27. Prince Fanhaz

154 14 1
                                    


_________________________________________

Sesuai janji kemarin. Mas Farez jemput gue pagi-pagi banget gue aja belum bangun. Karena masih pagi jadi kita memutuskan sarapan dulu. Biasanya sih Mas Farez paling nggak mau kalo disuruh sarapan. Mungkin sekarang laper kali. Salah siapa abis subuh langsung jemput.

Selesai sarapan dan gue juga udah siap, kita langsung berangkat ke sekolah. Tadi gue juga sempet dandanin Mas Farez dulu. Soalnya dia udah berantakan banget apalagi rambutnya. Jadi sedikit gue rapihin lah biar tambah ganteng.

Akhirnya setelah hampir ratusan drama terjadi, kita berangkat ke sekolah. Selama perjalanan kita ya biasa lah ngobrol ringan.

"Oh iya wolf. Fanhaz udah berangkat?"

"Tumben kok tiba-tiba kamu nanyain Fanhaz."

Gue kepikiran sama kelakuan aneh Fanhaz akhir-akhir ini. Nggak tahu kenapa ada something yang membuat dia jadi beda gitu.

"Kamu ngerasa ada yang aneh sama Fanhaz nggak sih?"

"Nggak kok biasa aja."

Apa mungkin cuma perasaan gue aja ya. Ya gini-gini gue juga peduli sama adik ipar gue.

"Emang ada apa sih, bunny?"

"Eh nggak kok. Aku terlalu berlebihan mungkin."

Nggak lama kita sampai di sekolah. Didepan gerbang sekilas gue liat ada Fanhaz dan dia dibonceng pake motor sport. Kayaknya gue pernah liat motornya tapi nggak tahu dimana dan siapa yang punya motor itu.

"Wolf, itu Fanhaz kan?"

"Mana?"

"Itu loh di pos security. Dia sama siapa?"

"Loh itu kan motornya Athar?"

"Hah? Mas Athar? Dia berangkat sama Mas Athar?"

"Tadi sih bilangnya mau naik bus sekolah."

"Kan apa aku bilang. Ada yang aneh sama Fanhaz. Atau jangan-jangan dia pacaran sama Mas Athar."

"Gini aja nanti aku coba nanya ke Athar. Terus kamu nanya Fanhaz."

"Niatnya juga gitu, wolf. Ya udah aku masuk kelas ya."

"Oke bunny. Have fun on your day."

"You too."

Mas Farez mencium kening gue sebagai salam perpisahan beberapa jam. Nggak selamanya kok.

Kecurigaan gue selama ini akhirnya menemukan titik terang. Walaupun belum jelas bener atau nggaknya. Tapi gue yakin mereka ada hubungan spesial. Kalo sama Mas Athar sih gue setuju. Selama gue kenal Mas Athar dia orangnya baik, dewasa dan mungkin setia. Soalnya dia sahabat Mas Farez dari dulu.

Saat gue ke kelas, kondisi kelas masih ramai. Fokus gue langsung tertuju ke Fanhaz. Dia duduk di mejanya dan menatap handphone sambil senyum-senyum sendiri. Yes gue juga pernah jatuh cinta. Jadi gue paham betul gimana gelagat orang yang lagi jatuh cinta.

Ketika gue duduk disampingnya pun dia masih fokus sama hpnya.

"Emang harus se fokus itu?"

"...."

Fine gue dicuekin anjir.

"Eh kutil kuda!!!"

"Kamu udah lama sampe?"

Sabar. Sabar. Sabar. Untung lo adik ipar gue kalo bukan udah gue seret ke rooftop terus gue dorong jatuh ke bawah. Biar mati sekalian.

"Udah. Sampe lima tahun yang lalu."

Aku Mau Dia [BL] || End ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang