Bagian 24

80 46 11
                                    

Pagi yang cerah, dan padi-padi dibelakang rumah aulia sudah menghijau menandakan sebentar lagi akan bisa dipanen, tepatnya hari minggu dan setelah berberes-beres rumah, juga sudah mandi.

Kini aulia jalan-jalan kebelakang rumahnya, disepanjang memandangi sawah, terlintas tentang elga yang biasanya datang walaupun hanya bermain game, juga fandi.

"Lu ngapain disini?"

Aulia langsung melihat kebelakang, ada elga yang mengikutinya.

"Ngapain lo disini?"tanya Aulia.

"Lah, malah nanya balik,"jawab Elga cuek.

Aulia menghela nafas kasar"Lu ngapain? Kayak gak ada kerjaan aja,"

"Emang gak ada kerjaan,"

Aulia langsung cuek dan jengkel.

Tiba-tiba handphone elga berbunyi, elga langsung mengambilnya, tertera nama rafiq dilayar handphone nya, elga langsung menekan tombol hijau.

"El! Lu kemana? Kita bentar lagi turnamen lho, kok malah elu yang ngilang!"

"Iya, ini ... Gue dirumah pacar gue, ya udah gue kesana ya sekarang,"

"Pacaran mulu kerjaan lo! Lo ..."

Elga langsung mematikan telponnya.

"Nah, udah ditelpon itu sama ayang, sana gih, jangan bilang gue ganggu pacarnya,"

"Hah?"elga tak mengerti maksud aulia, tak lama elga paham yang diujarkan aulia"Yaudah oke! Gue tinggal ya, hati-hati!"elga langsung pergi.

Aulia yang melihatnya kembali menyusuri jalan perbatasan dari sawah lainnya, sesekali aulia tersenyum-senyum sendiri mengingat elga, dengan secara tidak sengaja dipertemukan hingga akrab hingga kini.

"Aulia!!"panggil seseorang dari belakang, aulia langsung menoleh melihat fandi yang berjalan gontai ke arahnya.

"Gue mau ngomong sama elu,"sambung fandi.

"Lu masuk dari mana?"

"Dari hati kamu,"seloroh fandi.

"Nggombal terus sampe jadi kakek!"

"Eh jangan marah-marah, katanya entar cepat tua, ets lupa juga gue nanya sama elga,"

"Nanya apaan?"

"Tuh, gue pernah liat dia nongki di bengkel yang namanya arban yudhawira, dia kenal gak sama yang punya bengkel?"

"Oh, jadi kenapa lupa?"

"Emm dia ... Natapin gue ngeri banget tadi!"

"Hah? Kayak gak suka gitu?"

"Emm bisa jadi,"

Aulia bingung dengan sikap elga, memang saat aulia melihat sekilas saat elga menatap fandi seperti tak suka, apa elga cemburu jika ada fandi atau mereka ada masalah? Aulia menepis tentang itu lalu merasakan semilir angin yang menerpa wajahnya.

"Aulia,"panggil fandi lagi berjongkok disebelah aulia"Gue sebenarnya cocok gak sama kaila? Heran gue suka banget menjauh,"

"Makanya jadi siswa itu harus fokus sekolah, bukan fokus pacaran! Disekolahin itu biar nambah ilmu bukan nyari jodoh!"sindir aulia tak menoleh ke fandi.

Fandi menghela nafasnya berat"Kan sekalian loh, emangnya lu gak kayak gitu?"

"Kagak,"jawab aulia datar.

"Masa siiiih? Lah ntar lagi lu juga ngerasa sama elga, lu suka sama elga kan?"

"Dih! Ngarang lu!"

"Daaah jujur aja, masa iya sih elga natapin gue sampai gak suka gitu, buktinya aja pas sama elu wajahnya riang banget, biasa-biasa aja, ketika ada gue? Langsung gak seneng, sekali aja minta tolong ke gue, setelah itu gue disingkirin,"

Elga AuliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang