7

679 16 0
                                    

Di sebuah ruangan seorang cowok yang berjalan kesana kemari seperti orang kebingungan.

Ia bingung dengan hatinya saat ini. Ia mengkhawatirkan Iliora tapi ia tidak tau bagaimana keadaan gadis itu sekarang.

Ia merasa bersalah pada apa yang ia lakukan tadi siang. Seharusnya ia tidak sekasar itu tapi ia tidak Terima melihat keadaan Arva.

Aslan menghela napasnya kasar, kali ini ia akan membuang gengsinya dukungan dari pada ia tidak tidur semalaman memikirkan keadaan Iliora.

Aslan berjalan menuju meja yang berada di kamarnya disana ia meletakkan Handphone nya.

Aslan membuat icon berwarna hijau di hapenya mencari kontak seseorang disana.

                             Liora.

                                                   Lo gak papa kan?

Ia udah gak papa
Kok. Kenapa nanya?

  Bagus deh.
Gak usah ger.gue cuman gak. Mau ngerasa
Bersalah aja udah dorong lo.
Lagian salah sendiri bukan salah gue sepenuh nya ataupun Arva.

Iyah aku ngerti kok.

Melihat balasan yang tertera di hpnya Aslan pun kembali menyimpan handphonenya sedikit rasa bersalah tadi sudah sedikit menghilang. Lelaki itu berjalan menuju kamar mandi miliknya.

                            ***

Pagi kembali menyambut hari hari Iliora. Gadis bertubuh munggil itu sudah siap dengan w perlengkapan sekolahnya. Ia melihat luka di lengannya lewat cermin yang masih sedikit memerah.

Iliora beralih menatap arloji di tangannya. jam sudah menujukan 6.30 membuat gadis itu keluar dari kamar nya dengan menenteng tasnya miliknya.

Tibanya di luar ia langsung disuguhi pemandangan yang menyakitkan baginya. Melihat keluarga nya tertawa seperti itu membuat nya ingin sekali berada disana ikut tertawa bahagia seperti saat ini.

Iliora melangkah menuju meja makan membuat ketiga orang disana menoleh kearahnya. Tatapan dingin dari keluarga nya tidak membuat Iliora memudarkan senyumnya.

"Pagi pah, mah, kak " Sapa Iliora namun tak kunjung mendapat balasan dari ketiga orang itu.

Angga menatap gadis kecil itu tajam mood nya sudah hilang melihat wajah gadis itu. "Ngapain kamu kesini. Kamu buat hilang selera makan saya tau gak" Ucapnya tajam.

Iliora menundukkan kepalanya air mata yang ia tahan kini sudah mulai jatuh. Tidak, ia tidak akan menangis kali ini.

Dengan cepat tangan munggilnya menghapus air mata nya kemudian kembali mengangkat kepalanya keatas tidal lupa dengan senyum gadis itu.

" Maaf udah ganggu. Yaudah kalo gitu Lio duluan yah "Iliora mencium puncak tangan Angga dan Sinta kemudian pergi dari sana.


                            🧸🧸

" Gimana tangan lo? Masih sakit gak? " Tanya Zea yang baru saja duduk fi bangkunya.

"" Dikit sih. Tapi ga papa kok" Ujar Iliora membuat Zea menghela napasnya lega.

"Ini semua tuh gara gara cewek ular itu tau gak. Gue yakin nih pasti dia senang banget liat lo dikasarin gitu kemarin " Ujar Zea gereget sendiri. Gadis itu masih sangat kesal dengan kejadian kemarin.

"Udah ze. Gue lagi gak mikirin mereka hari ini" Iliora.

"Ck. Yaudah minta tugas dong " Iliora menghela napasnya kasar pasti ujung ujungnya seperti ini.

SEJUTA LUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang