0.6 Weekend Pt.1

1.5K 140 0
                                    

Akhir pekan biasanya menjadi saat-saat yang paling ditunggu oleh semua orang di seluruh dunia. Dimana mereka bisa bersantai di rumah sepuasnya atau melakukan berbagai aktivitas sebagai sarana refreshing.

Seperti yang dilakukan oleh Keluarga Adhinatha pagi ini. Amira dengan kewajibannya sebagai seorang istri memilih untuk memasak di dapur.  Menu sarapan hari ini cukup sederhana, hanya sayur bayam, tempe, tahu, dan ayam goreng, serta tambahan buah sebagai pencuci mulut.

Herdian sendiri 30 menit lalu memilih untuk jogging di area car free day bersama Jaka, Satya, dan Sena. Ricky masih tertidur pulas di kamarnya, semalam dia begadang untuk bermain game tanpa sepengetahuan Amira.

Lalu Jaya masih mandi (baru bangun tidur dia) , sedangkan Juna asik menonton TV acara kartun pagi kesayangannya, Shaun the sheep.

Dirasa masakannya telah siap, Amira lantas menata seluruh makanan tersebut di atas meja dengan rapih. Hingga kemudian suara heboh Sena yang baru memasuki ruang TV, tepatnya di ruang tamu, terdengar sampai ke telinganya.

"JUNAAAA SENA PULANGGGG~ SENA BAWA DONAT SAMA IKAN CUPANG NIH BUAT JUNA~"

"Sena, salam dulu sayang."

Amira datang menegur Sena. Putra keempatnya itu membawa seplastik donat juga ikan cupang dalam plastik kecil di tangan kanan, sedangkan tangan kirinya membawa gelas plastik berisi telur gulung yang hanya tersisa 3 tusuk.

"Assalamu'alaikum"

Salam terdengar dari arah pintu. Itu Herdian bersama dengan Jaka dan Satya yang baru saja pulang dari CFD.

"Waalaikumsalam." Kompak Amira serta Juna yang kini telah berdiri di samping Sena mengamati ikan cupang biru di tangannya.

"Umma tadi Sena hilang." Lapor Satya.

"Kok bisa?" Kaget Amira.

"Tuh nyari telor gulung katanya, abis itu mampir-mampir ke kedai lain buat icip-icip. Orang disuruh jogging biar sehat malah makan. Bikin panik aja. Umma tau kan Sena polosnya kayak gimana? Untung ketemu, coba kalo gak?!" Jelas Satya bersungut-sungut, sedangkan Sena sama sekali tidak menggubris. Ia justru asik cengengesan bersama Juna dan ikan cupangnya.

"Sena..." Panggil Amira.

"Ya?"

"Lain kali gak boleh gitu ya, nak? Kalau mau kemana-mana ijin dulu sama ayah atau abang."-Amira

"Tapi Sena kan udah gede."

"Ayah paham, tapi Sena... Disana tadi banyak orang, kita gak tau mana orang baik mana orang jahat. Lagipula emangnya Sena ngerti jalan pulang sendiri?" Sena menggeleng cepat mendengar penuturan sang ayah.

"Sena juga gak boleh jajan sembarangan. Kalo dada nya sakit lagi, gak ada abang atau ayah gimana? Kan ayah sama abang juga yang khawatir." Lanjut Herdian.

"Iya maaf, ayah, Bang Jaka, Bang Satya." Sena menunduk bersalah, membuat Amira merangkulnya dengan hangat.

"Lah kalian habis dari mana?" Tanya Jaya yang sudah bersih dan berpakaian rapih.

"CFD" Singkat Jaka.

"Kok gak ngajak?"

"Bang Jaya aja baru bangun tadi, ya ditinggal. Makanya kalo tidur itu sewajarnya, situ tidur atau simulasi mati?" Julid Juna, di balas oleh Jaya dengan tatapan datar.

"Udah udah, ayo sarapan. Umma mau panggil si bontot dulu."

Mereka bergegas ke ruang makan, kecuali Amira yang harus ke lantai 2 untuk membangunkan putra bungsunya.

KELUARGA ADHINATHA [ENHYPEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang