Bagian 27

68 41 7
                                    

"Kamu beneran udah 3 bulan pacaran sama dena?"

Elgi yang menyeruput teh dengan nikmat, terhenti mendengar ucapan ibunya.

"Mama gak yakin?"

"Gak tau, antara yakin atau enggaknya,"

"Kok mendadak begini? Udah deh ma, kalo setuju dari awal jangan ragu lagi,"

"Iya sih, anak dari tuan refarka—"

"Mama udah tau kan siapa tuan refarka?"

"Iya tau, lagian kenapa kamu bisa ada disana sih?"

Elgi menghela nafas panjang"Ceritanya panjang,"

"Gak mau cerita sama mama?" Tanya sartina meletakkan sayur yang dimasaknya dimangkuk lalu diletakkan dimeja makan.

Elgi bingung ingin cerita darimana, sedangkan kedekatannya dengan dena terbilang rumit dan mendadak, sebenarnya elgi tak mau ikut tinggal dirumah tuan refarka. Namun karena tuan refarka serta istrinya tahu jika elgi adalah pacar dena, elgi dibolehkan tinggal disana, namun tak luput dari ancaman tuan refarka jika ia sudah tau putrinya mengandung, dan elgi tak boleh sembarangan untuk melakukan apapun. Ditambah lagi elgi diberikan kedudukan, membuat elgi gelisah dan lebih enak dirumahnya sendiri daripada dirumah tuan refarka.

"El? Elgi? Lah malah bengong, hey,"sartina menepuk bahu putra tunggalnya.

Elga langsung tersadar dan melihat wajah ibunya yang heran.

Elga berdecak kesal"Ntar juga mama tau gimana bisa elga disana,"

"Tanpa kamu beritahu ya mama ga tau, gimana sih?"

"Iya ntar mama tau."

"Memangnya serumit apa?! Kenapa gak mau jelasin?"

Elgi terdiam sejenak, lalu menelan saliva"Ini karena dena ma, bukan karena elgi,"

Sartina mencoba menerka"Emmm dena yang ajakin kamu? Makanya kamu bisa kerumahnya, dan—"

"Iya pokoknya mama harus positif thinking, gak boleh negatif thinking!"

"Ih kok kayak gitu sih! Inikan mama kandung kamu! Mama yang melahirkan kamu! Masa kamu gak mau jujur sama mama sendiri?!"

Sartina yang ingin menyuci piring menjadi berkacak pinggang melihat putranya"Jangan-jangan kamu gak cinta sama dena, tapi karena dena yang suka sama kamu, jadi kamu terpaksa suka, dan kamu cuma suka—"

Elgi yang mulai negatif thinking dengan ibunya, langsung mengambil handphone dan berpura-pura ada yang menelponnya, ia langsung pergi sembari mengangkat telpon itu.

Dikelas, Aulia termenung bersandar di dinding, tak habis fikir dengan tingkah elga kemarin saat kerumahnya, seperti cemburu namun dirinya dan elgi tak ada hubungan. Didalam dirinya, jujur aulia menyukai elga, namun tak pantas bagi aulia menjadi pacar elga, karena elga sudah punya pacar, dan rasa itu harus dimusnahkan, jika dibiarkan, aulia merasa perasaannya semakin bertambah, tak berkurang.

Fandi yang tadinya menulis, kini sudah siap menulis, lalu pergi ke meja guru. Karena sekarang belum jam istirahat, fandi sempat meminta paraf dengan guru.

"Buk, paraf,"pinta fandi yang memperhatikan buk hayati yang sedang bermain handphone.

"Eh, kamu? Tumben paraf, biasanya enggak,"ujar buk hayati meletakkan handphone nya lalu mengambil pulpen.

"Hehe, maaf ya buk, insyaAllah lain kali fandi gak ulangin,"

"Aamiin,"ucap buk hayati

Yang selesai memparafkan tulisan fandi, lalu memberikan ke fandi.

Elga AuliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang