12

569 22 1
                                    

"Ra lo ga papa? " Tanyanya mengangkat kepala gadis itu kemudian menaruh  di atas pahanya.

Mendengar suara itu iliora membuka matanya perlahan. " Arkan " Ucapnya sebelum gadis itu kehilangan sadar.

Ya itu adalah arkan. Tadi cowok itu baru saja pulang dari rumah Digo kebetulan ia lewat disini.

"Ia ini gue. Ra ra. Liora bangun. Ra" Arkan semakin oanik melihat iliora yang sudah pingsan. Ia mengangkat tubuh gadis itu kemudian berjalan menuju mobilnya.

Sesampainya di mobil Arkan mengatur tempat untuk ditempati iliora. Ia memperhatikan wajah gadis itu dengan lekan lebam dimana mana dengan rambut yang sudah sangat berantakan.

Tangan arkan terkepal. Melihat kondisi iliora membuat hatinya sangat sakit. Seharusnya ia tadi membunuh ketiga preman itu.

Arkan merogoh ponselnya dari hoodienya kemudian memencet sesuatu disana.

" Ke rumah sakit sekarang "

"      "

"Udah ze kesana aja. Liora sakit"

"     "

"Hm"

Tut.

Setelah mengabari Zea Arkan langsung menjalankan mobilnya. Ia tidak mau iliora berlama-lama dengan keadaan seperti ini.

                      ****

Arkan terus melihat ke dalam ruangan dimana seorang gadis yang tengah ditangani oleh petugas rumah sakit.

Ia tidak henti hentinya mengumpat preman yang sudah membuat iliora seperti ini.

"ARKAN" teriak Zea dari arah belakang. Gadis itu berlari tidak memperdulikan Digo yang juga mengejarnya.

"Lio kenapa kan. Kenapa sampe masuk rumah sakit kayak gini" Tanya Zea dengan isakanya.

"Liora kenapa kan" Kali ini Digo yang bertanya.

Arkan menghembuskan nafasnya. "Dia hampir aja di lecehkan sama preman di jalan"

Zea menutup mulutnya mendengar ucapan Arkan. Ia menatap ruangan iliora dengan tangisan yang mulai pecah.

"Untung gue cepat dateng" Ucap. arkan yang ikut menatap ruangan iliora. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana jika ia tidak  Datang tadi.

Ceklek

Suara pintu terbuka membuat ketiga orang itu langsung menoleh kesana. Terlihat seorang dokter baru saja keluar dari ruangan itu.

"Dok gimana keadaan sahabat saya dok" Zea.

"Dok gimana? " Arkan.

Digo memegang bahu Zea yang bergetar karena menangis.

"Tidak ada luka parah. Untuk luka diwajahnya saya sudah obati. Pasiennya sudah sadar jadi sekarang boleh masuk"

Zea memasuki ruangan iliora begitu saja.

"Ra" Panggil Zea saat melihat iliora menangis. Gadis itu langsung memeluk tubuh iliora.

SEJUTA LUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang