Bab 25

63.1K 4.1K 574
                                        

Guys, barangkali ada yang mau mutualan IG. Username-nya cokeltmatcha. Nanti DM aja. Pasti aku follback. 😘😘😘

Selamat membaca!

---





"Mas saya pesan cheesecake satu, tiramisu satu, bolu pandan satu. Minumnya lemon tea sama jus alpukat, ya."

"Heh! Lo mau bikin gue miskin mendadak?!"

Hardikan disertai pukulan di kepala baru saja Yere dapatkan dari Rengga. Oknum yang hari ini dengan baik hatinya sudi mentraktir keempat temannya. Katanya, sih, Rengga baru dapat uang pembinaan dari kepala sekolah karena minggu lalu menang lomba debat.

"Tau lo, Yer. Nggak tau diri banget," hujat Olin.

Cewek bermata sipit itu beralih pada sang pelayan.

"Mas saya pesan bolu pandan 2, tiramisu satu, es krim oreo dua sama lemon tea, ya," papar Olin.

PLAK

"Lo juga sama aja,  Romlah!!" seru Yere tak terima.

"Kok lo mukul kepala gue, sih?" protes Olin.

"Bukan salah gue. Salah kepala lo, tuh, yang segede durian Musang King. Kan, jadi bikin gue gemes pengin ngebacok. Untung lagi nggak bawa clurit," celoteh Yere.

Perdebatan itu akan terus berlanjut jika saja tak ada Kara.

"Udah, dong. Lo berdua nggak malu apa diliatin satu kafe?" lerai Kara yang semula sibuk berkirim pesan dengan Satriya karena rencana mereka yang mendadak batal.

"Tau. Pengin viral apa gimana?" sambung Naresh.

Death glare ala Olin langsung tertuju pada Naresh.

"Diem lo! Gue masih gedeg sama lo, ya," desis Olin.

"Wih! Olin sekarang udah gede, ya. Udah berani marahin Naresh," ejek Rengga seraya mengusap puncak kepala Olin. Akibatnya, kini perasaan Olin jadi acak-acakan.

Kata-kata Rengga memang ada benarnya. Akhir-akhir ini Olin terlihat lebih berani pada Naresh. Tak seperti dulu yang ditatap saja sudah menjelma jadi keong sawah.

"Maaf. Ini pesanannya sudah semua?" tanya sang pelayan.

Sejak tadi pelayan laki-laki dengan rambut hitam cepak itu begitu sabar menunggu Rengga dkk memesan dessert andalan kafe ini.

"Mas, saya pesan cheesecake satu sama lemon tea, ya," pinta Kara, lalu kembali fokus pada ponselnya.

"Saya juga, Mas," ucap Naresh dan Rengga secara bersamaan yang langsung dicatat oleh pelayan.

Pelayan pun pergi dari meja para remaja SMA itu.

"Kompak bener haji Bolot sama si Mali," celetuk Yere.

"Bukan kompak, Yer. Justru mereka lagi bersaing," jawab Olin.

Cewek itu melirik sang sahabat yang tengah sibuk berkutat dengan ponsel. Terlalu sibuk hingga ia tak sadar akan topik pembicaraannya bersama Yere juga tingkah laku Naresh dan Rengga.

"Nggak usah ngaco," tegur Naresh.

Olin merotasikan bola matanya, malas.

"Tapi, sayangnya yang jadi penyebab mereka bersaing malah sibuk chatting-an sama cowok lain. Bwahahahahaaa."

Tawa Olin dan Yere meledak begitu saja. Kedua manusia itu seakan kompak merayakan kemenangan atas kalimat ejekan yang baru Olin lontarkan. Lain halnya dengan Naresh yang hanya mampu menampilkan wajah masam. Kalau Rengga hanya senyum-senyum alim.

Possesive PlayboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang