15

607 21 0
                                    

"Itu sepupunya kali ze. Gak usah overthinking bisa kan? " Ucap Iliora lada sambung telepon.

"Engga ra. Dia gak punya sepupu cewek. Teman aja gak ada" Balas Zea.

Iliora menghembuskan napasnya kasar memang ia juga tidak pernah melihat Digo dekat dengan perempuan kecuali Zea sahabatnya.

"Ra gue takut kalo nanti Digo bakalan ninggalin gue. Gue gak bisa... Hikss" Suara Zea terdengar sedang menangis.

"Udah gak usah nangis. Besok tanyain aja di sekolah"

Di sana terlihat Zea menganggukkan kepalanya dengan kedua tangan yang bergerak mengusap air matanya.

Ceklek.

" Tugas kamu di rumah selesai enak aja mau santai. Cepat sekarang bersihin rumah" Ucap Sinta yang berdiri didepan pintu kamar Iliora.

"Iyah mah" Jawab Iliora.

"Ra lo gak papa kan? " Tanya Iliora dari sebrang sana.

"Iyah aku ga papa. Aku matiin dulu yah soalnya aku mau kerja"

"Iya deh. Semangat yah kerjanya" Iliora menganggukkan kepalanya sesekali tersenyum seolah zea dapat melihatnya.

Tut.

Iliora mematikan sambungan telfon keduanya kemudian keluar dari. Kamarnya.

                        &&&

Apartemen Aslan kini sedikit terlihat ramai. Cekcok antara Devan dan Dion membuat suasana sedikit ramai.

Arva yang berada di samping Aslan hanya memainkan ponselnya sedangkan Aslan sendiri bergelayut dengan pikirannya sendiri.

Bahkan sedari tadi cowok itu jarang sekali mengeluarkan suaranya. Bayang-bayang Iliora dan Arkan di gerbang tadi tetus melayang di pikirannya.

Ia tidak tau entah ini rasanya apa. Yang pastinya ia tidak suka Arkan yang terlihat begitu akrab dengan Iliora.

Aslan menghembuskan napasnya kasar membuat gadis disamping nya menoleh kesamping. Gadis itu menatap Aslan bingung.

"Kamu kenapa sih dari tadi diam mulu? " Tanya gadis itu penasaran. Aslan menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. "Engga" Arva menghela napasnya pelan. "Lagi mikirin siapa? " Tanyanya lagi.

"Gue bilang engga ya engga" Suara Aslan sedikit meninggi hingga Devan dan Dion menoleh ke arah keduanya.

"Kamu kenapa sih slan. Akhir-akhir ini kamu aneh tau gak. Kenapa sih? "

" LO BISA DIEM GAK" Arva tersentak kaget saat suara Aslan begitu keras padanya bahkan Devan dan Dion  jgga ikut tersentak. "Gue lagi males tau gak ngeladenin lo" Lanjutnya kemudian cowok itu memasuki kamarnya.

"Kenapa sih tu anak? " Tanya Dion Devan mengangkat bahunya tidak tau ya memang ia juga tidak tau.

                           ***
Iliora dan Zea baru saja keluar dari toilet. Keduanya kini berjakan di Koridor menuju kelas mereka.
                 
"Ze" Panggilan itu membuat langkah keduanya terhenti. Dilihat Digo yang berjalan dari arah yang berlawanan dengan keduanya tidak lupa senyum cowok itu merekah sempurna.

Digo mengernyitkan dahinya bingung saat Zea yang terus berjalan tanpa mengeluarkan sekata pun padanya.

"Ze ze Zea" Panggil Digo lagian kemudian mengejar gadisnya. Ia meraih tangan Zea saat jarak keduanya sudah dekat.

Iliora hanya menatap keduanya tanpa ikut campur.

"Kenapa? Kok semalam di read doang chat aku" Tanya Digo yang sudah dihadapan Zea. Namun yang ditanya tak menunjukkan wajahnya sedikitpun. "Kamu kenapa sih ze? Aku ada salah? "

SEJUTA LUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang