23

740 30 4
                                    

Iliora menghembuskan napasnya kasar melihat Zea yang sedari tadi masih menangis. Sudah setengah jam gadis itu menangis namun tak kunjung reda. Iliora sendiri juga bingung penyebab gadis itu menangis.

"Ze lo kenapa sih? Lagi ada masalah" Tanya Iliora yang sudah jengan dengan tingkah Zea. Sekarang rumah yang tadi Iliora bersih dengan susah payah kini kembali seperti kapal pecah. Tisu dimana mana karena ulah Zea.

Zea tidak memasalahkan itu. Yang ia bingung sekarang adalah penyebab gadis itu menangis.

"Hiks... Hiks.. "

"Cerita sama gue lo kenapa? " Iliora.

"Digo.. Hiks"

"Digo kenapa? Selingkuh? " Iliora.

"Digo udah punya tunangan ra. Lo tau kan cewek yang sempat gue ceritain sama lo? Itu tunangan Digo ternyata. Mereka dijodohin... Hiks" Sekarang iliora mengerti. Hal yang hanya ia bisa lakukan sekarang adalah menenangkan Zea. Karena tidak mungkin ia membuat Digo membatalkan tunangannya itu.

"Ssttt... Udah lo jangan nangis lagi? Lo mau mata lo bengkak? Besok lo sekolah ze. Udah gue yakin lo bisa dapetin yang lebih baik dari Digo kok" Iliora.

"Hiks.. Hiks.. Gue maunya Digo ra. Gue gak mau yang lain" Tangis Zea masih terdengar.

"Yaudah kalau lo mau lo jadi yang kedua aja" Zea mendelik sebal. Ia menatap iliora kesal.

"Ah lo mah gak seru"

Iliora tertawa kecil. "Becanda astaga"

                                 <<<           >>>

Aslan terduduk di kasurnya. Matanya tak luput dari ponselnya.

Matanya kemudian menatap ke arah langit kamarnya. Pikirnya kembali kepada kejadian di rooftop sekolah tadi.

Drrt drtt.

Mama is calling.

"Halo mah"

"Hallo sayang. Kamu udah sembuh kan maaf mama baru ngabarin kamu soalnya beberapa hari ini mama sibuk banget sayang maaf yah"  Aslan terkekeh geli mendengar cara bicara angel yang sangat cepat. Ia tebak pasti wanita itu sedang menghawatirkan nya sekarang.

"Iya mah. Aslan gak papa"

"Sukur kalau gitu. Mama seneng dengernya. Oh iya mama waktu itu minta bantuan sama Lio buat liat kamu pas sakit. Kio dateng gak waktu itu? "

Aslan terdiam mendengar ucapan Angel. "I-iyah mah"

"Yaudah mama matiin yah"

"Iya mah"

Tut.

                               Zzzz

Pagi kembali matahari pun mulai bersinar. Pagi ini Iliora disibukkan dengan perutnya yang mules apalagi rasa mualnya yang ta kunjung hilang bersamaan dengan cairan putih yang terus keluar dari mulut ya.

Terhitung sudah setengah jam Iliora berdiri di kamar mandi. Rasa pusing gadis itu pun kembali. Iliora kembali ke kamarnya saat merasakan pusing yang sedikit mereda. Perempuan itu berjalan  dengan hati hati agar tidak menimbulkan sesuatu pada calon anaknya.

Sesampainya di kamarnya perempuan itu mendudukkan dirinya di samping ranjang. Ia merogoh ponsel yang berada di meja kecil yang tau jauh dari tempat duduknya.

Jari mungil gadis itu terus bergerak di atas layar benda pipi itu namun seketika terhenti saat sesuatu melewati berandanya.

            Dibutuhkan tenaga kerja wanita!!!
Hubungi no. Ini jika berminat +62********

SEJUTA LUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang