Chap 15 - Hasrat

180 17 4
                                    

Mark POV

.

"Mark, kau sudah baca pesan dari ayah?" Jane memanggilku dari arah dapur, pagi ini sebelum aku berangkat ke kampus aku menyempatkan diri untuk mengunjungi kakakku, Jane.

Aku mendudukan diriku di kursi meja makan, meyesap kopi yang sudah dibuatkan kakaku dan sibuk mebaca pesan dari kekasihku.

"Kau tidak mendengarkanku, Mark?" ucapnya menaruh ponselku di atas meja, "Oh, Gun again?" ucapnya mengangkat salah satu alisnya.

"Jangan menggangguku, Jane," jawabku mengambil kembali ponselku namun Jane mengahalangiku lagi, "Balas pesan dari ayah dulu!"

"Fine!" aku mengetik sebuah pesan untuk memuaskan keinginan seseorang yang menatapku tajam.

dan setelah pesan itu terkirim kuarahkan layar ponselku padanya, "Happy now?"

"Gun must be crazy for falling in love with you? You're such a bossy!" lanjutku.

"Ask him? Kalau adikku satu-satunya ini gak jatuh cinta sama dia, mungkin sekarang kami udah pacaran and happy after forever," jawab Jane yang sebenarnya adalah wanita paling menyebalkan yang pernah kukenal.

"Jane!"

"What? Bukankah aku kakak yang baik, Mark? Mengalah demi adikku dan berpura-pura dekat dengannya sampai satu kampus gak percaya kalau kita bersaudara?" Jane masih terus mengoceh sambil mengambil kopi di depanku.

"Aku bahkan balikan lagi dengan si narsis itu demi dirimu, demi Gun agar terfokus padamu dan melupankanku," Jane berjalan menjauh dariku, menaruh segelas kopi itu di dapur.

"What do you want, Jane?"

"I just want you to be happy, my lil bro," ucapnya tersenyum simpul padaku.

"I am,"

"Oh, Really?" tanyanya meragukan diriku.

Beberapa hari yang lalu, untuk pertama kalinya aku dan Gun tidur bersama. Untuk pertama kalinya juga aku merasa mendapatkan sesuatu yang selama ini aku inginkan.

Gun berkata padaku, "dia mencintaiku" aku sangat bahagia sampai aku tidak bisa menahannya. Aku meminta Gun untuk belajar mencintaiku, dan sekarang dia benar-benar jatuh cinta padaku.

Tapi..., entah kenapa sekarang aku tidak bisa mempercayai ucapan Gun. Saat itu aku benar-benar ingin menyentuhnya, mengurungnya di rumahku dan hanya aku yang bisa melihatnya. Apapun yang keluar dari mulutnya saat itu akan kutelan mentah-mentah, tapi seiringnya waktu berjalan, I can't feel it! Aku merasa Gun masih mencintai kakakku, Jane.

.

"Aku berangkat dengan Title, kita bertemu di kampus Mark"

Isi pesan dari Gun. Aku menunggunya di parkiran kampus, dia ada kelas jam 10:15 seharusnya dia sudah sampai di kampus sekarang.

Mobil Earth, kekasih Jane lewat di depan mobilku, memarkirkannya tidak jauh dari tempatku sekarang. Mereka keluar dari mobil dan aku bisa melihat Jane yang merasa tidak nyaman berjalan berdampingan dengan Earth.

Tok tok

Jane mengetuk kaca mobilku, memintaku membukanya, "Kau tidak turun? Masih menunggu Gun?"

"Ya,"

"Baiklah, aku masuk dulu,"

"Wow, kalian masih langgeng aja? Kurasa kalian cocok satu sama lain," ucap Earth yang berdiri di belakang Jane.

"Yea, thanks dan kurasa kalian tidak cocok, sepertinya kalian harus putus,"

"Hah? Apa maksudmu!!?" Earth hendak membuka pintu mobilku yang masih terkunci dan aku mulai menutup kaca mobil menghindarkanku dari kebisingan suara Earth.

(S)he's Mine! Really?Where stories live. Discover now