Bab 25

1.2K 98 1
                                    

Beberapa hari setelah itu, mereka tidak saling bertemu atau berkomunikasi, mereka memutuskan untuk break terlebih dahulu sampai keadaannya baik kembali.

Jisoo, dia langsung kembali ke rumah sewanya dan bekerja di kafe lagi. Untungnya pemilik kafe mengizinkannya masuk lagi, dia juga sedikit malu karena dia pernah menghilang begitu saja dan meninggalkan kafe.

Sekarang, dia ada di rumah sewanya karena kafe hari ini tutup. Ada hari khusus sekarang, itulah alasan kenapa kafe itu tutup.

Jisoo duduk diatas lantai dan memeluk lututnya sendiri disana.

Jujur saja, dia sangat merindukan Lisa sekarang.

Tapi saat kejadian itu yang menghalanginya untuk menemui atau menelpon Lisa disana.

"Sialan, ini bisa membunuhku" ucap Jisoo dramatis.

Tidak, dia tidak bisa diam disini dan terus merasakan rasa itu. Dia harus mencari udara segar dan menjernihkan pikirannya, ya dia harus melakukan itu.

Jisoo berdiri dan membawa jaketnya, dia akan keluar dan menikmati waktu sore pada hari ini.

.

.

.

Di kantor Lisa...

Ten sedang mengoceh tentang pekerjaan mereka disana, tapi dia tidak mendengarkan karena terus memikirkan Jisoo.

Didalam pikirannya, hanya ada Jisoo.

"Lisa!" Ucap Ten.

Lisa menatap Ten yang sedang menatapnya itu, Ten mengernyitkan keningnya karena tidak biasanya Lisa seperti ini.

"Haruskah aku membawa Jisoo kemari?" Ucap Ten.

"Jangan, dia masih marah padaku" ucap Lisa.

Ten menghela nafasnya, sebenarnya dia tidak ingin terlibat dalam hubungan pribadi Lisa tapi dia perlu membantu Lisa yang tidak tahu apa-apa tentang cinta itu.

"Sebenarnya ada masalah apa diantara kalian? Sudah beberapa hari ini kau kurang fokus dan itu pasti karena Jisoo bukan? Ceritakan padaku, aku bisa memberimu saran" ucap Ten.

"Duduklah" ucap Lisa.

Ten yang tadinya sedang berdiri disamping Lisa langsung duduk di kursi depan Lisa.

"Waktu Jisoo dibawa menemui pria itu, setelah sampai di mansion dia bertanya padaku apakah aku mencintainya. Aku bilang tidak tahu dan kami bertengkar. Dia bertanya lagi, apakah aku hanya menganggapnya sebagai sugar baby saja dan aku bilang ya" ucap Lisa.

Nah kan, apa dia bilang.

"Pantas saja Jisoo marah seperti itu" ucap Ten.

"Apa salahku? Aku berkata yang sejujurnya padanya" ucap Lisa.

"Kau seharusnya tidak mengatakan itu jika memang itu adalah kenyataannya, kau menyakiti perasaan Jisoo. Jisoo mencintaimu, Lisa. Dia sangat mencintaimu" ucap Ten.

"Cinta? Apa itu cinta? Seperti aku menyayangi mendiang ibuku?" Ucap Lisa.

"Bukan, itu berbeda. Cinta yang aku maksud adalah suatu emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi. Cinta juga dapat diartikan sebagai suatu perasaan dalam diri seseorang akibat faktor pembentuknya" ucap Ten.

"Apakah aku mencintainya?" Ucap Lisa.

"Kenapa bertanya padaku? Tanyakan itu pada dirimu sendiri!" Ucap Ten.

Lisa diam saja disana.

Ten menghela nafasnya lagi disana. Lihat? Lisa sangat pintar dan  berpengalaman dalam hal bela diri, menembak ataupun memainkan emosi orang tapi Lisa sangat tidak berpengalaman dalam hal cinta dan hal-hal yang sepert itu.

Mungkin itu karena orang-orang yang dia cintai akan pergi pada akhirnya, sama seperti sebelum-sebelumnya.

Ini adalah kisah pahit Lisa sebelum dia bertemu Jisoo, sebenarnya Lisa akan menikah dengan seorang gadis bernama Jane Ramida tapi pada saat hari pernikahan mereka tiba-tiba musuhnya datang dan membunuh Jane dihadapannya.

Lisa beranggapan jika siapapun yang dia cintai akan mati pada akhirnya dan memutuskan untuk menutup hatinya selama-lamanya.

Tapi, saat Jisoo datang semuanya menjadi goyah. Bertahun-tahun setelah kejadian naas itu, saat Lisa sudah mantap untuk menutup hatinya, dia bertemu Jisoo dan pertahanannya runtuh.

Alasan kenapa dia tidak mengatakan jika dia mencintai Jisoo adalah karena dia takut Jisoo juga akan mati karenanya.

Mungkin itu karena dosa-dosa yang telah dia lakukan hingga membuat orang-orang yang dicintainya mati.

Itu mungkin karma untuknya.

Dia tidak ingin Jisoo terkena karma itu dan mati seperti Jane, dia tidak mau karena Lisa mencintai Jisoo.

Ya, Lisa sangat mencintai Jisoo.

"Lisa, ada masalah di tempat pembangunan kita" ucap Ten yang selesai menerima telpon disana.

"Beritahu aku" ucap Lisa.

"Lebih baik kau melihatnya sendiri" ucap Ten.

"Apakah serius?" Ucap Lisa menatap Ten.

"Aku pikir begitu" ucap Ten.

"Damn it" ucap Lisa.

Mereka langsung pergi ke tempat pembangunan bersama anak buah Lisa yang ada disana.

Kenapa selalu ada masalah ketika Lisa sedang memiliki suasana hati yang buruk? Kenapa selalu seperti itu?

.

.

.

Jisoo sedang duduk disebuah gang yang sepi sekali, dia merasa tenang jika duduk di tempat yang sepi dan sunyi seperti ini.

Dia ditemani oleh seekor kucing yang sedang menduselkan kepalanya pada kaki Jisoo dibawah sana.

Jisoo menatap keatas, dimana langit yang mulai mendung. Sepertinya akan turun hujan hari ini, kenapa sore hari yang indah seperti tadi harus berganti menjadi gelap dan hujan?

Apakah itu pertanda akan sesuatu yang buruk terjadi?

Saat sedang diam, tiba-tiba ada beberapa orang yang keluar dari kegelapan gang sampingnya.

Jisoo tidak menghiraukan itu karena dia pikir siapa yang akan berjalan di gang seperti ini, tapi dia salah.

Tiba-tiba seseorang memukul kepalanya dengan sebuah balok kayu hingga dia langsung terjatuh kebawah.

Kucing yang sedang bersamanya langsung berlari pergi karena kaget akan itu.

Kepala Jisoo sungguh berputar-putar dengan hebatnya dan pandangannya mulai memudar.

Dia bisa melihat dengan samar beberapa orang dengan topi dan masker hitam sedang menatapnya dan seseorang sedang menelpon disana.

Lalu pandangannya menjadi gelap.

.

.

.

TBC

Boss Bitch BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang