Bab 15

1.8K 121 1
                                    

Lisa langsung melemparkan tongkat golf yang sudah penuh dengan darah itu pada Ten dan berjalan mendekat kearah Jisoo dengan cepat.

"Bawa bajingan itu keluar dan bersihkan" ucap Lisa.

Lisa menarik tangan Jisoo kearah sebuah kamar yang ada disebuah ruangan lagi didalam sana.

Wah, ada berapa ruangan didalam sini? Jujur saja, disini seperti hotel saja, banyak sekali ruangan.

Ruangan yang mereka masuki adalah kamar yang disediakan untuk Lisa saat dia lelah atau lembur, bisa dibilang itu kamar tidurnya disini.

Setelah masuk kedalam, Lisa berjalan menuju sebuah lemari dan membawa handuk putih didalam sana lalu menyeka darah yang ada pada wajah serta tangannya dengan cepat.

Jisoo bisa mendengar suara orang-orang diluar sana yang sedang melakukan sesuatu.

"Kenapa kau kemari" ucap Lisa.

"Ah, itu..." Ucap Jisoo.

Lisa memegang tangan Jisoo lagi dan menariknya untuk duduk disebuah sofa panjang didalam sana.

Lisa memegang tangan Jisoo lagi dan menariknya untuk duduk disebuah sofa panjang didalam sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sudahkah aku bilang jika jangan menyusulku jika aku sedang bekerja" ucap Lisa.

"I know, tapi ini penting sekali" ucap Jisoo.

Lisa tersenyum dan memegang wajah Jisoo dengan gemas disana, wajah Jisoo sungguh menggemaskan saat serius seperti ini.

"Phi, aku tidak bercanda sekarang" ucap Jisoo.

Lisa tertawa mendengar itu.

"Baiklah, baby girl. Jadi ada apa sampai kau menyusulku kemari" ucap Lisa.

"Saat aku bekerja tadi, ada beberapa pria datang dan meminum kopi disana. Dan mereka membicarakanmu disana" ucap Jisoo.

Yang tadinya Lisa memasang wajah gemas sembari memainkan pipi Jisoo langsung berubah serius ketika baby nya ini berkata seperti itu.

"Apa maksudmu" ucap Lisa memasrika.

"Orang-orang itu pria semua dan mereka mengatakan jika kau adalah jalang sialan karena kau merebut wilayah salah satu pria tadi" ucap Jisoo.

Lisa diam sebentar dan mencoba mengingat siapa yang dia rebut wilayahnya dalam beberapa waktu dekat ini.

Dan dia langsung tertawa ketika ingat siapa orang itu disana.

"Kenapa kau tertawa! Mereka bilang akan meminta bantuan mafia Italia atau Rusia untuk mencelakai mu" ucap Jisoo.

"Italia? Rusia? Hah, omong kosong. Semua mafia itu adalah sahabatku" ucap Lisa sembari tertawa.

"Tapi kau harus waspada meskipun mereka sahabatmu. Kadang ada sahabat yang berubah menjadi musuh" ucap Jisoo.

Lisa menatap Jisoo dan menarik wajah Jisoo disana lalu mencium bibir Jisoo dengan lembut.

Boss Bitch BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang