Zea berjalan memasuki rumahnya. Ia mendesah kecil saat melihat rumahnya yang sepi. Memang sudah biasa baginya seperti ini.
Zea memasuki kamarnya kemudian merebahkan tubuhnya. Ia baru inget sesuatu.
Tangannya meraih ponselnya di saku seragamnya kemudian menghubungi nomor seseorang.
"Hallo"
"Halo ra. Lo dimana? Lo gak papa kan? " Zea.
Di sebrang sana seorang tersenyum kecil. "Gue di rumah tapi bukan di rumah bokap. Gue juga gapapa kok"
"Maksudnya gimana? "
"Gue udah tinggal sama mereka lagi ze. Sekarang gue di rumahnya Bi sumi yang lama. Nanti gue sherlock aja yah ke lo. Gue capek banget"
" Yaudah kalau gitu gue kesana"
Tut.
Zea mematikan sambungan telepon keduanya kemudian bergegas untuk siap siap.
&&
Kini Zea sudah berada di jalan menuju rumah baru yang dimaksud Iliora. Ya setelah Iliora mengirimkan lokasi tadi Zea langsung keluar dari rumahnya.
Kini dirinya sedang menyetir karena memang ia membawa mobilnya sendiri.sempat ia tadi ia meminta Digo untuk mengantar dirinya namun cowok itu sedang sibuk. Alhasil Zea membawa mobilnya sendiri.
Mata Zea terus fokus pada jalan. Pandangannya terus melihat sekitar. Gadis itu menghentikan mobilnya saat melihat seseorang yang sangat baginya. Hati Zea seketika memanas saat melihat orang itu tidak sendiri melainkan dengan seorang gadis juga di sampingnya.
"Sibuk sama dia ternyata" Guman Zea terkekeh miris.
Sementara di sebrang sana tepatnya di sebuah kafe seorang cowok tengah bersama seorang gadis.
Zea turun dari mobilnya melangkah menuju kedua orang itu namun keduanya tidak menyadari kehadiran Zea di sana.
"Oh ini yang kamu bilang sibuk" Suara Zea berhasil menyadarkan keduanya. Keduanya sama-sama kaget dengan kehadiran Zea disana.
"Z-ze"
"Kenapa? Kaget? Ya kaget lah "
Digo berdiri dari kursinya kemudian meraih tangan Zea namun gadis itu menghindarinya.
"Udah berapa kali go bohongin aku? Seratus? " Digo menggeleng kan kepalanya. Lidahnya seakan keluh untuk mengeluarkan suara.
"Aku bisa jelasin ze. Kamu tenang dulu" Ucap Digo menenangkan Zea.
Zea tidak memperdulikan itu matanya beralih menatap gadis yang masih setia duduk didekatnya.
"Lo siapa? Pacarnya? " Zea.
Gadis itu menggeleng keras. "Gue tunangan nya-"
"Sas" Tegur Digo.
"Lebih cepat lebih baik go. Lo mau boongin dia terus" Saskia.
Zea memandang keduanya secara bergantian.
"Gue Saskia. Gue tangannya Digo"
Zea tertawa kecil mendengar ucapan gadis yang bernama Saskia itu.
"Kalian kalau mao boongin gue gak kayak gini" Zea menggelengkan kepalanya kecil.
"Terserah kalau lo percaya atau enggak. Yang penting kita udah omongin sama lo. Kita dijodohin"
Deg.
Entah kenapa ucapan Saskia kali ini membuat hatinya teriris. Zea menoleh ke arah Digo meminta penjelasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEJUTA LUKA
RandomMenjadi seorang ILIORA ASANCA sangatlah tidak gampang. Menjalani kehidupan yang kejam selalu berpihak padanya. jika seperti orang orang yang mendapat kan kasih sayang dari keluarga nya Gadis ini tidak mendapatkan itu.