27

747 32 2
                                    

Zea berjalan keluar dari sebuah alfamart . Cewek berjalan dengan pelan apalagi tadi ia tidak membawa kendaraan apapun. Sengaja karena alfamart itu memang tidak jauh dari rumahnya.

Zea menaikan topi hoodie nya ke atas kepala udara malam ini cukup dingin.

Brum brum.

Suara motor yang bersumber dari belakang membuat Zea menoleh kebelakang.

Seorang dengan motor besar memberhentikan motornya tepat di samping Zea. Cowok itu membuka helmnya tidak lupa tersenyum ke arah Zea.

"Hy" Ucapnya pada Zea.

"H-hy go"ucap  zea kaku. Jujur sekarang suasana sangat canggung apalagi mereka berdua yang sekarang tidak seperti dulu lagi.

Bukan hanya Zea tetapi Digo juga merasakan hal yang sama.

" Em. Kenapa jalan kaki aja malam gini lagi "Digo.

" Gapapa. Sengaja aja gak jauh juga. Oh iya lo mau kemana malam malam gini? "

"Gapapa cuma pulang dari rumah  saskia" Jawab  Digo.

"O-oh." Balas zea tersenyum kecut ketika mendengar jawaban itu.

"Gue anter lo pulang yah!" Digo.

Zea menggeleng pelan. "Gausah. Gue takut saskia marah. Lagian udah deket juga kok tingal belok aja  udah" Tolak Zea cepat.

"Ze. Gue mohon. Gue janji ini terakhir kalinya " Zea menghela nafasnya kemudian mengangguk pelan membuat Digo tersenyum.

"Okeh.biar gue aja yang pasang" Ujar Zea cepat saat Digo hendak memasang kaitan helmnya.

Zea dan Digo kini sampai didepan rumah Zea. Zea pun turun dari motor cowok itu. "Thanks yah " Ucap Zea memberikan helm.

Digo mengangguk sambil tersenyum. "Ze" Panggil Digo.

Zea mengangkat alisnya keatas. " Kenapa? "Jawabnya.

" Lusa gue bakal tunangan " Digo mengatakan itu dengan kepala yang tertunduk. Ia tidak bisa melihat Wajah Zea saat ini.

Zea terdiam sejenak kemudian kembali tersenyum walaupun bersikap seperti itu membuatnya sakit. "Oh ya. Selamat yah" Uhar Zea.

Digo mengangkat kepalanya kedua orang itu salih menatap dalam diam. Entah bagaimana perasaan mereka saat ini. Zea memang belum sepenuhnya melupakan cowok ini namun ia juga tidak mungkin menjadi benalu untuk hubungan Digo dan saskia nanti.

" Lo udah move on dari gue kayaknya "Digo tersenyum kecut berbeda dengan Zea yang hanya terdiam. " Padahal gue masih sayang sama lo ze"Digo.

"Gue emang belum sepenuhnya move on tapi gue juga gak mungkin kan bertahan sama lo" Zea.

"Iya juga sih. Gue cuman mau bilang itu gue harap lo dateng nanti. Lo dateng aja gue bahagia " Digo.

"Gue usahain " Zea.

Digo mengangguk kecil. Cowok itu kemudian kembali menyalahkan mesin motornya. "Gue pulang" Melihat anggukan dari  Zea cowok itu akhirnya oun pergi meninggalkan Zea yang masih setia berdiri di depan rumahnya. 7

                                 ***

Iliora merebahkan tubuhnya di tepi ranjang. Wanita itu baru saja memasuki kamarnya yang cukup besar yang menjadi tepatnya untuk beristirahat selama ia tinggal disini.

Iliora menatap perutnya yang sudah mulai terlihat mengelusnya  dengan pelan sambil tersenyum.

"Kamu cepat keluar yah. Biar mama gak sendiri lagi" Menolong Iliora pelan.

Tok tok tok.

Atensi  iliora beralih ke arah pintu yang masih tertutup. Wanita itu berjalan ke arah pintu.

Ceklek.

Iliora tersenyum  pada wanita yang sedang berada di depan pintu kamarnya wanita itu juga tidak lupa membalas senyuman Iliora.

"Maaf ya udah ganggu" Ucap wanita itu.

Iliora menggeleng pelan. "Engga ganggu kok kak. Kenapa ada yang perlu dibantu? " Iliora.

"Engga. Saya cuman mau bilang. Malam ini saya pulangnya malem. Kamu kalo mau apa aja terserah jangan tunggu saya. Okeh" Iliora menganggukkan kepalanya beberapa kaki setelah itu wanita yang bernama Tasya itu pamit dari sana.

Iliora kembali memasuki kamarnya. Gadis itu merogoh ponselnya yang ia letakan di atas meja tadi.

Iliora menggerakkan jarinya di atas layar ponselnya untuk menghubungi seseorang. Ia terdiam menunggu respon di sebrang sana.

"LIOOOO" Iliora menjauhkan ponsel  dari telinganya. Teriakan dari sebrang sana sangat jerah membuatnya sedikit meringis.

" Gak usah teriak kali zee"ujar Iliora pelan ya itu adalah zea.

"Ck. Lo gimana sih gye kan kangen sama lo. Lo tega banget ya ninggalin gue gitu aja mana gak pamit lagi. Lo tau gak gue marah banget sama lo" Iliora terkekeh mendengar ucapan zea yang begitu panjang.

"Ia ia gue minta maaf. Lagian kalau gue pamit sama lo gue yakin lo pasti bakal ngelarang gue kan. Makanya gue gak pamit gue cuman gak mau nyusahin lo di sana ze.

Terdengar suara helaan napas di sebrang sana.
" Ya  tapikan gak gitu juga lu perginya. Lo tau gak gue disini sepi banget. Gue ikut lo aja yah"

"Heh. Udah lo  tenang aja gue bakal balik kalau masa kontrak gue abis. Lima taun gak lama kali ze" Iliora.

"Ya itu dih menurut lo. Eh tapi ya di Aslan kayaknya nyesel deh sama yang dia buat sendiri. Lo tau gak dia sampe ngurung diri anjirr fara gara lo pergi"

Iliora terdiam sejenak. Sebenarnya  ia sedikit kaget tapi ia tidak yakin saat ini.

"Ck. Gak mungkin. Kan dia sendiri yang buang kita. Lagian gue pergi itu sesuai sama yang dia mau ko. Ah udah deh gue lagi gak mau ngebahas dia. Oh iya ze nanti baru lanjut yah kayaknya anak gue laper deh".

" Ck. Iya  terserah lo deh. Yaudah nanti kita lanjut aja buru makan gih"

"Yaudah m gue matiin yah."

Tut.

Iliora  langsung mematikan sambungan telfon keduanya saat melihat zea yang menganggukkan kepalanya.

Iliora menatap lurus kedepan  kemudian terkekeh kecil. "Gak mungkin Aslan segitunya nyariin kita. Lagian aku udah tekat buat gak ketemu dia lagi"

                      Sssss

Berbeda dengan Aslan cowok itu masih menatap ke depan dengan tatapan kosong. Sudah beberapa hari ia seperti ini hanya diam di apartemennya. Kepergian Iliora yang entah tau kemana membuat cowok itu sangat menyesal dengan perbuatannya selama ini.

Ia baru sadar jika ia juga membutuhkan iliora di hidupnya. Ia kembali menghisap rokok di tangannya kemudian diikuti oleh asap rokok dari mulutnya.

" Lo di mana sih ra. Lo segitunya benci sama gue sampe gak pulang pulang. Gue kangen sama lo sama calon anak kita juga" Aslan menghembuskan nafasnya kasar setelah mengatakan itu.

Jika mengingat kembali apa yang ia lakukan kepada iliora selama ini itu sangat membuatnya menyesal. Jika bisa ia kembali kebelakang ia akan memperbaiki semuanya.

Ia akan memulainya dari awal lagi. Tapi mau bagaimana lagi sekarang semuanya sudah terlambat bahkan ia tidak tau dimana Iliora sekarang.

Aslan bangkit dari sana memasuki kamarnya lagi. Ia berniat untuk membersihkan dirinya saat ini.

SEJUTA LUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang