Lisa diam dan masih menatap Jisoo yang sudah tergeletak diatas tanah dengan guyuran hujan yang lumayan lebat.
"J-jisoo" ucap Lisa pelan.
Dia langsung terduduk dan memangku tubuh Jisoo itu. Lisa menata wajah Jisoo yang mulai pucat dan memutih itu, dia menepuk-nepuk pipi bayinya itu pelan agar Jisoo bangun terlebih dahulu.
"Bawa mobil kemari!" Teriak Lisa.
"Phi...." Ucap Jisoo sangat pelan.
Lisa langsung menatap Jisoo yang membuka matanya itu, dia tersenyum dan senang karena Jisoo sadar disana.
"Kita akan segera ke rumah sakit, bertahanlah sebentar lagi" ucap Lisa.
Jisoo tersenyum dengan bibir pucatnya itu. Dia memegang tangan Lisa dengan tangan yang mulai dingin.
"Phi... Kau datang?" Ucap Jisoo.
"Tentu saja aku datang, aku akan membawamu ke tempat yang hangat" ucap Lisa.
"Maaf jika aku kekanak-kanakan dan pergi begitu saja, tapi aku marah" ucap Jisoo.
"Jangan banyak bicara Jisoo, kau sedang terluka" ucap Lisa.
Lalu mobil hanya bisa berhenti beberapa meter dalam gang karena tidak muat lagi untuk masuk kedalam.
Lisa langsung menggendong Jisoo dan berjalan cepat kearah mobil. Dia tidak bisa berlari karena bisa-bisa dia terjatuh karena tubuh Jisoo lebih besar darinya.
"Phi, aku senang bertemu denganmu" ucap Jisoo.
"Apa yang kau bicarakan, kau melantur" ucap Lisa.
Sialan, jaraknya dengan mobil lumayan jauh! Arghhhhh!!!!!
"Phi, apakah kau mencintaiku?" Ucap Jisoo sembari menatap wajah Lisa diatas.
"Ya, aku mencintaimu. Aku sangat mencintaimu Kim Jisoo" ucap Lisa.
Jisoo tertawa pelan sembari terbatuk darah disana. Meskipun begitu, dia terus tertawa senang mendengar ucapan Lisa tadi.
"Aku tidak tahan lagi phi, sepertinya aku akan pergi" ucap Jisoo tambah pelan.
"Apa yang kau bicarakan! Tetaplah sadar dan kau akan baik-baik saja" ucap Lisa emosi campur khawatir.
"Aku senang sekali mendengar itu disaat akhir seperti ini, jika begini aku tidak penasaran lagi dan semuanya sudah terpecahkan" ucap Jisoo.
Lisa tidak menjawab dan berusaha untuk segera mencapai mobilnya itu. Mereka harus segera sampai ke rumah sakit karena Jisoo sudah kehabisan lumayan banyak darah.
Jisoo mengangkat tangannya untuk memegang wajah Lisa dengan pelan. Dia memegang wajah Lisa dan tersenyum.
"Terimakasih sudah mencintaiku, aku juga mencintaimu phi" ucap Jisoo.
Saat pintu mobil akan dibuka dan mereka akan masuk, tiba-tiba tangan Jisoo yang memegang wajahnya itu langsung terhempas begitu saja.
Lisa yang tadinya akan masuk langsung diam ditempatnya.
"Jisoo?" Ucap Lisa.
Mereka langsung masuk kedalam dan pergi ke rumah sakit. Setelah sampai, Jisoo dibawa menuju ruang pemeriksaan bersama dokter yang memeriksa Jisoo beberapa waktu lalu.
Lisa dan anak buahnya menunggu diluar dengan baju yang sudah basah kuyup dan bau darah yang sangat menyengat.
Tak berapa lama kemudian dokter keluar. Dokter itu langsung memberikan bow pada Lisa beberapa kali.
"Kenapa kau? Bagaimana keadaannya? Apakah operasinya bisa langsung dimulai sekarang?" Ucap Lisa.
"Maafkan kami. Kami sudah melakukan yang terbaik" ucap dokter itu.
Lisa tertawa dan langsung mencekik dokter itu hingga tubuh dokter itu membentur dinding dengan sangat keras karena itu.
"Jangan main-main denganku" ucap Lisa dingin.
"Lepaskan dia Lisa!" Teriak Ten.
Beberapa anak buahnya langsung berusaha untuk melepaskan cengkraman tangan Lisa pada leher dokter itu. Dan berhasil, butuh 7 orang untuk melepaskan itu.
"Lepaskan aku! Dia harus mati! Dia tidak becus dalam bekerja!" Teriak Lisa marah.
"Dengarkan ucapannya dulu!" Teriak Ten.
Lisa menatap dokter itu dengan dingin dan nafas yang memburuh karena marah tadi.
"Pasien atas nama Kim Jisoo meninggal dunia pada tanggal 19 Maret karena peluru yang mengenai organ dalamnya dan kehilangan banyak sekali darah" ucap dokter itu.
"Apa? Dia sungguh membuatku marah Ten!!!" Teriak Lisa lagi.
Saat Lisa akan meninju dokter itu, tiba-tiba pintu terbuka dan keluarlah brankar dengan seseorang yang sudah ditutupi oleh kain putih diseluruh tubuhnya itu.
Lisa diam melihat itu.
Dia berjalan kearah brankar itu dan melihat tangan yang sangat tidak asing lagi baginya itu.
"Tidak mungkin dia kan?" Ucap Lisa pada Ten yang ada dibelakangnya.
Ten tidak menjawab dan menatap kearah lain. Dia tidak ingin menatap wajah Lisa yang terlihat bingung itu.
Lisa membuka kain putih yang menutupi wajah orang itu dengan ragu-ragu karena dia takut jika itu memang benar orang yang sangat dia cintai itu.
Dia langsung terdiam ketika melihat wajah yang ada diatas brankar itu.
"Huh? Tidak mungkin" ucap Lisa terbata.
Lisa menatap orang itu dengan mata yang berkaca-kaca dan memegang wajah orang itu dengan tangan yang bergetar hebat itu.
Itu Jisoo.
Kenapa ada dia diatas sana.
"Tidak mungkin" ucap Lisa dengan air mata yang sudah mengalir.
Anak buah Lisa langsung berbalik dan menjaga area agar tidak ada yang mendekat kesana. Mereka hanya diam saat mendengar suara tangisan bosnya itu.
"Kenapa kau ada disini?" Ucap Lisa.
Jisoo hanya menutup matanya dan wajah yang sudah pucat pasi itu. Sekujur tubuhnya sudah dingin dan kaku. Seperti mayat.
Lisa langsung memeluk tubuh Jisoo yang dingin itu sembari menangis dengan keras sekali.
"Seharusnya aku yang ada disini, bukan kau. Jangan pergi... jangan meninggalkanku" ucap Lisa sembari menangis.
Ten hanya mengelus pundak Lisa.
"Aku sudah mengatakan itu jadi bangunlah, bukankah kita harus pergi ke pantai lagi? Kau bisa bermain air sepuasnya jadi bangun" ucap Lisa.
Ini mimpi yang sangat buruk sekali.
Dia ingin bangun sekarang.Kenapa setiap orang yang dia cintai meninggalkannya seperti ini? Mulai dari ibunya, Jane dan Jisoo. Kenapa mereka memiliki takdir yang sama?
Mati jika bersamanya.
Kenapa terus seperti itu? Apakah Lisa adalah kutukan hingga membuat orang-orang yang dicintainya mati seperti ini? Tapi kenapa Jisoo juga?
Lisa sangat mencintai Jisoo, kenapa tuhan juga membawanya dari sisinya?
Apakah dia tidak pantas untuk bahagia? Atau memang ini adalah takdirnya untuk tidak memiliki seseorang yang dia cintai?
Kenapa tuhan sangat kejam padanya?
.
.
.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Boss Bitch Baby
RomanceMature content++ GxG area~ Kisah seorang wanita cantik yang terjebak didalam lingkaran seorang mafia paling berkuasa di Thailand. Cerita GxG keenamku.