Chap 2 - Perpustakaan

181 19 8
                                    




Tittle POV

Aku mengerdipkan mataku beberapa kali, mencoba mencerna sesuatu yang terlihat di depan mataku.

Anak itu lagi ngeliatin aku atau....?

Batinku terhenti sambil memandang datar sepupu bodohku yang tertidur pulas di atas tumpukan buku yang mulai basah terkena air liurnya.

"Bangun bego!!" ucapku sepelan mungkin.

"Zzzztttt....GRROKKKK!!"

Anjir! Anak set*n!!!

Aku melihat sekeliling, dan benar seluruh mahasiswa di dalam perpus ini tengah memandang kami ..... dengan tatapan marah.

Yah, wajar saja! Minggu ini ujian semester ganjil dan banyak mahasiswa yang memilih untuk fokus belajar disini, namun si bodoh Gun dengan santainya mendengkur dengan kerasnya berkali-kali di dalam perpus!!

"Tittle!"

Waduh! Kayaknya aku kenal suara ini?

Sepertinya lebih baik pura-para tidak mendengarnya dan mulai melanjutkan belajar.

"Ehm! Ibu tahu kamu dengar suara ibu, Tle!"

"Zzzttt..fyuuhh....grook!"

Aku melirik sinis sebongkah mayat hidup tanpa dosa yang berada di sebelaku sebelum akhirnya aku menjawab pangilan dari orang itu.

"Ya... ibu penjaga perpus?" jawabku dengan senyum yang dipaksakan

=================

Hampir 30 menit aku mendengar ceramah dari penjaga perpus bertubuh tambun itu, Sial!! Kenapa yang salah Gun tapi selalu aku yang disalahin!!!

"F*ck!!" umpatku sambil menendang angin di depanku.

"Gak di rumah? Gak di perpus? Selama ada Gun, gak bakal bisa belajar!!!" ucapku frustasi disambut teguran beberapa mahasiswa yang terganggu dengan suara gerutuku.

"Iya, iya!!! Nih! diem ni mulut a--??!!"

Aku melebarkan bola mataku, Huh? Dia ngapain disini?

Aku berjalan pelan mendekati tempat dudukku dan Gun. Ada seseorang duduk di atas meja kami.

"Hei, kau mahasiswa ba..."

"Seseorang membuat suhu ruangan ini semakin dingin."

"Huh?"

Dia mencoba memotong ucapanku?

"Ah, iya? Sepertinya memang bertambah dingin....." jawabku menatapnya curiga.

"Eh, tunggu, kenapa jaketku-"

"Kau menjatuhkannya, aku hanya membantumu memungutnya."

Ucapnya dengan cepat, kemudian ia bangun dari atas meja kami.

"Jangan ajak orang ini kesini, ..... dia, mengganggu"

Lanjutnya sebelum dia benar-benar pergi keluar dari ruangan ini.

"Anak itu..."

"MARK!!!!"

Teriakan dari si bodoh itu cukup membuatku terkejut dan seisi ruangan mulai menatap marah kepada kami.

Si bodoh Gun, dia seperti orang yang baru saja terbangun dari mimpi buruknya.

"Tle!! Gawat!! Anak sombong itu? Mark!! Dia mau ngerebut Jane dariku!!!"

F*ck, kenapa dia malah naikkin suaranya, lama-lama beneran diusir nih dari perpus.

"Tle!! Kenapa malah diem aja? Kita harus susun strategi biar si anak sombong itu gak bisa dapetin Jane!!!"

Kalau ibu penjaga perpus datang lagi menghampiri kami...

"TITLLE! GUN!"

"Sebentar bu Gendut!!! Tle, dengerin aku!!!"

Si bodoh makin erat mencengkram bajuku dengan ke dua tangannya, sementara ibu penjaga perpus sudah semakin memerah mendengar Gun memanggilnya 'Gendut'.

"KELUAR KALIAN DARI PERPUS!!!!"

Ya...aku pasrah, perpus tidak akan menerima keberadaan kami kembali.....

"Dih, kenapa di pundakku ada jaketmu sih, Tle?! Nih, punya kamu!!"

Orang bodoh itu menarik jaketku dari pundaknya dengan kasar dan melemparnya di depan mukaku.

"Malam ini tante masak apa ya, Tle? Gak sabar ngerasain makan malam mamah kamu Tle hhehehe"

Aku pastiin malam ini kamu makan racun Gun!

.

.

.

tbc

(S)he's Mine! Really?Where stories live. Discover now