Selamat hari raya Idul Fitri!
Minal Aidzin Wal Faidzin.
Mohon maaf lahir dan batin.
🙏🙏🙏
----
Seluruh keberanian telah ia kumpulkan sejak beberapa hari lalu. Lantas, kini yang perlu ia lakukan hanya mengetuk pintu, bertemu sang pemilik rumah, dan memberikan kotak ukuran sedang dalam genggamannya itu.
Malam pukul 7, suasana sekitar rumah itu terasa amat lengang. Seakan kian mendukung rasa gugup datang menyerbu Naresh dalam sekejap mata.
Setelah beberapa menit diam dan berusaha meyakinkan diri, akhirnya Naresh mengangkat tangan. Bersiap mengetuk pintu yang ada di depannya.
"Ck! Masa gini aja nggak bisa?" gumam Naresh.
Nada bicaranya terkesan meremehkan.
Naresh menarik napas dan membasahi bibir bawahnya. Lalu, pintu pun diketuk dengan tempo pelan. Terkesan agak ragu.
Selang beberapa detik pintu itu terbuka. Sesosok cewek berpiyama Doraemon sudah berdiri di depan Naresh.
Kening mulus cewek itu dihias kernyitan halus ketika melihat Naresh.
"Ngapain?" tanya Kara tanpa basa-basi.
Sebelum menjawab, Naresh menyodorkan kotak tadi lebih dulu.
"Apa?" tanya Kara.
"Buat lo ... sebagai tanda permintaan maaf gue," cicit Naresh.
"Maaf? Emang lo ada salah apa sama gue?"
"Ra ... gue ...."
Otak Naresh mendadak kosong seusai mendengar pertanyaan serta sikap Kara yang demikian. Jelas sekali sikap Kara tampak berbeda. Tidak ada senyum juga tidak ada ekspresi berarti yang terbias dari wajah serta iris matanya.
Dalam sekejap Kara berubah menjadi sosok yang begitu asing untuk Naresh.
"Gue minta maaf soal kejadian hari itu, Ra. Gue tau ... gue salah. Gue keterlaluan," ujar Naresh dengan tegas dan lugas.
"Kejadian hari itu? Ah, yang lo ngatain gue sasimo? Murahan? Ngapain minta maaf? Bukannya lo--"
"Ra, please! Gue salah. Gue emang bego," pungkas Naresh.
Ia mulai emosional saat mendengar Kara membahas perihal ucapannya yang begitu menusuk hati.
"Lo boleh nggak maafin gue, Ra ...," lirih Naresh, lalu meraih tangan Kara.
Cowok berkaus hitam polos itu meletakkan kotak tadi di atas telapak tangan Kara.
"Tapi, tolong terima ini," pinta Naresh.
"Apaan?" tanya Kara seraya menyentak tangan Naresh.
Kara membuka kotak tadi dan terlihatlah sehelai sapu tangan yang terlipat rapi. Terdapat motif bunga Daisy yang dirajut dengan apik, namun ada juga bagian-bagian yang agak melenceng.
Sekilas sorot mata Kara terlihat cukup kaget dengan apa yang dilihatnya. Bahkan, Kara menatap lamat sapu tangan itu. Tetapi, ketika matanya bertemu tatap dengan Naresh, lagi-lagi hanya ekspresi datar yang Naresh lihat.
"Lo yang bikin?" tanya Kara.
Naresh mengangguk mantap.
"Thanks. Tapi, gue nggak butuh," kata Kara.
Hal yang selanjutnya terjadi sungguh berhasil menyayat hati Naresh. Dalam hitungan detik Kara melempar asal kotak beserta sapu tangan pemberiannya. Kara membuang benda itu dengan mudahnya. Padahal, Naresh sudah mengerahkan seluruh usaha dan kemampuannya hanya untuk sapu tangan itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/287327942-288-k460711.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Possesive Playboy
Teen FictionNareshta Ravaleon Arkana adalah cowok populer di SMA Ganesha. Kepopulerannya ditunjang oleh penampilan dan tampang yang rupawan juga kiprahnya sebagai playboy. Naresh biasa berganti pasangan dari cewek yang satu ke cewek yang lain. Karena baginya c...