BAD 16

122 7 2
                                    

***
Alena sudah didepan pintu gerbang rumah Bryan dan sedang menunggu taksi yang dimana ternyata ban taksi yang ia pesan ternyata ban nya bocor, mau mengcancel Alena tidak enak, Jika menunggu takutnya kelamaan.

" Neng,punten lagi nunggu siapa?."Tanya satpam yang sedang bertugas dirumah Bryan.

Satpam yang tidak lagi muda namun sudah mengabdi hampIr 10 tahun ini, dan sudah tau seluk beluk keluarga Alaska, panggil saja pak agus. Lupa kalo gak salah nanti komen aja.

Alena menoleh." Nunggu taxi pak." Jawabnya
" Nunggu di pos aja atuh, disini panas kasihan. Neng temannya Den Dion atau Den Bryan??."

Alena beranjak menuju pos satpam yang tak jauh dari dirinya berdiri." Teman keduanya , Pak numpang yah."

" Oh temen si aden, mangga Neng." Ucap Pak Agus.
Alena duduk di pos satpam yang menurutnya vibesnya sangat berbeda dari pos satpam di rumahnya, entah kenapa dia merasakan vibes nya seperti di kamar Bryan.

" Saya baru pertama kali ngeliat pos satpam kaya kamar pribadi."

Pak Agus terkekeh." Iya ini tuh di dekor sama Den Bryan, biar dia orang kaya tapi gak tau dia suka berbaur dan nongkrong sama saya disini, jadi udah saya anggap kaya anak sendiri neng."

Alena mengangguk," Bryan tuh orangnya kaya gimana sih Pak?." Tanya Alena.

" Oh ya Pak saya Alena." Alena memperkenalkan dirinya.

" Pak Agus neng."

" Den Bryan teh anaknya bager pisan ya, dia tuh baik banget sama Bapak neng, terus dia pas kecil suka tidur bareng sama istri saya kalo kata orang sunda mah minta di kelonin gitu Hahahahaha."

" Padahal mah den Dion gak kaya gitu."
Alena terkekeh." Maksud bapak Bryan sama Dion adek kakak gitu?."

Ekspresi pak Agus tiba tiba berubah begitu saja,"Iya cuman den Bryan gak deket sama kedua orang tuanya.." Ucapan Pak agus terputus karena Bryan sudah berada di depan pos dengan motornya.

" Pak dipanggil sama Ibu." Ucap Bryan

pandangannya menatap Pak Agus tajam.
Alena terdiam jadi Bryan sama Dion tapi kenapa keduanya seolah olah menutupi.

Alena dan juga Bryan yang belum beranjak dari motornya. Bryan menatap Alena dalam, Namun Alena tidak mampu menatapnya, Canggung menerpa keduanya.

Bryan menghembuskan nafasnya lalu menghampiri Alena." Gak usah mikirin hidup gue." Ucap Bryan yang kini tepat berada didepan Alena.

Alena tersadar dengan dari lamunannya." Apasih." Sahutnya.
" Ayo!! Gue antar lu pulang." Bryan menarik tangan Alena secara paksa.

Alena meringis, ini bukan sekali 2 kali Bryan kasar dengan diri padahal mereka baru beberapa bulan pacaran." Apaansih!! Lepas gak! Sakit tau." Alena menghentakkan tangan nya.

" Gue antar pulang len." Nada hampir terdengar seperti bentakan.
" Aku pulang naik taksi."

Bryan lagi lagi mencengkram lengan Alena." Lu sadar gak sih?!! Apa yang udah lu lakuin terhadap gue. Bahkan sekedar minta maaf aja gak terlontar dari mulut lu ini."

Alena manatap Bryan." Buat apa aku minta maaf sama kamu? Sementara kamu selalu kasar aku."

Bryan merasakan panas sekuat tenaga dirinya menahan amarah yang siap meledak kapanpun." Oke." Bryan menghela nafas pelan." Gue minta maaf udah kasar sama lu."

" Terus?."

" Len plis jangan kaya anak kecil. Gue capek! Plis ya."

" Yaudah kalo kamu capek mending istirahat. Tidur sana jangan keluyuran." Ucap Alena.

Bryan terkekeh sinis." Gue mau anter lu pulang." Ucap Bryan pelan berusaha menetralkan deru nafasnya.

" Gak perlu. Aku nunggu taxi sebentar lagi sampai."

Namun suara klakson motor membuat keduanya menoleh, ternyata Dion yang berhenti didepan Pos satpam tersebut.

" Alena pulang sama gue." Ucap Dion.

Bryan terdiam lalu menatap Alena pelan." Jadi ini taxi yang lu maksud Len."

" JAWAB GUE ALENA!!!!." Bentak Bryan.

Alena terdiam memejamkan mata menahan isak tangisnya.

" Goblok lu Bry." Ucap Dion menarik Bryan dari hadapan Alena.

" Lepas anjing!! Lepas!!! Gue bilang lepas."

Bugh!! Satu tonjokan mendarat dipipi Bryan." BRENGSEK LU BRY!!!." Bryan tersungkur, tinjuan Dion cukup keras dan mengakibatkan luka diujung bibirnya.

" Cewek lu ketakutan goblok."

Dion menghampiri Alena." Dia pulang sama gue!! Karena dia datang sama gue." Ucap Dion menarik tangan Alena pelan.

" Kamu gapapa?." Tanyanya.

Alena mengangguk setetes air mata luruh" Aku gapapa."

Dion mengangguk." Ayo pulang sama aku."

Namun sebelum Dion dan Alena pergi, Bryan lebih dulu pergi meninggalkan keduanya, Dion hanya tersimpuh sinis menatap kepergian Bryan.

Akhirnya Alena dan Dion pergi meninggalkan Pos satpam sementara Bryan menatap kepergian keduanya dari balik Helm yang dia pakai. Air matanya menetes dan betapa sesak dada nya lagi lagi seseorang yang cintai harus berurusan dengan adiknya. Walau sebenarnya dia tak tahu apakah dirinya dan Dion saudara kembar.

Vote dong guysss hehehe
Eh maaf klo rada gak nyambung heheheh

BRYAN ( THE ALASKA )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang