berani menyakiti hati Dhika." Ekspresi Mas Farez langsung berubah. Tadinya seneng sekarang jadi tertunduk dan takut sih gue liat.
"I...ii...iya, om. Siap."
Beruntung gue punya ayah yang punya pandangan luas dan modern. Dia dengan senang hati menerima hubungan gue dan Mas Farez. Yang notabene bukan hubungan lazim kek orang lain.
"Ya udah kalian lanjut aja dinnernya. Ayah masih ada meeting."
"Jam segini, yah?"
"Iya, sayang. Maaf ya ayah nggak bisa lama nemenin kamu sama Farez."
Ayah meninggalkan gue dan Mas Farez di hotel. Gue paham sama kesibukan ayah. Tapi sesibuk-sibuknya ayah dia masih bisa sisain sedikit waktunya untuk gue.
"Gimana, Mas? Kamu bisa nggak nepatin janji kamu ke ayah?"
"Bisa, kok. Tapi aku baru tahu ayah kamu segarang itu."
"Nggak kok sebenernya dia nggak segarang itu. Ya mungkin sama calon menantu jadi harus ditegaskan dulu. Kalo nggak dia bisa pergi sama yang lain."
"...."
![](https://img.wattpad.com/cover/303914086-288-k626277.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Mau Dia [BL] || End ✓
Novela Juvenil[⚠️ SEBELUM BACA BUDAYAKAN FOLLOW DULU DAN JANGAN LUPA KASIH BINTANG JUGA SETIAP PART-NYA!!!! NGGAK SUSAH KOK CUMA TINGGAL KLIK AJA!!!!⚠️] Warning‼️ Ini adalah cerita Boys Love, Gay Story, BXB, dan apapun istilahnya. Pokoknya cerita tentang cowok ya...