Satu bulan berlalu setelah kepergian Iliora. Satu bulan juga Aslan menjadi pendiam. Lelaki itu banyak berubah apalagi ia tak kunjung menemukan keberadaan Iliora.
Sudah banyak yang ia lakukan selama ini untuk bertemu Iliora nun nihil. Rupanya wanita-wanita itu sangat pintar untuk bersembunyi.
Seperti saat ini Aslan masih meringkuk di atas kasurnya. Sementara jam sudah menunjukkan tujuh lewat. Sedari tadi Devan dan Dion hany5 menatap manusia itu dengan malas.
Bagaimana tidak hari ini adalah hari dimana ketiganya akan mengikuti tes di kampus yang mereka sudah daftarkan. Dan sebentar lagi tes itu mungkin akan dimulai.
"Ck. Slan lo niat kuliah gak sih. Lo gak liat sekarang jam berapa? " Ucap Devan kesal.
"Tau lo. Lo percuma kayak gini mulu. Gimana pun liora pergi itu karena lo sendiri kan. Udahlah lo gak usah merasa paling sakit deh slan" Devan menyenggol lengan Dion.
"Gak usah dibahas bego" Ucap Devan kesal.
"Slan lo kalau kayak gini mulu itu gak akan buat liora balik. Lagian nih ye kalau lio balik nanti terus lo gak kuliah duh mana mau dia sama lo. Apalagi nanti kalau lo pengangguran . Mau lo" Devan
" Ck. Berisik lo" Ya usai mengatakan itu Aslan langsung membalikkan tubuhnya kemudian beranajk dari sana berjalan ke arah kamar mandi.
Devan dan Dion tertawa kecil jika sudah disangkut pautkan dengan Iliora pasti cowok itu mau. Lihat saja sekarang.🐹🐹
Kini ketiga lelaki itu sudah sampai di salah satu universitas terbaik di jakarta. Kampus yang sudah mereka daftar beberapa minggu yang lalu.
Ketiganya kini sudah berada di salah satu ruangan yang sudah disiapkan untuk seleksi. Ketiganya memang mengambil fakultas yang sama makannya saat ini mereka satu ruangan.
Setelah satu jam terlewat kini ketiganya kembali keluar dari dalam ruangan itu. Karena memang seleksi nya sudah selesai.
Ketiganya berjalan di Koridor kampus dengan berjajar.
Drrt drrt drrrt.
Devan merogoh ponselnya dari saku.
"Siapa? " Tanya Dion saat melihat Devan mengangkat telfon tersebut.
"Zea" Jawab Devan pelan.
Dion dan aslan mengangguk kecil. Berbeda dengan Devan yang sedang berbicara dengan Zea.
"Kenapa ze? " Devan
"Van kamu udah selesai belum seleksinya? "
"Udah. Kenapa? " Devan
"Oh kalau gitu boleh gak aku pulangnya sama kamu soalnya tadi mobil aku migok di jalan" Zea.
"Oh yaudah. Kamu tunggu disitu aja. Aku kesana sekarang" Devan.
"Yaudah kalau gitu aku tunggu nanti aku sherlock" Zea
"Hm. Yaudah aku matiin dulu yah"
Tut.
Setelah mendapat jawaban dari Zea devan langsung mematikan sambungan telepon keduanya."Kenapa? " Tanya Dion saat melihat Devan yang sudah selesai.
"Gue gak bisa pulang sama lo berdua. Cewe gue mobilnya mogok" Yaps Devan dan Zea sudah pacaran semenjak satu bulan yang lalu.
"Oh gak papa. Yaudah gih"ucap Dion yang di angguk oleh Aslan juga.
Mendengar itu Devan langsung berjalan ke arah mobilnya.
Setelah kepergian Devan Aslan dan Dion pun juga beranjak dari sana untuk pulang. Keduanya berjalan ke arah yang sama yang memang motor Aslan juga yang diparkir berdekatan dengan mobil Dion.
Aslan menaiki motornya dan begitu juga Dion yang memasuki mobilnya.
/ xxxxx/
Setelah pulang dari kegiatan seleksi tadi Aslan langsung pulang ke rumahnya. Cowok itu memasuki ke dalam rumahnya.
Namun saat tiba di dalam ia langsung dikagetkan dengan seorang wanita yang sedang duduk bersila di ruang tamu rumahnya.
Wanita itu menatap kedatangannya datar.
"Mah" Sahut Aslan berjalan ke arah Angel. Ya itu adalah Angel.
Plak.
Belum sempat Aslan mencium puncak tangan Angel. Tangan Angel lebih dulu menampar pipi lelaki itu.
Aslan memegang pipinya bekas tamparan Mamanya. Aslan menatap Angel dengan tatapan bingung. "Mah ko-"
"Kenapa? Kamu mau nanya kenapa mama nampar kamu? Kamu udah buat mama kecewa. Apa yang udah kamu lakuin ke Liora Aslan" Angel berucap dengan raut wajah Marah.
Aslan terdiam mendengar ucapan Angel mamanya.
"Mama kecewa banget sama kamu Aslan. Mama pikir dengan mama bawa kamu dari papa kamu. Kamu nggak akan ngelakuin hal yang sama sama kaya yang papa kamu lakuin ke mama. Mama pikir kamu nggak akan kayak papa kamu. Tapi ternyata malah kamu lebih seperti ini. Kamu nggak tau kan gimana liora cinta sama kamu. Bahkan kamu sakiti terus dia masih mau sama kamu karna apa? Karna dia cinta sama kmu. Tapi kamu? Kamu malah buang dia cuma buat wanita gak jelas itu. Dan sekarang Liora hamil anak kamu kan? Dan kamu malah suruh dia pergi dalam keadaan seperti itu" Aslan masih terdiam bahkan air mata cowok itu sudah mengalir deras. Angel pun ikut menangis ia bisa membayangkan bagaimana keadaan Liora saat ini.
"Kamu bayangin gimana liora sekarang? Gimana kalau di kenapa napa Aslan. Kamu kayak gini buat mama sakit tau gak. Apa yang mama rasa dulu sekarang ada lagi Aslan itu semua gara gara kamu. Mama yakin liora sakit banget sama yang kamu lakuin kedia" Angel menghapus air matanya yang sedari tadi muncul.
Aslan menatap Angel dengan penuh penyesalan yang ada sekarang. Ia yakin pasti Angel sangat kecewa padanya. "Maafin Aslan mah. Aslan janji bakal cari liora. Maaf mah" Ucap Aslan dengan sisa iskan nya.
"Jangan minta maaf sama mama Aslan. Minta maaf sama liora. Kamu udah buat dia sakit mama gak mau tau kamu harus cari dia. Mama gak mau dia kenapa napa apalagi dia sekarang sedang hamil. Kamu harus cari dia" Setelah mengatakan itu Angel langsung menuju kamarnya meninggalkan Aslan yang masih terdiam di tempatnya.
"ARRRGGGHHH... gue harus cari lo kemana Ra" Ucap Aslan penuh frustasi.
#sss
Berbeda dengan dua sejoli saat ini yang masih Asyik tertawa dengan bahagia. Kedua sejoli yang menikmati indahnya sore ini.
Devan memandang Zea dari samping setelah itu tersenyum. Demi apapun menjadikan zea sebagai kekasihnya adalah suatu kebahagiaan terbesar bayinya. Setelah cukup lama ia mengambil hati gadis itu dan sekarang resmi menjadi kekasihnya.
Zea yang ditatap tetap menatap ke depan dengan pandangan datar walaupun saat ini jantungnya sedang tidak baik baik saja karena Devan yang terus menatap nya.
Zea menatap Devan kesal berbeda dengan Devan yang menatapnya bingung. Devan mengangkat alisnya keatas seolah bertanya apa? Pada gadis itu.
"Issh... Bisa gak gak usah netep aku kayak tadi. Kan aku malu" Cicit Zea diakhir kalimat nya.
Devan tertawa kencang mendengar ucapan Zea. Hanya ditatap seperti ini saja gadis itu sudah salting. Kan gemes
"Ceritanya lagi salting nih" Tanya Devan menggoda. Zea semakin dibuat kesal dengan gerakan cepat gadis itu mencubit Devan berkali-kali.
"Iya iya. Sakit Zea aelah" Devan.
"Yang kamu sih" Zea
Devan tersenyum kecil. "Ia iya maaf. Kamu tau gak kenapa aku liatin kamu. Karena kamu tu cantik banget. Pake banget" Zea tersenyum mendengarnya. Gadis itu berhamburan memeluk tubuh Devan. Tidak lupa cowok itu membalas pelukan Zea dan mencium kening gadis itu. Zea semakin erat memeluk tubuh devan ia merasa sangat disayangi oleh Devan sekarang.
Dari kejauhan seorang cowok menyaksikan keduanya. Tidak bisa dipungkiri bagaimana keadaan hatinya sekarang. Yang pastinya sudah sangat sakit tapi mau bagaimana lagi dia sendiri juga yang memulainya bukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEJUTA LUKA
RandomMenjadi seorang ILIORA ASANCA sangatlah tidak gampang. Menjalani kehidupan yang kejam selalu berpihak padanya. jika seperti orang orang yang mendapat kan kasih sayang dari keluarga nya Gadis ini tidak mendapatkan itu.