Gun POV
.
Keluarga Title sangat jauh berbeda dengan keluargaku.
Walaupun ayah kami saudara kembar tapi mereka memiliki karakter yang sangat bertolak belakang.
Title sangat mencintai keluarganya, dia tidak marah dengan ibunya yang meninggalkannya demi pria lain dan dia juga tidak marah dengan ayahnya yang selalu melampiaskan kekesalannya pada Title.
Yang kukagumi dari seorang Title, nilainya tidak pernah turun sekacau apapun kondisi keluarganya.
Dia pernah berkata padaku, "Hanya nilai sempurna yang bisa kuberikan pada mereka, Gun. Dengan begitu mereka akan tersenyum padaku"
Semua menjadi lebih buruk ketika Title memutuskan untuk mengambil jurusan sepertiku.
Ayahnya marah karena beliau ingin Title menjadi penerusnya, seorang notaris.
Ayah Title menjadi lebih dingin, dan Title semakin sering untuk tidur di rumahku.
Terkadang hanya ibunya'lah yang bisa menenangkannya, tapi jarak mereka terlalu jauh dan Title enggan meninggalkan ayahnya sendirian disini.
.
"Tle, pindah ke rumahku aja, yuk!" bujukku saat kami sedang menikmati makan siang kami.
"Hahah, ngapain, Gun? Tiap hari juga aku main ke rumahmu." Jawabnya terkekeh
"Seriusan, Tle!"
"Tenangin pikiran kamu, Gun...kamu terlalu overthinking" si Item ini hanya mengacak rambutku, menekankan padaku kalau dirinya baik-baik saja.
Aku mengenalnya sudah sejak lahir dan aku yakin dia sedang tidak baik-baik saja.
Saat kami menginjak bangku SMA, Title pernah masuk ke kelas dengan wajah lebam.
Hal itu cukup menggemparkan sekolahan karena seorang siswa teladan seperti Title tiba-tiba ada lebam di wajahnya.
Para guru yang khawatir menanyakan siapa pelaku di balik itu dan Title berkata kalau dia sedang di bully dan ia tidak mau mengatakan siapa pelakunya.
Kenyataannya yang tau hal sebenarnya hanyalah aku.
Saat itu kami pulang larut karena Title sangat merindukan bundanya. Kami pergi berdua setelah pulang sekolah.
Sesampainya di rumah ayah Title menunggu kami dengan keadaan mabuk berat.
Ia tiba-tiba memecahkan botol minumannya membuat kami berdua ketakutan.
"Kemana kau mengajak anakku pergi!" ucapnya marah padaku.
Ayah Title yang biasanya seorang pendiam tiba-tiba menjadi seorang yang menakutkan.
"Ayah! Ini bukan salah, Gun! Aku yang minta dia temenin aku ke rumah bunda!"
Title mencoba melindungiku, namun yang ia dapat pukulan di wajahnya.
Kejadian itu terjadi sangat cepat, ayah Title hanya terdiam terpaku setelah memukul Title, ia terus memandangi tangannya.
"Tle, kamu gakpapa? Tle! Ayo ke rumah sakit!" ucapku sambil berlinang air mata, darah mengalir dari hidung Title membuatku semakin panik.
Namun sepupuku saat itu hanya berkata "Gak papa, Gun. Aku gak papa. Kamu pulang aja..."
"Tle, maafin ayah... ayah, ayah a-ayah gak bermaksud memukulmu... maafin ayah, Tle...."
Ayah Title berlutut di depan anaknya, ia menangis tersedu-sedu, mengucapkan kata maaf berulang kali.
Aku sungguh sangat marah pada om saat itu, tapi Title terus menenangkanku dan juga ayahnya.
YOU ARE READING
(S)he's Mine! Really?
RomanceGun, mahasiswa tingkat dua yang sedang dimabuk cinta. Tittle, sepupu sekaligus sahabat Gun. Seorang yang sangat bertolak belakang dengan Gun. Jane, mahasiswa tingkat tiga. Hanya dengan senyuman sanggup membuat hati seseorang berbunga-bunga. Earth, m...