Bagian 22

59 45 7
                                    

Pagi dikamar jofi, ia tengah asik bermain playstation sendiri, memutar game downhill, sibuk menggerakkan jemarinya di stick, namun tiba-tiba ibunya memanggilnya.

"Joshua! Joshuaaaaa!"teriak syahima—ibu jofi didepan pintu.

Tok tok tok!

Ketukan pintu semakin keras membuat jofi cepat-cepat membuka pintu, lalu pergi ke pintu melihat syahima yang melihat intens putranya.

"Mah? Ada apa?"tanya jofi didepan syahima.

Syahima tersenyum manis"Antarin mama yuk!"

"Kemana sih ma? Gak biasa-biasanya mamah keluar jam segini?"

"Kamu fikir ini jam berapa?"

"Jam 8, eh!"jofi langsung melihat jam di dinding kamarnya yang bergambar keluarganya, dan sudah menunjukkan jam 9"Memangnya mama mau ngapain?"tanya jofi kembali ke depan syahima.

"Ada ngumpul sama temen, kamu antar ya!"

"Ya udah ayo!"

"Kamu gitu aja? Gak ganti baju? Ganti dong!"

"Kan cuma ngantar? Iya kan?"

"Ya yang ganteng dong masa kayak baru bangun tidur gitu!"

"Ya udah iya."karena tak ingin panjang lebar dengan ibunya, jofi langsung mengganti pakaiannya.

Dirumah fariz, fariz sedang memberi makan burungnya sembari bersiul-siul seperti berbicara dengan burungnya.

"Fariz! Fariz!"panggil rosmida—ibu fariz, mendekati fariz.

Fariz menoleh ke ibunya"Iya bund, ada apa?"

"Bunda mau pergi ngumpul sama temen, bunda bingung mau ajak siapa, ajak kamu atau iqbal, atau rendi ya?"

"Mama mau kemana?"tanya Fariz menoleh ke rosmida.

"Mama mau ngumpul sama temen, sekalian tunjukin anak juga, mama bingung mau bawa siapa."

"Waaaah pasti ada cewe cantiknya nih."batin fariz"Teman mama ada berapa?"

"3, gak banyak, mereka juga bawa anak, sekalian tunjukin juga."

"Emmm kalo gitu fariz aja bund! Fariz mandi bentar habis itu siap-siap ikut bunda!"fariz langsung berlari ke dalam rumahnya meninggalkan ibunya yang masih diteras samping.

Rosmida masih terheran-heran melihat sikap anaknya kemudian menggeleng heran.

Pagi dirumah pak pratama, elgi masih tidur dikamarnya, ia kerumah orangtuanya sembari memberitahu kalau akan melaksanakan akad dengan restu orangtuanya, namun elgi lupa memberitahukannya karena tugas kuliahnya yang menumpuk.

Di luar kamar, sartina datang lalu mengetuk pintu sampai suaranya keras agar elgi bangun.

"El! Elgiiiii! Eeel! Bangun nak! Eeel! Kok gak bangun-bangun nih anak! Elgiii!"

Elga yang hampir lama mendengar ketukan pintu dan suara ibunya yang memanggilnya, hatinya sangat malas, akhirnya dengan malas elgi membuka pintu.

Didepan pintu, elgi menguap lalu menekan knop pintu yang masih diketuk ibunya.

"Kok gak nyahut-nyahut ?"sartina melihat putranya yang lesu dan matanya masih merah.

"Jam berapa kamu tidur? Hah? Bikin khawatir aja! Kamu tu jangan tidur malam-malam banget!"

"Elgi lagi ngerjain tugas ma!"balas elgi lemas.

"Ck! Intinya ngerjain tugas jangan sampai larut malam! Mama mau apa-apa payah kalo gak ada kamu!"

Elga AuliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang