25. Anniversary

173 16 2
                                    


_________________________________________

Nggak kerasa gue udah kelas 11. Ini hari pertama gue masuk sekolah sebagai kelas 11. Walaupun nggak ada bedanya sih. Temen masih sama aja, paling kelasnya yang pindah. Dan guru-gurunya juga keknya beda.

Masih agak males sih sebenernya. Soalnya juga habis libur panjang kenaikan kelas. Gue sih liburan sama ayah aja. Kita ke Cappadocia, it's my dream. Emang tempatnya indah banget sih. Nggak heran kalo mba Kinan segitu marahnya sama Mas Aris gara-gara ngajak selingkuhannya ke Cappadocia.

Kenapa nggak liburan bareng sama ayang? Nggak papa sih ya. Mas Farez sih sebelum liburan udah bilang pengen liburan bareng gitu. Tapi berdua aja. Jadi kek honeymoon nggak sih. Gue nggak nolak. Masa diajak honeymoon nggak mau. Tapi tiga hari sebelum liburan. Mas Farez ngebatalin rencananya. Dia dan keluarganya pergi ke Sidney, untuk nengok mamanya yang lagi sakit. So honeymoon kita ditunda.

Ada sedihnya sih. Tapi ya nggak papa lah masih ada lain waktu. Akhirnya gue lebih memilih liburan bareng ayah.

Nggak cuma itu, Mas Farez sampai hari ini belum kembali ke Indonesia. Katanya sih kondisi mamanya belum stabil jadi belum bisa ditinggal.

Walaupun gue harus ldr sementara tapi komunikasi kita masih lancar. Mas Farez setiap hari selalu nelfon gue. Inilah cara terbaik mempertahankan hubungan. Komunikasi harus lancar dan kepercayaan antar pasangan harus diutamakan.

Sumpah gue gabut banget di sekolah. Temen yang biasa nongkrong sama gue malah nggak ada. Siapa lagi kalo bukan Fanhaz. Sejak gue tahu dia adiknya Mas Farez, kita jadi semakin deket. Dia sahabat sekaligus adik ipar gue.

Ketika istirahat pertama tiba-tiba Mas Farez nelfon gue. Posisi gue lagi dikantin.

["Hai bunny. Gimana hari pertama kamu di kelas sebelas"]

"Bosen wolf."

["Kok bosen?"]

"Iya lah bosen soalnya nggak ada kamu."

["Maaf ya, bunny. Doain aja biar mama cepet sehat jadi aku bisa pulang."]

"Iya nggak papa kok. Mama kamu lebih membutuhkan kamu untuk saat ini."

["Oh iya kamu udah bilang Athar suruh ijinin aku ke wali kelas?"]

"Udah kok kebetulan tadi pagi ketemu sama Mas Athar di depan gerbang."

["Oke makasih banyak ya."]

"Eh udah dulu ya, wolf. Aku mau makan dulu. Nanti aku telfon kamu lagi."

["Oke, bunny. Have fun on your day."]

"Thanks, wolf. Oh iya kamu jangan sampe telat makan. Aku nggak mau kamu ikutan sakit disana. Kalo sakit nggak ada yang ngerawat kamu kan repot."

["Siap, bunny. Love you."]

"Love you more."

Nggak nyangka hampir satu tahun hubungan gue dan Mas Farez. Nggak banyak yang berubah sih. Semua masih sama. Kalo ada pertengkaran wajar lah dalam hubungan. Nggak ada hubungan yang mulus kek jalan tol. Tapi kuncinya satu, kalo salah satu jadi api salah satunya harus ngalah untuk jadi air. Kalo sama-sama jadi api justru akan memperkeruh suasana. Jangan gengsi untuk mengalah. Apa lagi minta maaf. Walaupun itu bukan sepenuhnya salah kita, tapi salah satu harus punya keberanian untuk minta maaf duluan dan mengalah demi hubungan.

Jangan berasumsi kalo sering mengalah kamu akan jadi lemah. Kalo yang gue rasain sih nggak kayak gitu. Justru karena itu kalo Mas Farez punya salah tapi gue yang minta maaf duluan dia malah jadi kek paham dengan kesalahannya sendiri. Jadi pasangan kita nggak akan jadi orang yang keras kepala atau bahkan nggak mengakui kesalahannya sendiri.

Aku Mau Dia [BL] || End ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang