.
Author POV
Jantung Gun berdetak sangat cepat seiring dengan hembusan nafas Jane yang mulai menyentuh kulitnya.
Tangan lembut perempuan itu menyentuh lembut pipi Gun, bibir merahnya terbuka perlahan menambah hasrat Gun untuk segera memeluknya.
'Sedikit lagi, sedikit lagi...'
Enggan membuang waktu Gun mengikuti pergerakan Jane, mempercepat waktu agar bisa merasakan bibir tipis itu. Namun saat pemuda itu mulai memejamkan matanya...
"Gun...."
'Kak Jane? Kok suaranya berubah?'
"Gun.... Lihat aku...."
'Huh? Kalau ciumankan enaknya merem kak?'
"Gun..."
Gun yang masih memajukan bibir tebalnya mulai membuka matanya sedikit demi sedikit.
"GUN!!! BANGUN!!! MEREM TERUS! BURUAN MELEK!!"
"SHITT! MAMAH!!!"
BYUUURRR
Pemuda kurus berambut coklat itu mengusap wajahnya yang sudah basah dengan guyuran air dari ibunya. Bukan hanya wajahnya, namun seluruh tubuhnya bahkan tempat tidurnyapun ikut basah dan Gun yakin tidak akan kering hingga keesokan hari berikutnya.
"Bagus! Udah kesiangan berani ngomong kasar sama orang tua."
"Mamah ini ibu kandung apa ibu tiri sih?" gerutu Gun sambil membetulkan poni yang kini menutupi pandangannya.
"Mamah jadi ibu tiri kalau punya anak kurang ajar kayak kamu!"
"Ya, maaf mah. Bukannya Gun mau ngomong kasar, mamah aja yang ngagetin waktu gun udah mau nyi-"
"Mau apa?"
Gun tersenyum lebar menutupi kebodohannya, "Nyanyi mah, Gun mau nyanyi di atas panggung tapi keburu di bangunin, heheh"
"Ck, dasar! Yaudah, buruan! Title udah nunggu di bawah!" ucap ibu Gun sambil berkacak pinggang
"Terus kasur aku gimana mah?"
"Jemur dong."
"Tapi yang bikin basahkan mamah?"
"Gak akan basah kalau kamu gak bangun kesiangan!" Ucapnya melangkah keluar dari kamar putra bungsunya.
"Harusnya Title aja yang lahir di keluarga ini dan aku lahir di keluarga dia, huh!"
"GUN! MAMAH DENGER!!"
"Astaga!!! GUN SAYANG MAMAH! SUER!!"
Terkejut dengan teriakan ibunya Gun hanya bisa mengelus dadanya sambil berdoa semoga uang bulanannya tidak dipotong lagi.
.
.
"Makasih udah bikin aku bolos untuk pertama kali dalam setahun kita menempuh ilmu disini."
Pemuda berkulit tan membungkukkan badannya pada seorang yang kini tengah duduk di depannya, menyantap sarapan kesiangannya dengan hikmat.
"Ya, ya, ya. Sama-sama. Kau boleh duduk anak muda." Jawabnya melambaikan tangannya meminta pemuda itu untuk segera duduk di depannya.
"Brengsek! Aku lagi nyindir kamu! Sadar diri dong!!"
"Oh, ya? Model sindiran jaman sekarang udah berubah ya?" tidak peduli dengan wajah kesal sepupunya- Title, Gun hanya memberikan senyuman tanpa dosa pada pemuda itu.
YOU ARE READING
(S)he's Mine! Really?
RomanceGun, mahasiswa tingkat dua yang sedang dimabuk cinta. Tittle, sepupu sekaligus sahabat Gun. Seorang yang sangat bertolak belakang dengan Gun. Jane, mahasiswa tingkat tiga. Hanya dengan senyuman sanggup membuat hati seseorang berbunga-bunga. Earth, m...