Copyright © 2021 by Cindy Handoko
"Semua dimulai waktu kita masih kecil," Andrew memulai ceritanya.
Saat ini, situasi sudah lebih tenang dan kami sudah duduk di kursi plastik yang tadinya tertumpuk di pojok berdebu ruangan. Andrew tampak sangat kacau, hampir-hampir seperti bukan dirinya—atau mungkin, ia yang biasanya itulah yang bukan dirinya? Nggak tahu. Aku nggak tahu apa yang harus kupercaya sekarang.
"Waktu itu, Willy ngajakin gue gabung sama seseorang yang disebut Bos. Gue nggak tahu kalian bakal percaya atau nggak, tapi sampe sekarang, gue nggak tahu siapa identitas Bos."
"Lo nggak tahu dia siapa, tapi mau aja gabung ke timnya?" tanya Sam. "Lo nggak takut mati?"
"Gue cuma ngikutin Willy. And we were only children back then. Willy tertarik gabung karena dijanjiin uang, sama jaminan kalo kita lulus nanti, kita nggak bakal jadi gelandangan dan bakal hidup enak. Gue sama Willy, yang udah pernah beberapa hari ngerasain hidup tanpa tempat tinggal, ya jelas merasa pemikiran bahwa kita bakal berakhir jadi gelandangan serem banget. Mungkin itu sebabnya Willy mau gabung sama Bos. Dan bener, kita rutin digaji, walaupun setelah gede, gue juga baru bertanya-tanya, sebenernya itu uang dari mana."
"Trus, sebagai ganti gaji lo, lo disuruh ngapain?" Bryan bertanya tajam. "Bikin kecelakaan tumbal tahunan itu?"
"Gue nggak tahu anggota yang lain disuruh ngapain, tapi gue sendiri nggak pernah ikut-ikutan soal tumbal tahunan. Cuman, tumbal tahunan itu memang dilakuin sama tim kami, sih, walaupun bukan gue," jawab Andrew. Sekarang, ia menunduk makin dalam saja, seolah-olah segala hal yang mau ia ceritakan tertulis di tanah. "Gue sendiri cuma disuruh nyari jalur rahasia dan ngawasin Pak Stenley, ngelaporin segala gerak-gerik dia, dan sebagainya. Bos ngerekrut anak-anak kecil karena nggak mencurigakan kalo ada bocah-bocah iseng berkeliaran di sekitar ruang kepsek atau di tempat-tempat aneh di panti, apalagi orang-orang kayak Willy dan gue. Selain itu, dia juga ngelatih kami banyak hal, kayak tarung dan pake senjata, cara ngehilangin barang bukti, cara bohong supaya nggak ketahuan, dan khusus buat gue, sebenernya gue dilatih komputer sama orang suruhan Bos buat jadi hacker gelap mereka."
"Pantesan lo jago banget bohongin kita. Lo diajarin akting juga, jangan-jangan?" Sam menyeletuk. Aku memberikan isyarat padanya untuk berhenti supaya tidak membuang-buang waktu. Untungnya, Andrew memutuskan untuk mengabaikan komentar ketus itu.
"Tapi, tujuan sebenernya jelas adalah emas itu," lanjutnya. "Makanya, gue bilang, kita disuruh nyari jalur rahasia atau semacamnya. Itu gara-gara dia lagi nyari emas itu ada di mana. Dia tahu ada emas di suatu tempat di panti ini, entah gimana, tapi nggak tahu lokasinya, dan Pak Stenley nggak boleh tahu keberadaan emas itu, apalagi kegiatan kami. Makanya, waktu kecil, rasanya kayak main berburu harta karun, dan gobloknya gue nganggep itu semua seru. Gue nggak tahu... kalo ternyata rencananya sebesar ini. Gue nggak tahu kalo gue bakal merasa semuak ini sama baji—"
"Simpen perasaan pribadi lo dan cerita intinya aja," potong Gwen tajam.
"Sori," Andrew menghela napas panjang. "Intinya, karena gue goblok, gue baru sadar tumbal tahunan itu juga ulah antek-antek Bos setelah gede, tepatnya deket-deket masuk SMA. Mulai dari situ, gue nggak nyaman. Willy juga, walaupun kayaknya dia udah tahu lebih lama. Tapi, kita di posisi serbasalah. Kalo keluar, kita bisa dibunuh atau dijeblosin ke penjara, karena di awal perjanjian, dan setiap kali mau masuk ruang latihan, mereka ambil sidik jari dan bukti kunci keterlibatan semua dari kami dan nggak tahu disimpen di mana. Tapi, kalo stay, rencana puncak udah mau dijalanin, dan gue muak ngebayangin apa yang Bos bakal minta kami lakuin waktu itu."
"Rencana puncak?" tanya Bryan penuh selidik. "Maksud lo?"
"Bos baru-baru ini berhasil nemu lokasi emas itu, seperti yang lo tahu. Kita tinggal ngelakuin penggalian aja, dan bawa kabur emasnya. Tentunya Bajingan itu nyuruh kita yang capek-capek ngegali dan mindahin ke luar, sementara dia leha-leha ngasih perintah entah di mana. Gue takut. Gue takut kalo kita ketangkep, kita yang bakal jadi kambing hitamnya. Emas itu pasti ilegal, soalnya jumlahnya... lo bakal ngiler kalo lihat jumlahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mystery of the Orphanage: Fall of the Last Fortress
Misterio / SuspensoHancur. Itulah kata yang paling tepat untuk mendeskripsikan Panti Asuhan Bakti Mulia setelah kepala sekolah mereka, Pak Stenley, menjadi terdakwa atas kasus yang menimpa anak-anak asuhnya. Seluruh sistem panti asuhan berantakan, korban penculikan me...