_________________________________________"Hai Dhika."
"Na....Nauval?!"
"Yes it's me."
Ini bukan mimpi kan.
"Lo Nauval Kenzie Vernando?!"
"Iya, Dhika. Ini gue sahabat lama lo."
Gue langsung meluk Nauval. Nggak peduli ada Mas Farez. Gue kangen banget sama sahabat gue yang satu ini anjir.
"Gue kangen sama lo."
Dasarnya emang gue orangnya cengeng banget. Jadi ya nangis sampe ingusan nggak papa lah. Udah lama banget gue nggak meluk Nauval. Dulu hampir setiap momen kesedihan gue pasti ada Nauval yang menjadi tempat sandaran gue.
"Iya, Dhik. Gue juga kangen sama lo." Balas Nauval sambil melepaskan pelukannya.
"Wolf, kamu kok nggak bilang kita mau ketemu Nauval?!" Tanya gue dengan ekspresi kesel.
"Sengaja biar surprise."
"Lo nggak sekalian panggil dia anjing, Dhik. Tanggung kalo panggil dia wolf."
"Dih. Iri bilang bos."
Sengaja sih gue sedikit pamer kemesraan didepan Nauval. Sekalian aja deh gue bikin Nauval cemburu.
"Nggak usah mepet terus Napa?! Lo nggak kasihan sama gue?! Apa gue harus meluk angin?!" Kan Nauval beneran cemburu.
"Udah, bunny. Kasihan tahu si Nauval. Kita ngobrol disana aja yuk."
Kebetulan di rooftop ini ada beberapa tempat duduk kek di taman gitu. Udah beda banget sih dari rooftop yang gue kenal dulu. Dulu mah cuma rooftop biasa. Sekarang udah disulap jadi indah banget.
Kalian juga pasti ngalamin lah. Ketika kalian masih sekolah, kondisinya pasti biasa aja. Tapi kalo waktu kalian udah lulus pasti sekolah akan jadi lebih bagus dari pada waktu kalian belum lulus. Iya nggak? Iya lah. Kalo gue sih iya.
"Lo gimana kabarnya, Val?"
"Yah, seperti yang lo liat, Mas. Gue sehat kok."
"Bisa-bisanya lo nggak ada contact sama gue?"
"Itu salah lo sendiri, Dhika."
"Lah kok salah gue?"
"Iya lah nomor hp lo ganti tapi nggak ngasih tahu gue."
"Masa sih?"
"Kebanyakan pacaran sih. Jadi pikun kan lo."
"Ya udah gue minta maaf. Btw lo tahu nggak kabarnya Rinjani?"
"Gue juga lost contact sama Rinjani."
"Yah udah kek apa ya dia."
Udah lama nggak ketemu pasti jadi pangling. Kek gue liat Nauval sekarang. Dia banyak berubah. Lebih ganteng dari dulu. Stylenya juga udah kek oppa-oppa korea. Kelihatan juga dia lebih dewasa sekarang.
"Oh iya udah berapa lama kalian jadian?" Pake bahas itu lagi. Gue agak takut nanti Nauval sakit hati sih. Ya gimanapun dia pernah suka sama gue. Nggak tahu sih sekarang.
"Kita udah hampir seminggu sih kayaknya." Yang jawab Mas Farez. Gue masih nggak enak sama Nauval.
"Oh."
Cuma 'oh' doang lagi.
"Emm. Wolf aku laper. Kita ngobrol di cafe dekat sini aja yuk."
"Boleh juga. Yuk, Val."
"Ayo."
Awalnya sih emang mau ngedate tapi ujung-ujungnya malah nostalgia. Sekarang kita ke cafe yang dulu biasa nongkrong sama Nauval dan Rinjani.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Mau Dia [BL] || End ✓
Teen Fiction[⚠️ SEBELUM BACA BUDAYAKAN FOLLOW DULU DAN JANGAN LUPA KASIH BINTANG JUGA SETIAP PART-NYA!!!! NGGAK SUSAH KOK CUMA TINGGAL KLIK AJA!!!!⚠️] Warning‼️ Ini adalah cerita Boys Love, Gay Story, BXB, dan apapun istilahnya. Pokoknya cerita tentang cowok ya...