_________________________________________Hampir tiga tahun gue nggak melihat bahkan tahu keberadaan salah satu sahabat gue. Sekarang dia dihadapan gue tapi dia kek menganggap gue orang asing. Dia nggak seheboh dulu. Dia bukan seperti sosok Rinjani yang mungkin empat belas tahun jadi sahabat gue.
Mama Mas Farez menyuruh Rinjani duduk bersama kita. Gue bingung kalo memang dia diundang kenapa nggak dari tadi dia muncul. Bahkan papanya Mas Farez juga kelihatan kaget melihat Rinjani.
"Jadi, Rinjani ini sekertaris pribadi mama. Dia mengikuti program kuliah kilat dan dia lulus dengan nilai terbaik. Setelah itu dia bekerja sama mama."
Kok bisa gue aja masih SMA dia kuliah udah kelar. Gimana ceritanya.
"Terus kenapa mama ngajak dia ke sini?" Celetuk Fanhaz. Gue suka lo hari ini Fanhaz. Itu juga terlintas di pikiran gue. Ngapain ni anak ke sini. Mana sekarang sombong banget nggak nyapa gue lagi. Dia lupa apa gue pernah jadi sahabat dia.
"Ini Rinjani sahabat kamu kan, bunny?" Tanya Mas Farez berbisik di telinga gue.
"Kayaknya sih iya."
"Kok dia kayak nggak kenal kamu?"
"Iya lah, wolf. Sekarang dia udah sukses, udah punya semua yang dia mau. Jadi wajar lah dia lupa sama aku. Kalo kata pepatah harta tahta lupa dengan sahabatnya."
Mas Farez paham dengan perasaan gue. Dia menggenggam tangan gue dibawah meja. Gue mencoba untuk tetap terlihat tenang dan nggak peduli.
"Jadi, mama ngajak dia ke sini karena mama mau dia jadi anak mama."
"...."
Langsung hening.
"Maksud mama? Mama mau adopsi dia?" Mas Farez buka suara.
"Velove? Maksud kamu gimana?" Papanya Mas Farez menyusul membuka suara.
"Bukan adopsi kok. Maaf ya pa. Mama nggak kasih tahu papa sebelumnya. Tapi keputusan mama udah bulat. Mama mau dia jadi anak mantu mama."
"...."
"Jadi, gini. Perusahaan yang mama dan papa kalian bangun harus ada yang mewarisinya. Harus ada penerus di masa depan. Mama nggak mau kalo penerus perusahaan jatuh ke tangan orang lain selain dari keluarga kita. Makanya itu Farez kamu harus menikah dengan Rinjani."
Degg. Jantung gue kayak berhenti.
"Kenapa harus Farez, Ma?" Protes Mas Farez.
"Ya karena kamu anak pertama. Kamu pemegang tahta selanjutnya."
"NGGAK!! Farez nggak mau di jodohkan kaya gini. Farez udah punya pilihan Farez sendiri, ma!"
"Siapa? Dhika? Apa dia bisa hamil dan kasih kamu keturunan?! Penerus perusahaan nggak cuma berhenti di kamu. Tapi harus ke anak kamu, cucu kamu secara turun temurun."
"Mama nggak pantas ngomong kaya gitu. Farez berhak memilih kebahagiaan Farez sendiri!"
"Oke silahkan. Tapi semua aset kamu mama sita. Termasuk Penthouse yang papa beliin buat kalian berdua akan mama sita."
Air mata gue nggak bisa dibendung lagi. Gue mencoba menyembunyikan tapi gagal.
"Farez dengerin mama. Kamu memang punya hak untuk bahagia. Tapi kalo kamu memilih Dhika untuk bersama kamu mama nggak akan pernah setuju bahkan ngasih restu. Apa yang kamu harapkan dari laki-laki ini?! Memang dia anak sahabat mama tapi tetap aja dia nggak pantas untuk bersanding dengan kamu, apa lagi jadi mantu mama. Mama nggak akan rela!"
"Maaf sa..saya harus pergi." Gue pergi sambil menyeka air mata gue.
"Dhika!! Tunggu!!"
"Ngapain dikejar?! Mama nggak mau kamu mengikuti ego kamu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Mau Dia [BL] || End ✓
Teen Fiction[⚠️ SEBELUM BACA BUDAYAKAN FOLLOW DULU DAN JANGAN LUPA KASIH BINTANG JUGA SETIAP PART-NYA!!!! NGGAK SUSAH KOK CUMA TINGGAL KLIK AJA!!!!⚠️] Warning‼️ Ini adalah cerita Boys Love, Gay Story, BXB, dan apapun istilahnya. Pokoknya cerita tentang cowok ya...