Chap 9 - Toilet

135 16 3
                                    

Author POV

.

"Tle... pleaseee, jangan diemin aku dong...yaa, yaaa?"

Pemuda berkulit putih itu terus memeluk lengan seseorang yang sedang sibuk dengan laptopnya.

"......." Dan pemuda yang dipeluk itu hanya diam tidak memperdulikan ocehan Gun.

"Woy, item!! Lu mau diemin gue sampai kapan, huh? Inget ya pesen mamah, kamu mesti balikin aku sampai rumah! Inget! Mamah nitip aku sama kamu, item!" cerocos Gun dengan mengacungkan jari telunjuknya di depan wajah Title.

"Iya, iya, gue inget!" jawabnya ketus sambil menyingkirkan tangan Gun dari depan wajahnya.

Pemudaa yang sedari tadi terus mengoceh merubah posisi duduknya menghadap sepupunya.

Ia meletakkan kepalanya diatas meja tidak lepas dengan helaan nafas panjangnya.

Title meliriknya sepintas, dia tau sepupunya ini pasti sedang ada masalah, "Kau kenapa?" tanyanya dengan jari-jari yang sibuk mengetik diatas laptopnya.

Masih dengan kepala yang ia tompangkan diatas meja, pemuda berkulit putih itu melirik sepupunya,

"Udah gak marah?"

Title hanya menggelengkan kepala dengan senyum tipisnya, "Bego, kapan gue marah sama lu?"

"Hei! Seharian lu diemin gue?"

"Iya, karena lu bego banget jadi orang!"

"Eh! Sialan si Item!!"

Title menunjukkan jari tengahnya sebagai balasan untuk Gun dan hanya dibalas kekehan oleh Gun.

"Kau belum jawab pertanyaanku, Gun?"

"Hmm?"

Pemuda yang duduk dihadapan Gun menghentikan aktivitasnya, dan mulai memandang sepupunya tersebut.

"Kenapa kau tiba-tiba lari dengan wajah ketakutan tadi?"

"Ahh...itu...." Gun membangunkan tubuhnya, dan mulai menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak terasa gatal.

Ia mengingat kejadian tadi, saat dia lari ke toilet dan bertemu dengan Mark.

.

Flashback

"Jadi, kau masih bertahan dengan model rambutmu itu....Gun"

Gun ingin sekali berlari saat itu juga, tapi jika ia lakukan hal tersebut apa dia akan terlihat seperti seorang pengecut?

"A-apa yang kau lakukan di-disini, huh?" tanyanya mulai terbata-bata, dia tidak bisa melihat Mark yang berdiri di depannya. Karena itu membuatnya teringat kejadian saat hujan satu minggu yang lalu, dan mengingat mimpi-mimpinya dengan Mark saat ia sakit.

"Kau berharap aku melakukan apa di toilet kampus?"

Jawab pemuda yang kesehariannya selalu menampakkan wajah datarnya. Ia melangkah sedikit demi sedikit mendekati seorang yang terdiam terpaku di depan wastafel.

Ketika ia berjalan, pemuda itu terus memandang model rambut Gun.

Gun merasa baik-baik saja dengan gaya rambutnya sekarang, justru dia merasa kadar ketampanannya naik 100%.

Pemuda yang merasa terus dipandang mulai merasa tidak nyaman, "K-kenapa dengan model rambutku, menurutku ini bagus dan orang-orang menyukainya!"

Mark terkekeh menanggapi jawaban Gun, "Termasuk Jane?" tanyanya kembali, kini Mark sudah berdiri tepat di depannya.

Dalam waktu setengah tahun mahasiswa baru itu kini sudah lebih tinggi darinya, badannya juga terlihat lebih berisi dengan postur tubuh yang sempurna.

Melihat Mark yang berdiri tegap dengan sempurnanya di depan Gun, membuat pria berbadan kurus itu melirik tubuhnya sendiri dengan miris.

(S)he's Mine! Really?Where stories live. Discover now