Iliora berjalan di Koridor sekolahnya dengan tenang. Selama perjalanan ia tak berhentinya bersenandung kecil.
"Ra" Iliora membalikkan badannya kebelakang. Ia tersenyum kecil saat mendapatkan arkan yang berjalan ke arahnya.
"Hi" Sapa Iliora.
Arkan ikut tersenyum melihat senyum Iliora. Pagi pagi sudah di suguhin dengan senyuman yang ia inginkan.
"Gue anterin ke kelas yu" Arkan.
"Kaya anak TK aja dianter" Ucap Iliora terkekeh.
"Gapapa dong. Ayok" Arkan menarik tangan Iliora pelan. Perempuan itu hanya mengikuti saja toh bukan apa apa juga.
"Thanks" Ucap Iliora saat sudah sampai di depan kelasnya.
Arkan mengangguk. Cowok itu mengelus puncak kepala Iliora lembut. "Masuk gih" Iliora mengangguk paham kemudian masuk ke dalam kelasnya.
"CIEE DIANTERIN" Iliora terperanjat mendengar suara Zea yang keras.
"Ck. Bikin kaget deh" Ucap Iliora kesal.
Zea tertawa kecil. Ia senang melihat wajah Iliora yang tidak sedih seperti kemarin. Walaupun Zea tau Iliora menyembunyikan semua lukanya.
"Hehe... Ia ia maaf aelah" Ujar Zea.
"Sensi banget deh" Uhar Zea pelan.
****
"Jangan banyak-banyak Ra saos nya" Pribgat Zea saat melihat Iliora mengambil saos yang sudah beberapa kali.
Iliora mencebik kesal padahal mienya belum pedas menurut nya. "Ih ze. Engga pedas sumpah" Iliora.
Arkan dan Digo hanya memperhatikan keduanya. Saat ini mereka memang sedang berada di kantin.
"Ck. Ra itu udah merah banget tau gak sih. Lo mau anak-"
"Ze" Zea menutup mulutnya. Ia hampir saja keceplosan. Untung saja Iliora cepat mencegahnya.
"Anak? Anak apaan? " Arkan.
"Ah itu. Anak cacing maksud gue hehe" Ucap Zea gelap gelapan.
Arkan mengangguk. Kemudian ia kembali menoleh ke arah Iliora. Ia melihat sedikit berbeda dari perempuan itu hari ini. Cara makan Iliora tidak seperti biasanya.
Jika biasanya perempuan mkanan dengan sopan tidak dengan sekarang lihatlah perempuan itu seperti tidak makan satu tahun.
"Ra laper banget yah?"
Iliora menyengir mendengar pertanyaan Arkan. Kemudian perempuan itu mengangguk sebagai jawaban.
"Jangan dibanyakin saosnya nanti perutnya sakit" Pringat Arkan lembut. Iliora hanya mengangguk.
Namun selang beberapa menit Iliora kembali merasakan perutnya yang mules dan merasakan sedikit pusing.
"Kenapa Ra? " Tanya Zea saat melihat Iliora yang memegang perutnya.
Iliora menggelengkan kepalanya kemudian berlari keluar kantin.
Zea yang paham segera mengejar Iliora ikut keluar dari kantin.
Arkan dan Digo menatap keduanya bingung.
"Gue nyusul mereka dulu" Ucap Arkan kemudian ikut keluar juga dari sana. Digo hanya menganggukkan kepalanya.
****"Huek"
"Huek"
KAMU SEDANG MEMBACA
SEJUTA LUKA
RandomMenjadi seorang ILIORA ASANCA sangatlah tidak gampang. Menjalani kehidupan yang kejam selalu berpihak padanya. jika seperti orang orang yang mendapat kan kasih sayang dari keluarga nya Gadis ini tidak mendapatkan itu.