Beberapa minggu sudah berlalu. Seiring berjalan nya waktu semua begitu cekat berlalu.
Setelah kejadian dimana Iliora dipaksa oleh Aslan kedua orang itu sudah tidak pernah bertemu satu sama lain.
Selama beberapa minggu ini Iliora tidak pernah melihat cowok itu. Iliora memang sengaja menjauhi Aslan.
Saat ini Iliora dan zea tengah berada di kelas mereka. Keduanya tidak ke kantin karena memang iliora yang tidak mau kesana. Alhasil zea mengikuti wanita itu.
Keduanya sibuk dengan buku yang berada di hadapan keduanya. Iliora memaksa zea untuk belajar apalagi ujian kelulusan tinggal beberapa hari lagi.
Zea mendesah berat. Kepala seakan pecah melihat angka beserta rumus rumus kimia yang ada di bukunya.
"Ahh lio capek tau belajar" Ucap Zea malas.
"Ck. Ujian tinggal berapa hari lagi ze" Iliora.
"Ya tapi kan- muka lo pucat ra? Lo kenapa? Sakit? " Atensi Zea berubah saat melihat wajah pucat Iliora.
Ia baru sadar dengan raut wajahnya gadis itu.
Iliora terdiam. Ia memang sadar sedari tadi gadis itu terus merasakan pusing dikepalanya apalagi tadi pagi perempuan itu sempat muntah.
"Gatau. Gue pusing sih sedikit" Kata Iliora.
"Ko lo gak bilang bsih. Yaudah sekarang kita ke uks ayo" Zea menarik tangan Iliora.
Namun sebelum melangkah Zea bingung saat melihat Iliora hang memegang perutnya. "Kenapa? " Bukannya menjawab Iliora malah berlari keluar kelas meninggalkan Zea yang kebingungan.
Tanpa berlama-lama Zea ikut berlari mengejar iliora yang berlari menuju Toilet.
Di tempat lain tepatnya di lapangan basket seorang cowok mendribling bolanya kesana kemari. Namun itu terhenti kala melihat seorang perempuan yang berlari menuju toilet.
"Dia sakit? " Gumamnya pelan.
"Huek"
"Huek"
"Huek"
Zea memasuki toilet yang terdapat iliora di dalamnya. Ia memegang tengkuk bagian bawah Iliora seperti mengurut.
"Udah? " Tanya Zea saat Iliora membersihkan mulutnya.
Iliora menggelengkan kepalanya pelan. "Masih pusing" Jawab iliora.
"Lo gak main ya tadi pagi" Tanya Zea.
"Makan" Jawab iliora.
Zea menganggukkan kepalanya. Ia baru ingat sesuatu.
"Ra lo udah dateng bulan? " Pertanyaan Zea membuat Iliora terdiam. Ia baru ingat. Tanggal nya sudah lewat.tidak itu tidak mungkin.
"Ze gue gak akan hamil kan ze" Iliora. Mata gadis itu berkaca- kaca.
Zea terdiam ia bingung harus menjawab apa "Tapi kita tes dulu yah? " Iliora menundukkan kepalanya kebawah. Ia kembali menangis.
Zea membawakan Iliora ke dalam pelukannya. Tubuh Iliora bergetar karena menangis. "Pulang sekolah ke rumah gue kita cek disana"
****
Iliora dan Zea kini sudah berada di rumah Zea. Keduanya terus mondar-mandir menunggu hasil taspek.keduanya saat ini tengah berdiri di depan kamar mandi milik Zea.
Iliora mengigit jarinya sendiri detak jantungnya berdetak kencang.Zea yang mengerti dengan keadaan perempuan itu mengelus punggung Iliora lembut. "Cek gih hasilnya. Percaya sama gue" Zea.
Iliora mengangguk ragu. Gadis itu kembali berjalan ke dalam kamar mandi untuk melihat hasilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEJUTA LUKA
RandomMenjadi seorang ILIORA ASANCA sangatlah tidak gampang. Menjalani kehidupan yang kejam selalu berpihak padanya. jika seperti orang orang yang mendapat kan kasih sayang dari keluarga nya Gadis ini tidak mendapatkan itu.