Bab 22

1.3K 101 1
                                    

Jisoo sedang duduk didalam kamar sembari memainkan ponselnya disana, dia bosan karena Lisa tak kunjung pulang.

Mungkin masalah disana lumayan serius sehingga Lisa lama sekali, dia maklum dan akan menunggu seperti biasa.

Lalu terdengar suara ketukan pintu.

"Nona? Ada tamu dibawah" ucapnya.

Jisoo mengernyitkan keningnya, tamu? Apa maksudnya? Dia berdiri dan membuka pintu kamar.

"Suruh dia kembali nanti, Lisa belum kembali" ucap Jisoo.

"Tamu itu ingin bertemu dengan anda" ucapnya lagi.

"Aku?" Ucap Jisoo tambah bingung.

Dia dan maid itu berjalan menuju tangga dan turun kebawah, dia melihat ada seorang pria dengan pakaian seperti Haruto disana.

Saat pria itu melihatnya Jisoo, pria itu langsung berdiri dan merapikan jasnya.

"Sawadikap, nona. Perkenalkan saya adalah Mark, sekretaris bos Marco" ucap Mark.

Marco? Kenapa nama itu tidak asing lagi dengan telinganya itu?

"Kenapa kau ingin bertemu denganku?" Ucap Jisoo.

"Aku diperintahkan untuk membawamu menemuinya sekarang" ucap Mark.

Jisoo menatap para anak buah Lisa yang sudah terlihat khawatir disana? Wajah mereka sungguh terlihat takut dan aneh, kenapa mereka semua takut saat mendengar nama Marco?

"Siapa Marco?" Ucap Jisoo disana.

"Dia adalah ayah dari nona Lisa" ucap Mark.

Shit, mampus.

Jisoo ingat sekarang, Marco adalah ayah Lisa. Orang yang dikatakan Lisa sangat jauh darinya dan hubungan mereka sedikit tidak baik itu.

Bagaimana ini!?

"Ini adalah baju yang harus kau pakai, ganti bajumu dan ikut denganku" ucap Mark.

"Nanti Lisa akan mencariku" ucap Jisoo.

"Ikut secara sukarela atau dengan kekerasan?" Ucap Mark dingin.

Shit, pria ini marah sekarang.

Jisoo membawa kotak berisi baju itu dan naik lagi keatas untuk mengganti bajunya, dia sungguh tidak enak sekarang.

"Bagaimana ini" ucap Jisoo pada maid yang ikut dengannya itu.

"Saya akan menghubungi bos Lisa dengan cepat, tapi saya tidak bisa berbuat banyak sekarang. Kami tidak bisa melawan jika itu perintah dari tuan Marco" ucapnya menyesal.

Jisoo menghela nafasnya. Dia masuk kedalam kamar dan berganti pakaian dengan dibantu oleh maid tadi, bukan bantu saat ganti baju tapi saat merias.

Ya, dia juga harus merias wajahnya.

Bukankah itu aneh?

Kenapa ayah Lisa ingin bertemu dengannya dengan penampilan seperti ini?

"Apakah dia akan menjualku" gumam Jisoo.

Dia menggelengkan kepalanya ketika memikirkan hal itu, tidak. Dia tidak boleh berpikiran macam-macam, mungkin saja jika ayah Lisa ingin berkenalan dengannya saja.

Setelah selesai, Jisoo dan maid itu keluar lalu turun lagi kebawah. Mark yang melihat Jisoo sudah siap langsung pergi dari sana.

Jisoo berjalan menyusul Mark dan dia keluar dari mansion Lisa dengan cepat karena harus menyesuaikan jalan Mark yang begitu cepat.

"Cepat hubungi bos" ucap salah satu anak buah Lisa.

.

.

.

Jisoo sedang ada didalam mobil dengan Mark dan satu sopir didalam sana. Dia memainkan tangannya karena merasa gugup sekarang.

Dari tadi, Mark hanya diam dan menatap kedepan tanpa berbicara sepatah katapun.

Entah ini hanya perasaan Jisoo, tapi dia merasa jika Mark sangat dingin padanya? Dia bisa melihat dan merasakan itu saat Mark melihat dirinya tadi.

Dan mereka sampai di sebuah mansion yang lebih besar dari milik Lisa disana.

Mobil yang dinaikinya berhenti didepan pintu masuk mansion dan mereka turun dari mobil.

Saat dia masuk kedalam mansion, seluruh anak buah Marco menatapnya saat dia berjalan melewati orang-orang itu.

Bagaimana orang-orang itu tidak melihat? Jisoo terlihat begitu cantik saat berjalan dengan pakaian yang dia kenakan itu.

Bagaimana orang-orang itu tidak melihat? Jisoo terlihat begitu cantik saat berjalan dengan pakaian yang dia kenakan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ingat? Jisoo adalah standar kecantikan Korea Selatan.

Dia bak dewi dari khayangan yang sedang berjalan.

Dan itu membuat dia menjadi pusat perhatian di dalam mansion besar itu.

Jisoo dibawa ke sebuah ruangan makan yang sangat mewah sekali, dia berpikir jika itu bahkan lebih mewah dari milik Lisa.

Dan dia melihat ada seorang pria tua yang sudah duduk di kursi tunggal meja makan itu.

Dia baru sadar jika sudah ada makanan diatas meja itu, mereka akan makan maksudnya?

"Pantas saja anak itu terpikat denganmu" ucap Marco saat melihat Jisoo disana.

Huh?

Jisoo berdiri diam didekat Marco karena tidak tahu harus duduk atau tidak, Marco belum menyuruhnya untuk duduk.

Dia harus menunggu tuan rumah mempersilahkan bukan?

"Duduklah" ucap Marco.

"Kha" ucap Jisoo lalu duduk di salah satu kursi dekat Marco.

Marco menatap Jisoo dengan intens dan seakan sedang menilai Jisoo disana.

Jisoo merasa risih sekarang.

"Aku adalah ayah Lisa, Marco Bruschewiler Manoban" ucap Marco.

'Wih, namanya bagus dan sulit secara bersamaan' batin Jisoo.

"Namaku Kim Jisoo kha" ucap Jisoo sopan disana.

Bahasanya menjadi sangat sopan ketikan tahu jika pria itu adalah ayah dari Lisa, mungkin ini refleks.

"Langsung ke intinya saja, aku ingin kau segera pergi dari sisi putriku secepatnya. Pergilah sejauh mungkin dan jangan dekati putriku lagi" ucap Marco.

Huh?

.

.

.

TBC

Boss Bitch BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang