Copyright © 2021 by Viona Angelica
Aku tidak percaya Panji tidak terlibat dengan semua ini.
Menjadi kaki tangan seorang Bos yang tidak jelas siapa dan apa maunya memang tidak mudah. Kalau saja aku punya keberanian yang cukup, mungkin keadaan bisa sedikit berubah dari sekarang. Aku dan Willy sudah lama memendam rasa muak pada seluruh anggota tim psikopat ini, namun kami tidak punya cukup keberanian untuk memutuskan keluar dari tim. Selain karena Bos memegang sidik jari dan identitas lain yang bisa membuat kami dijebloskan ke penjara kapan pun, kami tidak tahu sekuat apa Bos itu. Kami takut kalau sampai kami berbuat onar atau memberontak, ia akan menjebloskan kami ke penjara, atau malah lebih parahnya, membunuh kami di tempat.
Satu tahun lalu adalah puncaknya. Willy sudah memutuskan untuk keluar dari tim Topeng Putih dan menjalani hidup normal. Saat itu, aku menganggapnya gila karena membahayakan nyawanya sendiri. Kami terus berselisih pendapat dan berkelahi karenanya. Aku tahu memang pekerjaan ini memuakkan, dan kami yang saat itu masih belia telah masuk perangkap Bos karena tergiur oleh hadiah uang yang tidak pernah kami miliki. Selain itu awalnya Bos tidak segila ini, ia hanya menyuruh kami menyebarkan rumor bohong dan mengawasi Pak Stenley sementara dia melakukan apa pun yang menjadi rencananya. Tapi lama kelamaan rencananya semakin jahat dan tidak terarah.
Mungkin itu sebabnya Willy mulai bertindak sembarangan dan mencelakai Rey, bahkan Felli hanya untuk menakut-nakutiku agar terdorong untuk ikut keluar dari tim. Ia ingin menunjukkan kalau Bos tidak akan tinggal diam kalau sampai tahu aku melanggar aturan hubungan dekat yang ia buat. Bos tidak mau kami terlalu dekat dengan anak lain karena menganggap hubungan antar manusia yang terlalu dekat bisa mengancam rencananya. Aku tidak tahu kalau Willy juga merasa takut saat itu sampai-sampai harus berbuat ekstrem mencelakai orang-orang yang kupedulikan untuk mengajakku keluar. Kalau saja aku langsung sadar, mungkin saat ini ia masih hidup.
Tapi untungnya, meskipun aku menolak ajakannya, aku tetap membantunya menyelidiki siapa Bos sebenarnya sebagai trump card. Memang agak berisiko, sih, tapi kami tahu itu satu-satunya jalan untuk bisa kabur dari Bos, mengancamnya balik. Ide kami adalah menyelidiki dari orang yang mungkin kenal dengan Bos. Tapi di antara pasukan Panti Asuhan yang dilatih Bos, hanya Catherine yang tahu identitasnya. Tapi sangat tidak mungkin mengorek informasi dari cewek psikopat super jenius semacam itu, belum lagi ia dijaga oleh Jennifer yang... sangat mengerikan. Jadi kami mulai mencari alternatif lain. Sayangnya, saat itu aku tidak benar-benar seratus persen serius untuk membantunya, sehingga tidak terpikir olehku untuk nekat mencari tahu identitas Bos melalui deep web. Pilihan kami pun jatuh pada pelatih kepercayaan Bos yang diberikan tanggung jawab untuk melatih kami beladiri dan kemampuan menembak. Tapi tentu saja kami tidak mungkin terang-terangan mencari informasi dengan menginterogasi pria berbadan kekar yang tingginya mencapai 190 sentimeter itu. Bisa-bisa, kami malah mati di tangannya.
Kami memutuskan untuk mengikutinya diam-diam, siapa tahu bisa menemukan informasi soal Bos dari percakapan pelatih. Sepertinya, Dewi Fortuna memang ada di pihak kami saat itu sampai kami diberikan kesempatan untuk mengintip ponsel pelatih saat ia sedang ke toilet. Satu menit singkat itu kami habiskan untuk melihat dan memotret daftar panggilan dan kotak masuknya, berharap menemukan sesuatu yang berguna.
Namun, setelah kami melihat foto-foto tersebut di kamar, tidak ada informasi yang dapat membantu saat itu.
Setelah bertemu Alice dan melakukan serangkaian penyelidikan, akhirnya aku menemukan suatu titik terang. Dalam daftar panggilan tersebut, terdapat beberapa nama yang sering muncul, dan tebak siapa salah satunya? "Panji".
Aku yakin bahwa Panji yang ada di nama kontak itu adalah Panji Hosea Lim. Apalagi, terdapat tato ciri khas The Hawks yang tercetak pada punggung tangan pelatihku dulu. Coba pikirkan. Marta Hosea Lim, alias ayah Panji, merupakan salah satu petinggi The Hawks, dan pelatih yang menjadi kepercayaan Bos saat itu juga kebetulan adalah agen dari The Hawks. Bukankah sudah jelas kalau mereka saling berhubungan? Panji kan bukan nama yang terlalu pasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mystery of the Orphanage: Fall of the Last Fortress
Mistero / ThrillerHancur. Itulah kata yang paling tepat untuk mendeskripsikan Panti Asuhan Bakti Mulia setelah kepala sekolah mereka, Pak Stenley, menjadi terdakwa atas kasus yang menimpa anak-anak asuhnya. Seluruh sistem panti asuhan berantakan, korban penculikan me...