bagian 10

116 54 5
                                    

Pagi mulai menampakkan keindahannya, dirumah aulia, kini ia bergegas pergi kesekolah, dan kini sudah memakai baju sekolah, belum memakai sepatu, ia juga tak mematikan data selulernya, takut fandi menyangka sudah pergi, dan berjanji berangkat bersama, kini aulia masih sarapan dengan nasi hangat dan telur dadar dipiringnya.

Fandi juga sudah selesai semua, tetapi belum sarapan, fandi buru-buru memakai sepatunya yang tinggal dimasukkan tanpa diikat dan mencari ibunya.

"Mom, momsky! Mom!" panggil fandi mencari ibunya, dan sampai didapur ibunya menyahutnya.

"Iya, loh mau berangkat? Gak sarapan dulu?"

"Gak mam, ada janjian sama seseorang,"jawab fandi setelah salam dengan ibunya.

"Hayo janjian apa? Mau pergi sekolah kok sempat-sempatnya janjian,"

"Hehe, fandi berangkat dulu ya maaa!"

"Iya hati-hati,"sahut ibunya.

Fandi menuju ke motornya yang sudah dikeluarkannya sedari pagi, dan fandi langsung naik dan menghidupkan motor vario dari ayahnya.

"Fandi!"panggil ayahnya, fandi langsung menoleh ke asal suara.

"Iya pak, ada apa?"

Ayah fandi menatap intens anak tunggalnya yang ingin pergi kesekolah.

Fandi yang merasa tak nyaman langsung bertanya"Kenapa pak? Kok aneh gitu ya?"

"Janjian sama pak Rusdan ya? Kebetulan anaknya cewe, nungguin didepan rumah, jangan-jangan kamu—,"

"Eh enggak pak, enggak kok, laiiiin, fandi bareng sama cowo lah, iya, cowo sama cowo, masa iya sama cewe,"ucap fandi berbohong memotong ucapan ayahnya.

Namun ayah fandi tetap menatap fandi intens"Ya udah, hati-hati ya!"ucap ayah fandi yang kembali ceria lagi.

"Yoi pak, tunggu salam dulu,"fandi langsung sama ke ayahnya"Fandi pergi sekolah dulu ya pak,"

"Iya hati-hati,"balas ayah fandi melihat fandi pergi.

Didepan rumah aulia, aulia sudah cukup lama menunggu fandi, bulak balik melihat jamnya, takut telat, rasa hati aulia ingin pergi lebih dulu.

"Kalo pergi sendiri mungkin udah sampai nih!"ketus aulia semakin tak sabaran.

Akhirnya aulia pergi lebih dulu, tapi baru saja beberapa langkah dari rumahnya, fandi sudah sampai dan mengekori dari belakang.

"Hey, aulia! Hey, jangan marah dong! Lo tau sendiri kan? Rumah gue sama  rumah lo lumayan jauh, jadi maklum aja,"

"Tapi hati aku tu gak sabaran fan, rasanya pengen pergi lebih dulu!"

"Gini nih kurang teliti, rumah aku dimana, rumah dia dimana, dah naik!"cetus fandi sembari membawa motornya ke depan aulia, dan menyuruh aulia naik.

Aulia langsung naik dengan wajah cemberutnya.

"Kenapa sih gue liat, seharusnya kan enggak,"keluh fandi melihat wajah aulia.

Aulia melihat fandi"Kenapa? Udah ayo!"

"Iya tuan putri,"jawab fandi dengan ramah, fandi langsung menarik gas sedang motornya, takut aulia marah.

Elga AuliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang