13

563 22 0
                                    


Zea berdiri dari kursinya hendak memesan airnya. Tadi ia hanya memesan jus saja.

Namun saat melangkah tangannya seperti di cekal seseorang. Zea menoleh untuk melihat seseorang itu.

"Lepas" Ucapnya tidak suka.

"Iliora mana? " Tanya Aslan.

Zea menatap tidak suka Aslan. Ia baru ingat cowok inilah yang menyebabkan sahabat nya sakit.

"Peduli apa lo sama sahabat gue? " Tanya Zea melipatkan kedua tangan nya didepan dada.

"Gue cuman nanya sahabat lo kemana? " Ucap Aslan tak kalah tajam.

"Lo apa apaan sih. Tinggal jawab aja susah banget. Lagian Aslan cuman nanya nagapain dia peduli sama sahabat lo yang gak jelas itu" Ucap Arva membuat Zea emosi.

Devan dan Dion hanya melihat mereka tanpa ikut menimbrung.

"Lo mau tau dimana liora? Liora masuk rumah sakit. DAN ITU SEMUA GARA GARA LO. GARA GARA LO NINGGALIN DIA SENDIRIAN DI JALAN DIA HAMPIR AJA DI LECEHIN SAMA PREMAN" Ucap Zea dengan napas yang memburu.

Ucapan Zea berhasil membuat Aslan terdiam. Lelaki itu mencerna setiap kata yang keluar dari mulut Zea.

Arkan dan Digo yang mendengar suara keras Zea pun langsung beranjak kesana.

"GARA-GARA LO SAHABAT GUE GAK PERNAH BAHAGIA TAU GAK. LO TINGGALIN DIA GITU AJA CUMAN BUAT SAHABAT LO INI. TANPA LO TAU TADI MALAM LIORA TAKUT BANGET BUAT PULANG. LO GAK TAU KAN DIA DI TAMPAR SAMA PREMAN DISANA DI CAMBUK. DIA HAMPIR MATI GARA GARA LO ASLAN BRENGSEK. UNTUNG ADA ARKAN YANG NOLONGIN DIA" Digo menenangkan Zea membuat gadis itu mulai terdiam. Ia menatap Aslan penuh musuh sampai kapanpun ia tidak akan mau liora berhubungan dengan lelaki ini lagi.

"Lo dengar baik baik. Kali ini gue gak bakal biarin liora buat nurut apa yang lo mau. Terserah lo mau nyiksa sahabat murahan lo ini"

" Eh jaga yang omongan lo"Arva.

"Kenapa? Gak suka? Benalu di hubungan orang gak usah bangga banget yah" Ucap Zea kemudian pergi dari sana di susuli  Digo.

Arkan mendekatkan tubuhnya pada meja keempat orang itu.

" Kali ini gue gak bakal nyerah slan. Lo udah keterlaluan perlakuin liora kayak gitu. Dimata lo mungkin dia gak spesial tapi lo gak tau kan gimana spesialnya dia dimata cowok lain. Kali ini gue bakal berusaha buat liora jatuh cinta sama gue"

                          ****

Setelah kejadian di kantin berapa menit yang lalu. Kini Aslan dan sahabatnya tengah berada di rooftop sekolah termasuk Arva.

Aslan menatap lurus ke depan dengan perasaan yang tidak karuan. Pikirannya masih tertuju lada Iliora. Aslan sangat merasa bersalah kada gadis itu.

Devan menatap Aslan dengan tatapan yang sulit di artikan begitupun dengan Dion.

"Slan yang dibilang zea benar" Suara Devan membuat Aslan menoleh pada lelaki itu itu diikuti Oleh Arva.

"Hm" Jawab Aslan.

"Benar kata zea slan lo emang brengsek. Gak seharusnya lo ninggalin dia disana-"

"Arva sakit semalam asal lo tau" Aslan.

Devan terkekeh. " Apa gunanya kita. Dianya aja yang manja padahal kita udah disana buat ngejagain dia yang katanya sakit tapi masih aja harus ada lo. Lo bisa kan nyuruh gue atau engg a dion buat gantiin lo. Gue gak nyangka sama lo"ucapnya.

" Liora salah apa sih sama lo. Sampe lo kayak gitu banget. Gue kecewa sama lo slan. Selama ini lo selalu kasar sama dia cuman buat Arva tapi liora gak pernah capek sama sikap lo. Emang yah cowok kalo udah brengsek kayak gini"ucap Dion kali ini kemudian meninggalkan Aslan dan Arva begitupun juga Devan yang ikut pergi dari sana.

"ARRRGGGHHH" Aslan mengacak rambutnya frustasi.

Arva yang melihatnya memutar bola matanya malas.

"Asl-"

"Diam.gue gak mau denger suara lo" Setelah mengatakan itu Aslan langsung oergi begitu saja tanpa memperdulikan Arva yang terus berteriak memanggilnya.

                         ***

Sedari tadi Iliora hanya bergelut dengan ponselnya. Gadis sangat merasa sepi saat ini. Ia jadi ingin sekolah sekarang. Beda kalo ia sekolah pasti dirinya bersama zea sekarang.

Sudah berapa jam ia hanya meng scroll aplikasi tiktok di hapenya.

Ceklek.

Pintu ruangan terbuka menampilkan seorang cowok dengan baju seragam khas sekolah Sma Pelita Bhakti.

Iliora menoleh ke arah pintu betapa kagetnya ia saat melihat Aslan masuk begitu saja.

"Ngapain kesini? " Tanya iliora tidak suka.

Aslan yang merasa aneh dengan sikap iliora hanya terdiam masih melanjutkan langkahnya menuju ranjang  iliora.

"Belum puas udah liat aku kayak gini? " Tanya Iliora lagi.

"Gue kesini cuman ngeliat lo. Gue cuman gak mau rasa bersalah gue menjadi jadi. Lagian gue juga gak mungkin ngerelain bolos cuman buat lo" Kali ini Aslan membuka suara nya tidak lupa tampang dtaar cowok itu.

"Yaudah selesai kan? Kamu udah liat aku juga. Jadi sekarang kamu boleh pergi"

"Lo bisa gak sih ngehargai dikit. Gue udah rela rela bolos ya cuman buat lo yang gak guna gini. Gak usah drama liora. Lo nya aja yang manja gini aja sampe masuk rumah sakit" Dada iliora seketika sesak mendengar ucapan Aslan. Bahkan cowok itu menganggap ini hanya dramanya.

"Aku gak butuh kamu. Aku juga gak nyuruh kamu buat bolos cuman buat kesini. Sekarang aku minta kamu keluar. Arva lagi sakit kan sekarang? Mending kamu sama dia aja takut dia sakit lagi  "

Aslam menatap Iliora sejenak sebelum cowok itu benar benar pergi. Selepas kepergian Aslan detik itu juga air mata Iliora turun. Bersikap seperti tadi membuat hatinya sakit ia belum pernah bersikap seperti itu sebelumnya.

Iliora memalingkan wajahnya kesamping menghapus air matanya yang turun dari tadi.

Di luar ruangan masih ada Aslan yang berdiri di depan pintu ruang Iliora.

                    !!!!

Ruang rawat Iliora kini terlihat ramai sejak satu jam tadi.  Zea, Digo dan Arkan sudah datang itulah sebabnya ruangan itu terlihat ramai.

Ocehan yang keluar dari mulut Zea membuat hiburan tersendiri bagi mereka.

Zea dan Digo berada di sofa yang ada di ruangan itu sedangkan Arkan duduk di kursi samping ranjang Iliora.

Sedari tadi cowok itu terus menatap Iliora walaupun sedikit ia mendengar ocehan Zea.

"Tadi Aslan kesini" Suara Iliora membuat mereka diam.

"Ngapain? " Arkan.

"Ngapain dia kesini. Dia gak ngapain lo kan Ra" Zea.

Iliora menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. "Engga. Katanya cuma mau liat gue" Ucapnya.

"Ingat ra sekarang lo gak boleh deket deket sama dia. Gue gak mau lo dapet lebih dari ini " Iliora menganggukkan kepalanya.

"Besok gue udah bisa pulang kan?" Ketiga orang di sana menganggukkan kepala mereka menjawab pertanyaan Iliora barusan.

SEJUTA LUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang