Di sebuah ruangan yang berbau obat obatan terdapat dua orang yang berbeda.
"Aws.. " Ringis Iliora saat Arkan melap kuah bakso yang ada di lengannya. Lengan gadis sangat memerah.
Ya kedua orang itu adalah Iliora dan Arkan. saat keduanya pergi dari kantin tadi keduanya langsung menuju UKS.
"S-sorry. Ini pasti panas banget yah? " Arkan melihat lengan Iliora sangat merah.
Iliora mengangguk pelan. "Sakit banget " Ucapnya dengan gemetar air mata gadis itu sudah turun sejak tadi.
Arkan yang melihat itu langsung memeluk tubuh Iliora yang munggil.
" Sttt... Udah jangan nangis. Kamu tahan bentar yah aku olesin salepnya dulu " Iliora menganggukan kepalanya.
Arkan membuka salep yang ia ambil sejak tadi kemudian mengolesnya pada luka Iliora dengan sangat pelan. Ia takut gadis itu kesakitan jika ia mengolesnya sedikit cepat.
"Shh.. Pelan pelan kan " Ujar Iliora.
" Iya " Balas Arkan walaupun ia tau harus pelan seperti apa lagi.
Tanpa keduanya sadari sedari tadi ada seorang yang melihat aktivitas mereka dari pintu. Terlihat seorang itu menahan amarah nya terlihat dari tangannya yang terkepal.
" Kalo cemburu bilang " Ujar Zea saat ia melihat seorang itu. Ya gadis itu memang berniat menemui Iliora di Uks tapi tidak sengaja ia melihat Aslan yang mengintip di balik pintu.
Perkataan Zea membuat Aslan tersadar sedetik kemudian lelaki itu langsung mengubah raut wajahnya menjadi datar. " Jangan mimpi. Kayaknya lo tau alasan gue buat pacaran sama sahabat lo. Yang pasti nya gak ada cinta cintaan" Ucapnya.
Zea terkekeh mendengar Jawa Aslan. Memnag mulut bisa berbohong tapi tidak dengan hati. " Bagus dong. Gue harap lo jangan sampeh jatuh cinta deh sama sahabat gue. Karena gue akan berusaha buat Lio lupain lo biar di gak makan hati muku gara gara lo" Setelah mengatakan itu Zea pun memasuki UkS meninggalkan Aslan yang masih terdiam seribu bahasa.
Aslan yang merasakan sedikit ada yang mengganjal dalam hatinya Tapi dengan cepat cowok itu menepis nya. Lagian ia tidak mungkin jatuh cinta dengan Iliora toh dia sangat benci dengan gadis itu.
Aslan beranjak dari sana berjalan menuju arah rooftop.
***
" Ra gimana lukanya udah mendingan?" Tanya Zea yang datang dari ara pintu menghampiri Iliora dan Arkan yang masih mengoles salep pada luka Iliora.
Iliora menggeleng pelan pada Zea. " Masih sakit ze " Adu Iliora.
Zea menghembuskan nafasnya kasar ia jadi merasa bersalah.. Coba saja tadi ia cepat menghampiri Iliora saat kejadian tadi pasti tidak akan seperti ini atau coba saja dirinya yang memesan makanan tadi.
" Maaf ya ra gara gara lo mesen bakso gue, lo jadi gini" Ucap merasa bersalah. Iliora mengheoa nafasnya kasar kenapa jadi Zea yang merasa bersalah.
" Gak ze. Ini bukan slaah lo guenya aja tadi yang gak hati hati" Ujar Iliora tersenyum pada Zea.
" Ini semua tu gara gara si zewe ular itu sama si Aslan " Ucap Zea kesal.
"Udah gak usah di pikiran " Iliora.
Zea mengangguk kemudian mata kedua cewek itu memperhatikan Arkan yang masih sibuk mengoles salep dengan hati hati.
" Udah " Ucap Arkan selesai mengoles salep pada Iliora. " Jangan banyak gerak dulu ra takut keganggu lagi lukanya" Lanjut Arkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEJUTA LUKA
RandomMenjadi seorang ILIORA ASANCA sangatlah tidak gampang. Menjalani kehidupan yang kejam selalu berpihak padanya. jika seperti orang orang yang mendapat kan kasih sayang dari keluarga nya Gadis ini tidak mendapatkan itu.