0.5 UNBOXING

1.6K 170 2
                                    

Banyak anak banyak rezeki, itu yang dulu diucapkan Herdian saat ia baru memulai rumah tangganya bersama Amira. Awalnya Amira kira banyak anak itu hanya sebatas 3 biji, namun ternyata yang keluar justru 6 biji.

Mana bujang semua. Dulu Amira sempat mengharapkan paling tidak ada seorang putri di rumah ini, tapi sepertinya kehendak Sang Pencipta berbeda.

Tidak masalah, laki-laki atau perempuan sebenarnya sama saja. Terpenting mereka sehat dan tumbuh menjadi anak yang baik serta sholeh. Semua sudah terbukti sekarang, Amira patut merasa bangga pada keenam putranya.

Dulu bahkan Herdian pernah menawarkan padanya untuk memiliki sebelas anak agar berasa saingan dengan keluarga si petir, tapi dengan tegas Amira menolak.

Jelas dong, Herdian mah enak bikinnya doang, Amira ini yang harus merasakan sakitnya melahirkan. Satu saja sakit setengah mati dan perlu mengejan selama berjam-jam, bagaimana 11?

Enam sudah lebih dari cukup. Bahkan rumah saja sudah sangat bising dengan kehadiran mereka. Ditambah lagi dirinya juga Herdian, sehingga total ada 8 orang di rumah ini.

Sebenarnya Amira pusing, tapi mau bagaimana lagi? Anak adalah titipan dari Yang Maha Kuasa, lagi pula menyenangkan juga memiliki banyak anak.

Seperti yang terjadi sekarang, saat Jaka mengajak keluarganya membuka satu per satu oleh-oleh yang ia bawa dari Aussie. Mereka semua memilih berkumpul di kamar Herdian dan Amira sebagai tempat peng-unboxing-an.

"Thanks bro, topinya keren." Ucap Jaya mengacungkan jempolnya.

Dengan uang yang ada, Jaka membelikan abang sulungnya itu sebuah bucket hat berwarna putih. Modelnya sih biasa saja, tapi Jaya tampak sangat menyukainya. Cepat-cepat ia pakai dan mulai mengambil beberapa foto dari berbagai macam sudut untuk ia unggah di akun instagram miliknya.

"Not at all, itu juga gak semahal yang abang punya." Jawab Jaka.

"Halah harga mah gak penting yang penting tuh ketulusannya." Ucap Jaya yang dibalas senyuman dan anggukan dari Jaka.

"Jaka! Request-an ayah kan kaos yang ada tulisan 'I ❤ AUSTRALIA' nya, kenapa yang dateng malah minyak angin?"

Di atas ranjang, Herdian yang duduk di samping sang istri mangajukan protes pada Jaka saat ia menemukan sebotol minyak angin bergambar koala di dalam sebuah kotak berwarna coklat.

"Hehe Sawry... kaosnya gak sempet kebeli, ayah. Jadi sebagai gantinya aku kasih itu aja ya, lumayan buat kerokan atau buat jaga-jaga pas ngelembur di kantor." Jaka tersenyum lebar selebar papan karambol.

"Ya Gusti... ayah gak setua itu juga kali, Jak."

Herdian menatap Amira dengan bibir mencebik ke bawah. Amira hanya terkekeh, walau sebenarnya dalam hati ia sudah tidak tahan lagi melihat wajah menggemaskan sang suami.

Jika tidak ada anak-anak disini, mungkin sedari tadi ia sudah mengecup bibir laki-laki di sampingnya itu. (Ternyata yang bucin bukan cuma si bapak, tapi si Ibuk Adhinatha juga wkwkwk)

"Kocak banget dah Bang Jaka. Masa ngasih Bang Satya souvenir seminar Ahahahahaha."

Ricky tertawa puas kala melihat tote bag di tangan Satya. Di dalamnya berisi bolpoin, buku, kipas, gantungan kunci, dan botol tumbler yang semuanya bertuliskan Queensland University, serta satu casing handphone bergambar bola basket.

KELUARGA ADHINATHA [ENHYPEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang