Bab 24

1.2K 96 2
                                    

Selamat berbuka puasa^^

.

.

.

"Ah, tidak. Maksudku bukan tidak tapi aku tidak tahu" ucap Lisa.

"Kenapa kau tidak tahu phi!?" Ucap Jisoo sembari meninggikan suaranya.

Lisa menatap Jisoo yang sedang menyeka air matanya itu, dia menghela nafasnya dan berjalan kearah kaca besar yang ada disamping mereka itu.

"Aku tidak pernah menganggap sebuah hubungan dengan serius hingga tak tahu apa itu cinta" ucap Lisa.

"Kau pasti merasakannya phi! Sama sepertiku!" Ucap Jisoo.

Jisoo sudah frustasi mendengar jawaban yang keluar dari mulut Lisa itu, dia marah dan campur aduk.

"Kenapa kau seperti ini phi" ucap Jisoo sembari menangis disana.

"Seharusnya aku yang bertanya padamu, kenapa kau seperti ini?" Ucap Lisa yang ikut marah disana.

Jisoo mendekat kearah Lisa sembari menyeka air matanya dengan kasar.

"Kau mencintaiku atau tidak?!" Teriak Jisoo.

"Kenapa kau terus menanyakan itu!!" Teriak Lisa.

Hah, sekarang mereka saling berteriak disana.

"Apakah selama ini kau hanya menganggap hubungan kita hanya sebatas kontrak saja?" Ucap Jisoo lagi.

"Tentu saja, bukankah dari awal memang seperti itu?" Ucap Lisa.

"Hah. Wah, jinjjaseo" ucap Jisoo dengan menutup wajahnya dengan kasar itu.

Jisoo menatap Lisa lagi, tadinya dia menangis tapi sekarang dia marah. Sangat marah hingga dia ingin memukul seseorang sekarang.

"Kau menganggapku hanya sebagai baby sugar mu saja?" Ucap Jisoo.

"Kau memang sugar baby ku" ucap Lisa.

"Phi..." Ucap Jisoo pelan.

Astaga, dia benar-benar tidak menyangka jika jawaban Lisa akan seperti itu.

Amarahnya tadi langsung berganti dengan rasa sesak di dada. Air matanya berlomba-lomba akan keluar lagi dari matanya itu.

"Kau tidak mencintaiku" ucap Jisoo.

Air matanya langsung jatuh disana.

"Kenapa kau menangis lagi" ucap Lisa panik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa kau menangis lagi" ucap Lisa panik.

"Itu karenamu!!! Kau sungguh bodoh karena tidak mengerti situasi ini!!!!" Teriak Jisoo keras.

"Hey, jangan menangis" ucap Lisa sembari memegang tangan Jisoo.

Tapi sekali lagi, Jisoo langsung menarik tangannya. Jisoo menatap Lisa dengan marah tapi matanya sedang mengeluarkan air mata.

"Memang seharusnya ini tidak terjadi phi. Aku mencintaimu dan berharap jika kau mencintaiku! Tapi tidak! Kau hanya menganggap ku sebagai pemuas nafsumu saja! Aku sangat marah pada diriku sendiri karena memiliki rasa lebih dari itu!!!!" Teriak Jisoo.

Jisoo mundur dan berjalan menuju lemari dan membawa semua bajunya disana, dia memasukkan baju-bajunya yang dia miliki bukan yang dibelikan Lisa kedalam tas yang ada diatas lemari.

"Apa yang kau lakukan?!" Teriak Lisa.

"Pergi, aku akan pergi dari sini" ucap Jisoo.

"Apa maksudmu?" Ucap Lisa.

Jisoo berbalik dan menatap Lisa dengan tas yang sudah dia pegang itu.

"Aku ingin mendinginkan kepalaku dan mencari pencerahan" ucap Jisoo.

Dia berjalan kearah pintu dan pergi dari sana dengan perasaan yang campur aduk, dia marah, kecewa, sedih dan tak percaya.

"Kau ingin kemana, Jisoo?" Ucap Ten.

"Pergi" ucap Jisoo dingin lalu keluar dari mansion itu.

Ten dan anak buah Lisa menatap Jisoo yang berjalan pergi menuju pintu keluar mansion itu.

Ten langsung menatap keatas, dimana kamar Lisa berada.

Pasti sudah terjadi sesuatu.

Didalam sana, Lisa masih diam ditempatnya. Setelah beberapa saat, dia berjalan menuju balkon dan melihat Jisoo yang sudah berjalan jauh dari mansionnya itu.

Dia menggertakkan giginya dan masuk lagi kedalam. Dia membanting vas bunga yang ada disana dan beberapa barang lainnya dengan membabi buta didalam sana.

Lisa menghela nafasnya sembari menutup matanya. Dia duduk diatas lantai dengan kondisi kamar yang sudah amburadul itu.

Dia masih teringat dengan wajah Jisoo yang sedang menangis, air mata turun dari mata cantik Jisoo.

Gambaran itu terus muncul didalam kepalanya hingga membuat Lisa frustasi dan menangis pada akhirnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gambaran itu terus muncul didalam kepalanya hingga membuat Lisa frustasi dan menangis pada akhirnya.

"Sialan!!!!!" Teriak Lisa keras.

Bukannya apa-apa, tapi....

Sejujurnya, dalam pekerjaannya, cinta selalu bertentangan dengan unsur-unsurnya, ini menciptakan dilema dan membawa penderitaan. Ya, memang benar jika Lisa tidak bisa hidup dengan Jisoo tapi dia tidak bisa hidup tanpa Jisoo. Jika Jisoo ada dan terus disampingnya, Jisoo akan jarang menemukan akhir yang bahagia dalam pekerjaannya.

Pada akhirnya dia atau Jisoo, seseorang akan mati pada akhirnya.

Tidak ada cinta dan kasih sayang, dunianya dipenuhi oleh hitam dan hitam. Begitulah didalam lingkungan Lisa, hanya ada kematian dan kemalangan.

Dan selamanya akan selalu seperti itu.

.

.

.

TBC

Boss Bitch BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang