BAD 7

168 18 4
                                        


Hari hari terus berjalan kehidupan entah diperlakukan tidak adil oleh tuhan. Keluarganya tidak ada satupun yang menanyakan kabarnya tersebut. Di Apartemen kawasan elit Jakarta Bryan tinggal, Apartemen hasil bekerja disebuah club malam sudah dia beli secara tunai. Lama terbengkalai akhirnya dia gunakan kembali, untuk mencari ketenangan.

Huftt. Bryan menghela nafas sejenak dan menatap kamar yang sangat kacau." Sampai kapan kaya gini terus."

Kalian tau sehabis Bryan keluar dari rumah sakit disaat itu pula dirinya tidak lagi menginjakkan kaki di sekolah. Sahabatnya bahkan selalu menghubunginya namun Bryan enggan memberi respon.
Yang Bryan inginkan hanya pelukan hangat Ibu, Ibu yang tulus memberikan kasih sayang, Yang merawatnya ketika dirinya sakit. Sayang sekali Bryan susah untuk mendapatkan itu semua.

Bryan beranjak dari kasur mendekati cermin menatap dirinya yang seperti mayat hidup, Badan kurus serta tatapan mata yang kosong. Bryan membuka botol kecil yang berisi kapsul obat untuk menghilangkan rasa nyeri di dada nya.

" Capek.. Mati aja kali ya." Ucapnya Bryan menggeleng membuang jauh jauh perasaan buruk tersebut.

Drett..drettt ponsel Bryan berbunyi. Nomer tidak dikenal. Sekali lagi ponsel Bryan berbunyi namun bukan dari nomer yang tak dia kenal melainkan Oji.

" Hm." Bryan sudah tau jika Oji sudah turun tangan menghubunginnya.

" Mau sampai kapan." Ucapnya disebrang sana.

Bryan terdiam." Jawab Bry." Pintanya.

" Shareloc." Bukan suara Oji melainkan suara Bagus.

" JANGAN DIAM AJA BANGSAT." Maki Oji.

" Ji.. gue udah bilang gak usah pake emosi." Bisik suara yang dapat Bryan simpulkan itu suara Wildan.

" Biarin. Nih anak nyusahin mulu, Gue tau lu semua capek kan. Kita juga pengen hidup normal, Gak harus ngurusin hidup dia. Dia aja gak tau terimakasih."

Bugh. " Siniin Hp lu." Seperti terjadi perkelahian disana. Sakit. Tentu tapi Bryan sudah biasa bukan. Bryan memegangi dada nya yang kembali sesak.

" Bry.. lu denger gue. Pliss kasih tau lu ada dimana? Kita sahabat lu. Lu gak boleh kaya gini."

" Lu jangan dengerin omongan Oji ya plisss gue mohon sama lu." Ucap Wildan.

Bryan Menghela nafas untuk menetralkan sakitnya." Enggak." Sahutnya singkat.

" Bry.. lu gak kangen sama pacar lu." Deg Alena gadis yang sempat di klaim untuk menjadi pacarnya.

" Dan.." Panggil Lirih Bryan. Sementara itu Wildan dan Oji serta yang lain menunggu kata yang dikeluarkan oleh Bryan.

" Bilangin bokap lu, Gue minta dosis nya di naikkin. Soalnya obat yang kemarin gak nge efek di jantung gue." Bip setelah mengatakan itu panggilan terputus.

Mereka menghela nafas sesak terutama Oji." Pasti sakit ya Bry.." Gumam Oji pelan.

" Gue kira lu bakalan senang setelah gue ngomong tentang Alena, Tapi apa Bry.. lu lagi berusaha menyembuhkan sakit lu itu." Batin Wildan.

" Paketu.. Kasihan banget." Batin Ardi.

" Kapan kebahagian itu menghampiri sahabat hamba ya tuhan." Batin Bagus.

" Oke biarin aja dia sendiri dulu, ayo kekelas, Gue denger ada anak baru." Ucap Wildan.

" Alena?."

" Bukan. Cowok siapa gitu namanya."

" Bukan itu, Lu liat tuh Si Alena boncengan sama siapa itu anjir."

" Dion." Ucap Oji.

" Bangsat." Umpatnya.

** **
Alena dan Dion bak primadona SMA HYOSAN. Nama Bryan tiba tiba saja tenggelem akibat kemunculan Dion yang mencuri secara terang terangan gantengnya sebelas 12 dengan Bryan. Jika Bryan BadBoy maka berbanding terbalik dengan Dion yang GoodBoy.

" Makasih ya." Ucap Alena mengembalikan Helm yang dia pakai ke Dion. Ketika Alena hendak pergi namun tangannya ditahan oleh Dion, Sehingga mengakibatkan Alena menubruk dada bidang Dion.
Terjadi aksi pandangan pandangan.

" Tunggu, Rambut kamu berantakan."Ucap Dion sambil membenarkan tataan rambut Alena.

Brumm.. tiba tiba motor berwarna hitam menghentikan aksi mereka. Alena menatap motor tersebut. " Bryan." Batinnya.

" Masih hidup gue kira, Udah mati." Ucap Dion pelan namun mampu didengar oleh Alena.

" Hah mati kenapa emangnya." Dion gelagapan.

" Gak kenapa napa. Yuk kelas." Ucapnya mengandeng tangan Alena menuju kelas.

**

" Anjing. Dion ngapain sama Alena." Umpat Bryan.

Shitt Dadanya kembali sakit. Bryan membuka helm yang menghiasi kepalanya dan memakai Jaket berwarna hitam yang menambah kesan sempurna di wajah. Banyak yang menatapnya heran bagaimana terakhir masuk ke sekolah dan mendapatkan kabar dirinya masuk rumah sakit dan sekarang sudah beberapa bulan tidak menginjakan kaki disekolah, akhirnya muncul kembali.

" Bryan tambah ganteng gak sih."

" Kurus banget ya sekarang."

" Kapan ya bisa dapet cowok kaya Bryan."

" Ganteng tapi penyakitan."

Banyak cibiran yang Bryan dengar namun dirinya hanya menatap datar mereka semua. Perihal Dion tidak ada yang tau kalo mereka adalah kembar.

" Bry." Panggil ke 4 sahabatnya.

Bryan berhenti sejenak dan menatap datar mereka lalu melanjutkan perjalanan menuju kelas.

" Its oke. Masih awal biarin dia beradaptasi dulu." Ucap Wildan menenangkan sahabatnya yang lain.

" Kayanya dia marah sama gue." Ucap Oji.

Bagus menepuk pelan pundak Oji." Gapapa kok, Nanti juga berbaur sama kita."

" Yuk kelas." Ajak Ardi.


***
Update lagi hehehe

100 vote doubel up nih mau keluarin draff

BRYAN ( THE ALASKA )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang