Bagian 9

109 52 7
                                    

Saat malam dirumah keluarga refarka, seorang wanita muda menunggu didepan rumahnya, menunggu kekasihnya yang akan datang, jarinya bermain dipegangan tangan kursi rotan yang terlihat sudah tua, namun masih kuat dan utuh, menunggu notif di ponselnya dan kakinya dihentak-hentakkannya dilantai bertanda sudah kesal.

"Kemana sih elgi?!"cetusnya kesal, dia adalah putri pertama tuan refarka, yang bernama Aldena Refarka, dipanggil dena, rasa hatinya tak sabar menunggu elgi datang.

•••

Elgi kini sudah memasuki rumah keluarga refarka dan memarkirkan motornya didepan teras rumah tuan refarka, dan seperti biasanya, dena menunggunya didepan pintu.

Elgi berjalan ke dena"Nunggunya udah lama ya sayang?"

"Sayang-sayang!! Mana seblaknya!"pekik dena kesal berdiri melihat elgi.

Elgi langsung memberikan pesanan dena"Nih,"

"Memangnya harus selama ini?! Kamu fikir aku apa, aku tuh lagi ngidam, aku tuh—,"ucap dena dengan kesal namun mulutnya terasa ada tangan Elgi yang menyentuhnya.

Dena langsung menatap heran elga.

"Silent baby," bisiknya.

"Udah ayuk masuk, papa aku nungguin kamu,"ajak dena sembari menggapit tangan elgi agar elgi ikut.

"Trus kalo memang papa kamu nungguin, kenapa kamu nungguinnya diluar? Kan kamu hamil, kan kamu harus—,"

"Ini demi kamu! Kalo misalkan itu kemauan bayinya gimana?"potong dena kemudian bertanya kepada elgi.

Elgi tertawa kecil"Anak lu udah kangen sama gue?"

"Eh elgi!"panggil ibu dena, yakni nyonya elnazhima, dipanggil elna.

Elgi yang melihat elnazhima langsung menegur dan salam, ia tersenyum lalu elgi pun menyalami tuan refarka yang berada disebelah elnazhima.

"Duduk sini, udah lama kamu gak kesini, gimana perkembangan perusahaannya, ada perkembangan atau tidak?"tanya tuan refarka mengajak Elgi duduk.

"Ada pa, tapi, cuma 50 persen, elgi lemes liatnya kenapa gak full aja, tapi kata dena syukurin aja dulu, mana tau pas anak elgi dan dena lahir, berkembang menjadi 100 persen,"ujar elgi menoleh ke ayah dena.

Tuan refarka mengangguk-angguk"Aamiin aamiin, eh dena lagi ngidam seblak ya?"tanya tuan refarka menoleh anaknya yang sangat meburu memakan seblak yang dibeli elgi.

"Ngidam apa candu?"tanya elgi yang juga menoleh ke dena, walaupun elgi tak pernah membawa dena kerumah orangtuanya, dan juga orangtua dena mempercayai elgi memimpin perusahaan tuan refarka.

"Ga tau ah!"ucap dena yang jutek lalu membuka seblak, dan langsung makan.

"Gimana, kalau bulan besok kalian kan udah bisa nikah, tapi memang bulan besok elgi masih kuliah, berapa tahun lagi sih wisudanya?"

"2 tahun lagi, tenang pa, kalo udah tahun besok, tinggal 1 tahun lagi,"

"Iya fikir papa juga gitu, tapi yang gak tenangnya kamu itu nanti gak full jaga dena, masa dena harus disisi kamu, ntar kamunya ngerasa gak bebas."

"Ini aja berasa setengah bebas, setengah gak bebas,"ujar elgi.

Papa dena pun tertawa serta elgi, dena hanya menatap dan masih terus menyantap seblak yang elgi berikan.

Setelah makan, dena pergi ke dapur, dena terasa kenyang sekali, memegang perutnya, lalu bersendawa"Pedesnya juga gak pedes banget, enak banget ah, kenapa ya, pas elgi yang beli, kenapa pas rasanya?"tanya dena dalam kesendiriannya, namun tiba-tiba datang pembantunya.

Elga AuliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang