Bab 6

3.1K 191 0
                                    

Kontrak yang mereka sepakati sudah berjalan selama beberapa hari, dan semuanya baik-baik saja.

Lisa selalu datang secara tiba-tiba ke flat miliknya saat tengah malam dimana dia sudah tertidur lelap.

Mafia itu datang dengan kondisi yang berbeda-beda. Pernah suatu hari Lisa datang dengan darah yang membasahi seluruh bajunya dan itu membuat Jisoo muntah karena tidak terbiasa mencium darah seperti itu.
Atau kadang Lisa datang dengan beberapa luka, itu yang membuat Jisoo sedikit khawatir dibuatnya.

Dan sekarang? Jisoo hanya diam didalam kamarnya karena Lisa melarang dia keluar dari flatnya hari ini! Padahal dia ingin bekerja!!!

"Kenapa aku menyetujui poin itu?" Ucap Jisoo.

Seharusnya dia menolak poin itu, bagaimana dia tidak bekerja? Yak, nanti bosnya akan ceramah saat dia mulai bekerja lagi disana.

"Aku tidak bisa diam seperti ini, aneh" ucap Jisoo.

Dia berdiri dan mengambil mantelnya disana, dia akan pergi bekerja saja. Rasanya aneh jika dia hanya duduk diam, biasanya dia terus bekerja sampai larut malam dan itu sudah menjadi kebiasaannya.

Dan pasti tidak ada yang mengawasinya kan?

Lisa hanya menyuruh untuk tidak keluar rumah, tapi Lisa tidak tahu jika dia keluar bukan?

Saat Jisoo membuka pintu, ternyata ada dua orang yang sudah berdiri didepan pintunya itu.

"Omoo" ucap Jisoo kaget.

Dia memegang pintu sembari satu tangannya memegang dadanya karena kaget melihat dua orang itu.

"Siapa kalian!?" Ucap Jisoo ngegas.

"Kami diperintahkan bos" ucapnya.

"Wah, jinjjaseo!? Kenapa wanita itu berlebihan sekali astaga" ucap Jisoo sedikit kesal disana.

Bagaimana bisa Lisa menyuruh orang untuk memastikan jika dia tidak keluar hari ini? Wah, benar-benar menjengkelkan.

"Minggir, aku ingin bekerja" ucap Jisoo.

"Maaf tapi tidak bisa. Bos menyuruh kami untuk tidak membiarkanmu keluar dari sana" Ucapnya.

"Hanya sebentar saja, dan itu sangat dekat. Hanya tinggal berjalan beberapa meter astaga!" Ucap Jisoo frustasi.

"Maaf" ucap mereka.

Jisoo terkekeh lalu menghela nafasnya disana, wah ini akan benar-benar susah jika dia harus kabur dari sini.

Alasan pertama adalah dia sendirian sedangkan mereka berdua. Kedua, ini adalah syarat yang ada didalam kontrak yang sudah ia tandatangani dan yang terakhir adalah kemampuan bela dirinya tidak semahir kedua orang itu.

"Begini saja, agar kita sama-sama aman bagaimana jika kalian ikut bersamaku huh? Aku hanya akan bekerja dan tidak akan kabur kemanapun" ucap Jisoo.

Kedua orang itu diam.

"geudeul-eun naleul michige hae" ucap Jisoo.

Dia menghela nafasnya dan menatap kebelakang kedua orang itu, ada celah untuk kabur tapi pasti dia akan tertangkap lagi.

"Bagaimana? Jangan gunakan kekerasan dan ikut saja bersamaku. Semuanya pasti akan aman, lagipula Lisa tidak akan tahu jika kita keluar bukan? Hanya sebentar, paling setengah jam atau 1 jam saja" ucap Jisoo.

"Okay!" Teriak Jisoo tanpa mendengarkan ucapan kedua orang itu.

Dia langsung berjalan menuju lift dan turun kebawah, kedua orang itu hanya bisa menghela nafasnya dan mengikuti Jisoo dari belakang.

Bagaimanapun tugas mereka adalah menjaga wanita ini agar tidak kabut atau lecet, jika kedua itu terjadi mungkin mereka tidak akan bisa melihat cahaya lagi.

Dan tidak ada pilihan lagi selain mengikuti ucapan Jisoo karena mereka sudah ada dijalan menuju cafe tempat dimana Jisoo dan Rose bekerja.

"Kau masuk? Katanya izin" ucap Rose yang bingung.

"Wee? Aku bosan diam dirumah" ucap Jisoo.

"Dan, siapa dua pria itu?" Ucap rose sembari menunjuk kedua pria yang ada di belakang Jisoo.

"Hampir saja lupa" ucap Jisoo.

Dia berjalan kearah kedua orang itu yang sedang berdiri di pintu dan menyuruh mereka untuk duduk di salah satu kursi disana.

"Kalian duduk disini, mau kopi?" Ucap Jisoo.

"Tentu" ucapnya.

Jisoo langsung berjalan kebelakang dan membuat dua kopi untuk kedua orang itu, bagaimanapun mereka sudah baik padanya dengan mengizinkannya kesini.

Dia membawa nampan dan menaruh kedua cangkir kopi itu kemudian berjalan kedepan lagi.

"Ini dia. Ingat, jangan memberi tahu Lisa jika aku ada disini" ucap Jisoo.

Dia kembali lagi kebelakang dan memakai celemek cafe dan mulai bekerja disana.

"Kau seperti putri presiden saja, ada yang mengawal" ucap Rose.

"Yak, aku sangat risih! Diikuti kemanapun aku pergi dan tidak bebas!! Benar-benar menjengkelkan" ucap Jisoo.

"Apakah wanita menyeramkan waktu itu tidak menyakitimu? Dia adalah seorang mafia disini, pasti sangat kasar" ucap Rose.

"Dia memang kasar tapi aku suka. Tapi dia sangat ganas dan penurut saat diatas ranjang" ucap Jisoo.

Rose langsung menatap Jisoo horor disana, dia melihat tangannya yang merinding akibat ucapan Jisoo tadi.

"Dasar sialan! Astaga aku merinding mendengar itu" ucap rose.

Jisoo tertawa mendengar dan melihat itu, rose sangat lucu sekali. Wah, ini pertama kalinya dia melihat rose merinding hebat seperti tadi.

Mereka kembali bekerja karena ada beberapa pelanggan yang masuk untuk membeli kopi.

Dan tak terasa jika Jisoo bekerja hingga sore hari, ya sore hari!!!!

Itu berarti berapa jam dia ada disini.

Lalu bel yang ada di pintu berbunyi, tanda jika ada pelanggan lagi disana.

"Selamat data—" ucap Jisoo terpotong saat melihat siapa yang masuk.

"Shibal" umpat Jisoo.

Dan yang masuk adalah Lalisa Manoban.

'Mati aku' batinnya.

.

.

.

TBC

Boss Bitch BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang